8

770 78 13
                                    

Yuri mematung ketika yena menyuruhnya memilih antara nyawa dia atau nyawa perempuan yang sepertinya seumuran dengannya

"K-kenapa h-harus milih antara aku a-atau dia?"tanya yuri tergagap

Yena menatap yuri yang tertunduk, untuk beberapa saat yena tidak menunjukkan ekspresi apapun namun kini dia mengangkat salah satu sudut bibirnya dan memperlihatkan senyum mengerikannya

"Ahh maksud lo gw bunuh kalian berdua aja gitu?"tanya yena semakin tersenyum

Yuri yang mendengar ucapan yena sangat terkejut karena yena salah mengartikan ucapan yuri

"Bukan g-gitu maksud a-aku"ucap yuri panik

"Ga ush byk bacot tggl pilih aja apa susahnya sih?!"ucap yena marah

'Ya susah lah dipikir nyawa mainan kali bisa dijadiin bahan pemilihan kyk gini'ucap yuri dalam hati

Beberapa menit berlalu dan yuri masih saja diam tidak bisa memutuskan dia apa perempuan itu yang akan dibunuh oleh yena

"Ok kalau lo diam berarti jawabannya adalah bunuh wanita itu" ucap yena final karena yuri tak kunjung memberikan jawabannya

Yuri yang mendengar keputusan yena langsung menggeleng dengan keras

"Gagagaga gamau, aku gamau jadi pembunuh kayak kamu"ucap yuri

Hyewon dan yujin yang mendengar ucapan yuri membelalakkan matanya tanda bahwa mereka terkejut

'Gede juga nyali dia'ucap hyewon di dalam hati yang masih terkejut karena ucapan yuri yang seakan-akan menantang yena

Yena yang mendengar ucapan yuri terlihat sangat marah,matanya memerah karena menahan amarahnya

"Bunuh sekarang juga atau kalian berdua benar-benar akan mati hari ini"ucap yena kepada yuri

Yuri yang masih dilema terkejut karena yena sudah menodongkan pistolnya ke arah wanita yang yuri tidak kenal siapa namanya dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menodongkan pistol ke arah kepala yuri

"1"

"2"

"..."

"STOPP!" ucap seseorang

"Biarkan aku saja yang mati"lanjutnya

"T-tapi—"jawab seseorang

"Aku tau kau orang yang baik jadi biarkan aku saja yang mati" ucapnya yang terdengar sangat ikhlas

"Tembak aku"lanjutnya lagi

Wanita yang mendengar ucapan wanita lainnya tersebut terkejut karena dia dengan baik hati merelakan nyawanya demi dirinya

"Cepat tembak dia"ucap yena penuh perintah

"Ba-baik"jawab salah satu wanita tersebut

Dor

"Lagi"ucap yena

Dor

"Lagi"ucap yena lagi

"Tembak dia langsung sebanyak 5 kali"lanjut yena

Mendengar ucapan yena wanita tersebut terkejut karena ia berpikir bukan kah wanita yang dia tembak sudah mati?mengapa yena menginginkan dia menembaknya lagi?

Namun karena ia takut yena akan marah maka ia menuruti ucapan yena, wanita tersebut kembali mengarahkan pistolnya ke tubuh wanita yang sudah tidak bernyawa itu dam menembakinya lagi

Dor

Dor

Dor

Dor

Dor

Darah mengalir deras dari tubuh yang sudah tidak bernyawa tersebut

Setelah selesai menembak wanita yang tadi diperintahkan oleh yena untuk membunuh wanita lainnya keadaannya kini tak kalah mengenaskannya dengan wanita yang sudah tidak bernyawa

"Apa yang sudah ku lakukan"tanyanya kepada dirinya sendiri

"Kerja bagus yuri"ucap yena bangga

"Tapi lo tetep harus dilatih untuk menembak tepat pada sasaran"lanjut yena enteng

Yuri yang mendengar hal tersebut tentu saja terkejut—sangat terkejut karena dengan entengnya yena mengucapkan hal tersebut sesaat setelah yuri menembak mati wanita lain yang bahkan ia tak tau namanya

Keadaan yuri benar-benar kacau, rambut berantakan jejak air mata yang ada di ke dua pipinya dan darah yang menempel di tangannya entah sejak kapan ia sendiri tidak menyadarinya

Setelah sesi 'pembunuhan' yuri segera lari menuju kamarnya tak lupa mengunci pintunya agar tidak ada yang mengganggu dirinya yang sedang meratapi apa yang baru saja telah ia lakukan

'Apa yang sudah ku lakukan?kenapa aku membunuhnya?kenapa aku mengikuti apa yang yena dan juga wanita itu inginkan?kenapa bukan aku saja yang mati?kenapa harus wanita itu yang mati?kenapa aku tidak menembak diriku sendiri?' yuri terus saja bertanya kepada dirinya sendiri meskipun ia tau ia tidak akan mendapatkan jawabannya

Setelah selesai dengan sesi tanya jawab—tanya tanya kepada dirinya sendiri, yuri kini beranjak ke arah kamar mandi dan melakukan ritual mandi

'Lihatlah dirimu jalang kau sudah membunuh orang yang tidak memiliki kesalahan terhadapmu' ucap yuri saat berkaca di dalam kamar mandi

Yuri melihat darah yang ada di tangannya dan tiba-tiba dia teringat apa yang tadi telah yena katakan

'Mengajari ku cara menembak?'ucapnya dalam hati ketika mengingat apa yang di ucapkan oleh yena

'Dia ini meminta ku menjadi psikopat juga seperti dirinya atau apa?' ucap yuri lagi dengan alis terangkat satu

'Sudah lah daripada memikirkan psikopat tersebut lebih baik aku merendamkan tubuhku ke dalam bathup yang berisi air hangat dan sabun yang sangat wangi' ucapnya lagi

Setelah kurang lebih 30 menit yuri berendam ia kemudian keluar kamar mandi dan memakai pakaiannya tapi sebelum memakai pakaiannya yuri menatap tubuhnya kembali di depan kaca

'Kapan tanda ini akan segera hilang?aku sudah muak melihatnya'ucapnya dalam hati

Kalau kalian berfikir yuri akan terus menangis sampai akhirnya dia depresi karena semua kejadian yang telah ia lewati di sini berarti kalian salah

Entah kenapa yuri tidak depresi bahkan menangis seperti kebanyakan orang normal lainnya—apakah yuri tidak normal?atau yuri tidak memiliki hati mulia seperti yang ia tunjukan sesaat sebelum membunuh wanita yang tadi ia bunuh?

Entahlah mari kita tunggu di part selanjutnya




















Hehehehehe jangan hujat saya kawand

Vote komen gais
Love u all

Psycho || YenYulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang