Datang Untuk Pergi #14

552 142 39
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca
Happy Reading
~~~~

    "Dengerin apa?"

    "Bukan tidur malah ngegalau, udah lah apa lagi yang mau coba lo usahain?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


    "Bukan tidur malah ngegalau, udah lah apa lagi yang mau coba lo usahain?"

    Aluna hanya menghela napasnya mencoba menghiraukan pertanyaan yang Jeremy ucapkan, sampai sekarang nggak ada yang bisa ngerti.

    Berhasil ngelepas tapi nggak mengikhlaskan.

   Aku pikir move on itu gampang, ternyata ikhlas hal paling mudah diucapin   tapi paling sulit dilakuin.

    Aluna awalnya ngira move on itu gampang, tapi nyatanya ini adalah masalah hati, masalah yang nggak benar-benar pernah akan selesai dan cara orang untuk move on itu berbeda, punya jangka waktu yang berbeda. Patah hati nggak pernah mandang siapa pun.

    "Lo yakin kalau lo benar-benar udah move on dari kak Selena?"

    Jeremy yang tadinya sedang fokus dengan ponselnya, menoleh ke arah Aluna. "Kata Yuna, move on itu cuma omongan orang-orang yang putus asa karena nggak mau dibilang cupu, karena nggak bisa ngelupain orang yang pernah ngisi hati dia."

    "Gue tau."

    "Kalau gue jujur, gue nggak bisa lupain perasaan gue sama Selena, bertahun-tahun gue habisin waktu sama dia, nggak mungkin kaan dalam waktu sebulan atau dua bulan semua itu ilang?"

    Aluna melepas earphone nya, lalu memiringkan tubuhnya agar menghadap ke arah Jeremy.

    "Yuna bilang, nggak usah nyakitin diri sendiri dengan bilang kalau lo udah move on padahal itu nggak pernah terjadi, ada orang yang proses move on yang sampai bertahun-tahun dan itu wajar, hati orang itu beda-beda."

    Aluna menyandarkan kepalanya pada bahu Jeremy. "Kalau gue berjuang sekali lagi apa itu mungkin? Apa gue malah jadi kayak orang bego?"

    "Na, Justin mungkin bukan takdir lo, kalau kayak gitu beberapa banyak lo berjuang pun, nggak akan berhasil."

    "Terus gue harus nyerah?"

    "Bukan nyerah, lo itu udah sampai finish, tapi bukan yang jadi juara pertama, mungkin juga bukan yang kedua. Tapi setidaknya lo udah berjuang untuk sampai di garis finish."

    Aluna mengeratkan cengkramannya pada kedua ujung baju Jeremy. "Sakit banget rasanya kak, kenapa gue harus kayak gini sih?"

    Jeremy menghela napas entah untuk yang keberapa kalinya. "Cinta itu salah satu proses untuk menjadi dewasa Na, ini baru satu orang, kedepannya mungkin akan ada dua atau tiga orang lagi yang mungkin bisa ngebuat lo ngerasain patah hati lebih dari Justin, lo harus bisa ngelewatin itu."

~

    "Wih, udah jadi pakar Cinta nih."

    "Iya dong, siapa dulu gurunya?"

    "Gue?" tawa Yuna entah kenapa menjadi pengiring tidur yang paling Jeremy suka. "Nggak semua perasaan harus dilupain, lo cuma perlu ingat yang bahagianya aja, jangan yang sedihnya, boleh sih sesekali diingat yang sedihnya, tapi cuma buat jadi pembelajaran, jangan terlalu larut."

    "Kayak ucapan lo, gue sama Selena udah sampai garis finish, nggak ada yang kalah atau menang, setidaknya dulu gue udah berusaha sampai akhir."

    "Bukaan cuma lo kak, gue dulu juga pernah kayak gitu, pada akhirnya lo akan bisa ikhlas, bukan cuma di mulut aja, karena pada akhirnya akan ada satu orang yang menjadi alasan lo untuk berani melangkah kembali dan mungkin saat itu lo berdua bisa sampai di garis akhir, bareng-bareng."

    Jeremy tersenyum. "Kalau gue jadiin lo sebagai alasan gue untuk itu, lo keberatan nggak?"

    "Gue? Lo lari nya cepet nggak? Gue ini pernah menang lomba lari juara satu antar sekolah."

    "Ya, gue tim leha-leha di belakang."

     Yuna kembali tertawa mendengar jawaban Jeremy, sementara cowok itu juga tertawa karena ucapan Yuna.

    "Udah malem nih, tidur besok kerja."

    "Ya udah lo yang matiin."

    "Oke deh, good night kak Jeremy, mimpi Indah, tapi harus sama gue."

    "Hilih, ngegembel aja."

    "Sesekali, ya udah gue tutup nih."

    "Iya, good night Yuna, nanti kita ketemu di mimpi."

    Yuna kembali tertawa. "Udah ah, bye kak Jer, i love you!"

Klik

    Otak Jeremy langsung memproses ucapan cewek itu, pengen banget sekarang dia datang ke rumah Yuna lalu mencubit kedua pipi cewek itu.

Ting!

Yunna Angela
> Tadi lupa jawab
> Lo nggak perlu minta izin sama gue
> Kita kan mau lari sama-sama
> Pastinya gue udah siap di samping lo, tanpa lo minta

.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~

Aku rekomendasi ini, coba di dengerin, buat yang punya aplikasinya aja, biar sedikit tahu kalau nyatanya hal yang Aluna rasakan itu banyak juga yang merasakan, termasuk aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku rekomendasi ini, coba di dengerin, buat yang punya aplikasinya aja, biar sedikit tahu kalau nyatanya hal yang Aluna rasakan itu banyak juga yang merasakan, termasuk aku.
Cuma mau bilang Move on itu nggak gampang, 5 tahun aku berusaha dan berusaha membohongi orang-orang termasuk diri aku sendiri, dengar berkata udah move on, perasaan orang beda-beda, nggak semua bisa dengan cepat melupakan, jangan di sama ratakan.

𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑷𝒆𝒓𝒈𝒊 0.3 [𝑬𝑼𝑵𝑲𝑶𝑶𝑲 𝒇𝒕 𝑩𝑨𝑵𝑮𝑪𝑯𝑰𝑵] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang