Budayakan Vote Sebelum membaca
Happy Reading!
~~~~~~~Aluna melihat jam mungil yang melingkar di tangannya sudah menunjukkan pukul 12 lewat 30 menit, dia memang sengaja datang lebih cepat karena jarak dari rumahnya ke bandara lumayan cukup jauh, belum lagi kalau ada macet atau semacamnya.
"Justin udah sampai dari tadi, dia ada di terminal depan pintu terminal 3 internasional, kayaknya dia diantar banyak orang deh."
"Ya udah yuk ke sana aja, lagian kita cuma mau antar aja."
"Gue nggak ikut lah, gue mau ke starbucks aja, lagian gue juga nggak kenal, males gue ikutnya."
Aluna menghela napas, kakaknya itu kadang nyebelin banget nggak pernah bisa peka terhadap situasi, semaunya sendiri aja, untung aluna berangkat sama Yuna juga, soalnya kalau sama Jeremy doang Aluna yakin bakalan di tinggal sendirian di bandara, nggak ada akhlaknya emang.
"Hilih nyebelin."
"Udah Na, nggak papa dia nggak ikut, eh jangan lupa beliin buat gue sama Aluna. Frappuccino Green tea, sama Caramel macchiato, awas kalau nggak di pesenin."
"Iya, iya, gue pesenin astaga."
Yuna menganggukkan kepalanya, lalu mengajak Aluna untuk bergegas menuju terminal tempat Justin berada, tapi mereka agak lega sebenarnya, tidak ada Sania di sana, karena cewek itu memang sudah berada di luar kota, kan nggak enak aja gitu, Justin mau pergi malah ada drama berantem gara-gara cewek itu.
Jarak dari tempat Aluna pergi tadi menuju terminal tiga, agak lumayan Jauh, tapi mereka masih bisa lihat Justin dan beberapa orang sedang berkumpul.
Justin melihat ke arah mereka berdua lalu meminta mereka mendekat dengan gerakan tangannya."Siapa lagi nih? Justin banyak banget ya yang antar."
"Teman kantor Justin."
"Tante kira Aluna nggak akan datang, ternyata datang juga, seneng tante lihatnya, jangan ada ribut-ribut lagi ya, temenan aja yang baik."
Aluna kebingungan jadi dia ngangguk aja. "Iya tante."
"Take care ya pak bos, jangan lupa kasih kabar, minimal kirim hai aja biar tahu lo masih hidup."
Aluna menepuk lengan Yuna, temennya ini kalau ngomong suka asal aja, takut ada keluarganya Justin yang tersinggung, tapi kayaknya mereka biasa aja.
"Bener kata teman kamu Justin, harus sering-sering kasih kabar, telfon mama seminggu dua kali, biar mama nggak khawatir kamu di sana kayak apa."
"Iya, ma tenang aja, pasti Justin ngehubungin mama ko, lagian kayak Justin pergi terus nggak bakal balik lagi."
"Mama lo khawatir pak bos, anak satu-satunya juga."
"Iya."
"Ya udah, dua puluh menit lagi pesawat kamu berangkat, mending masuk sekarang."
Cowok itu menganggukkan kepalanya, lalu mengambil ransel kecil yang tadi dia taruh lantai, cowok itu memeluk sang mama, baru ini dia harus meninggalkan perempuan tersayangnya dengan jangka waktu yang tidak bisa ditentukan.
"Ma, pa, tante, om. Justin pamit dulu."
"Mama doain semoga sampai dengan selamat, jangan lupa telfon mama kalau sudah sampai."
Justin menganggukkan kepalanya, lalu menoleh ke arah Aluna dan Yuna yang berdiri di sebelahnya. "Makasih udah nganterin gue, jaga diri lo berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑷𝒆𝒓𝒈𝒊 0.3 [𝑬𝑼𝑵𝑲𝑶𝑶𝑲 𝒇𝒕 𝑩𝑨𝑵𝑮𝑪𝑯𝑰𝑵] ✔
Fanfiction[𝑬𝒏𝒅] [Romance/Drama] [Bisa dibaca terpisah dari Series sebelumnya, tapi lebih baik dibaca dari awal Series, biar lebih paham] Aluna menyukai laki-laki itu, entah sejak kapan perasaan kagumnya selama ini berubah jadi perasaan Cinta. S...