"Justin nelfon gue, nanya posisi kita.""Lo jawab apa?"
"Gue bilang, lo berdua sama-sama butuh waktu buat sendiri. Lebih baik bicaranya nanti aja."
Aluna menganggukkan kepalanya, sebenarnya tidak masalah juga jika Yuna memberitahu cowok itu. Tapi mungkin lebih baik begini.
"Mau pulang kapan nih? Udah mau jam 11 nanti kak Jeremy ngomel adik kesayangannya diajak keluar malam-malam."
"Apaan sih, gue bukan bocah lagi kali, omong-omong. Besok Justin mau ngomong sama gue."
"Lah? Ngomong apaan lagi?"
"Gak tau. Tapi besok lo mau ikut nggak?"
"Ikut lo ketemu Justin? Udah sering."
Aluna menyikut lengan Yuna. "Makanya kalau gue ngomong tuh di dengar, tadi pas di rumah lo, gue kan ngajak lo buat ikut gue ngumpul sama teman-teman gue."
Yuna mengusap lengannya. "Oh iya, liat besok deh. Takut gue mager."
"Halah, kebanyakan alasan lo! Ya udah yuk balik. Tukan martabak di depan pintu komplek masih buka nggak ya?"
"Buka itu mah, sampai jam 12 kadang jam 1 juga masih ada."
Aluna mengerutkan dahinya. "Lah? Kok lo tau? Lo ngapain jam 1 malam masih di luar?"
Yuna nyengir. "Namanya juga laper, gue keliling aja cari makanan. Eh abang martabaknya masih buka, jadi gue beli deh."
"Nggak paham lagi deh sama lo, berani banget keluar jam segitu."
"Mau gimana lagi, gue kan cuma tinggal sendirian. Nggak bisa ngandelin siapa-siapa."
Aluna sudah diantar pulang oleh Yuna, sekarang dia sudah berada di dalam kamarnya dengan beberapa potong martabak manis dan laptop yang menampilkan drama yang cewek itu dapat dari Jihan, tetangganya.
Cewek itu sebenarnya tidak terlalu suka drama Korea pada awalnya. Tapi karena melihat Jihan sering posting sedang maraton drama Korea, akhirnya Aluna ikutan juga. Awalnya coba-coba malah jadi kecanduan.
Tok tok
"Masuk aja," ucap Aluna saat mendengar pintu kamarnya diketuk.
Lalu muncul Jeremy yang sepertinya baru saja pulang, karena masih rapih.
"Kenapa?" tanya Aluna saat melihat wajah kusut sang kakak.
"Selena minta putus, katanya gue berubah."
"Putus? Berubah apaan? Emang lo Iron Man apa?"
"Nah itu anjir, gue aja bingung. Perasaan gue nggak berubah sama sekali."
"Namanya juga minta putus, ya banyak aja gitu alasannya. Dia yang udah nggak betah, kita yang dibilang berubah."
"Anjay, quotes of the day. Omong-omong tadi gue ketemu sama Justin. Lagi jalan sama cewek."
Cewek itu menoleh. "Gue sama dia nggak ada hubungan apa-apa lagi, sekarang kita berdua hanya sebatas rekan kerja."
Jeremy mendudukkan dirinya di sebelah Aluna. "Gue tau kita ini saudara, tapi kenapa kita patah hatinya musti barengan sih?"
"Hidup lo ampas sih! Ini gue sial pasti nular dari lo."
"Bagus, udah pinter ngomong lo ya. Belum aja gue pites."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑷𝒆𝒓𝒈𝒊 0.3 [𝑬𝑼𝑵𝑲𝑶𝑶𝑲 𝒇𝒕 𝑩𝑨𝑵𝑮𝑪𝑯𝑰𝑵] ✔
Fanfiction[𝑬𝒏𝒅] [Romance/Drama] [Bisa dibaca terpisah dari Series sebelumnya, tapi lebih baik dibaca dari awal Series, biar lebih paham] Aluna menyukai laki-laki itu, entah sejak kapan perasaan kagumnya selama ini berubah jadi perasaan Cinta. S...