Datang Untuk Pergi #8

545 158 28
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca
Happy Reading!
~~~~~~~

    "Aluna udah balik belum?"

    "Langsung ngegas aja, salam dulu kek."

    "Jawab dong kak, urgent!"

    "Belum Yun, emang kenapa sih? Lo nggak bareng dia?"

   "Dia sama Justin, kirain udah balik. Yaudah gue tutup."

    "Gitu doang? Lo telpon gue cuma buat nanya itu aja?"

    "Nggak usah drama, mending lo cari Aluna." Yuna memutuskan sambungan telponnya, dia lagi di dalam mobil bersama Rose dan Jeffrey. Kaget juga denger Aluna pulang sama Justin.

    "Gimana Yun?"

    "Belum balik Ros, mungkin emang mau ngobrol dulu, nanti kalau udah sampai pasti Aluna langsung ngasih tau kita."

    Rose menghela napas. "Sebenarnya Aluna ada hubungan apa sih sama cowok itu?"

    "Beberapa waktu lalu Aluna deket sama Justin, tapi ternyata Justin emang nggak ada rasa sama Aluna. Dia sama Sania itu teman kecil, semacam terjebak friendzone gitu."

    "Sania juga suka sama cowok itu?"

    "Suka uang nya? Mungkin."

    "Heh, mulut ya suka jujur banget."

    "Berapa tahun tuh gue kenal si Sania, kelihatan banget dia ngedeketin cowok-cowok yang uang nya banyak."

    "Terus Aluna gimana?"

    "Aluna mau move on, tapi nggak bisa. Dia mau ngejauh tapi Justin masih terus berada di sekitar Aluna. Bego banget sih temen lo."

    "Kalau masalah Cinta aja bego mah bukan temen gue, becanda. Tapi Aluna tahu kalau si Justin kejebak friendzone?" tanya Rose.

    "Tau, Justin ngomong sendiri. Bagi Justin, Aluna cuma kayak cewek-cewek lain yang lalu lalang dihidup dia. Dia nggak bisa suka sama Aluna bukan karena dia nggak ada rasa sama temen lo itu, tapi dia gengsi. Dia pikir dia cuma bakalan jatuh Cinta sama Sania aja, tapi ternyata perasaan dia ke Aluna juga sama kayak gitu."

    "Jadi dia suka Aluna?"

    "Suka, tapi dibarengin rasa gengsi, juga kasian karena nyatanya perasaan itu nggak bisa sempurna."

    "Hah? Gue nggak paham lo ngomong apa?"

    Yuna menghela napas. "Haduh."

~

    "Minum dulu." cowok itu mengulurkan  botol air mineral yang baru saja dia beli di minimarket kepada Aluna.

    "Makasih." tangisan cewek itu sudah reda, sekarang dia jadi agak malu karena menangis untuk hal seperti itu.

    Dia jadi lemah banget kalau sudah berhubungan dengan Justin, dia tidak bisa mengatakan apapun, lagi pula dia benar-benar tidak tahu masalah mereka, karena Rose hanya mengatakan saudara nya ada yang akan bertunangan dengan Sania hanya sebatas itu.

    "Maafin ucapan Sania."

    "Bukan salah dia, gue emang cuma lagi nggak baik aja perasaannya. Jadi sensitif."

    Justin menghela napas, cewek itu kembali tidak ingin melihat ke arah dirinya. "Mau pulang sekarang?"

    "Iya, gue mau istirahat."

    Cowok itu tidak lagi mengajak Aluna berbicara selama perjalanan menuju rumah Aluna, sementara cewek itu sibuk berkutat dnegan ponselnya, membalas pesan-pesan masuk dari teman-temannya terutama dari Yuna dan Rose.

    Aluna bersyukur punya banyak teman yang peduli dengan dirinya, jadi mungkin kehilangan satu orang seperti Justin tidak akan apa-apa. Mungkin?

    Hari ini keduanya sangat sangat diam, padahal yang Justin ingat dulu saat mereka sering pergi bersama, Aluna selalu saja memiliki hal untuk dibicarakan, selalu ada hal yang membuat Justin tersenyum karena apa yang cewek itu lakukan.

    "Justin, nanti stop di warung makan depan ya, sampai situ aja anterin nya. Nggak perlu sampai ke dalam."

    "Eh kenapa?"

    "Gue mau beli makanan, ada temen gue juga di sana."

    Justin sebenarnya tidak ingin menurunkan Aluna, dia masih ingin bersama cewek itu, tapi mungkin Aluna merasa tidak nyaman.

.
.
.

    Cowok itu melihat Aluna turun dari mobilnya setelah berterimakasih, lalu berlari-lari kecil menuju seorang pengendara motor yang menunggunya di sana. Justin yakin itu bukan Jeremy kakak Aluna, jadi dia siapa?

    Tapi wajah cowok itu tidak asing, sepertinya Aluna beberapa kali pernah mengirim foto bersama cowok itu, Justin tidak ingin terlalu memikirkan hal itu.

    Sementara Aluna menarik lengan Satriya untuk masuk ke dalam, dia tahu kalau Justin masih belum pergi dari sana.

    "Dianterin siapa lo kak?"

    "Kepo amat."

    "Gue liat-liat, kayaknya holkay nih."

    "Eh nggak boleh ngomong rezeki orang lain."

    "Hilih, kan gue sedang menebak. Omong-omong lo mau beli apaan sih kak?"

    "Beli makan, tuan Jeremy yang terhormat belum makan, males emang dia kalau disuruh beli makan."

    "Sekalian lah beliin gue, gue juga belum makan nih."

    Aluna memutar matanya malas. "Pilih deh, nggak usah kayak orang susah."

.
.
.
.
.
~~~~~~~~
Makin nggak jelas ya yorobun :)

𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑷𝒆𝒓𝒈𝒊 0.3 [𝑬𝑼𝑵𝑲𝑶𝑶𝑲 𝒇𝒕 𝑩𝑨𝑵𝑮𝑪𝑯𝑰𝑵] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang