Budayakan Vote sebelum membaca!
Belajar menghargai orang lain
Happy Reading
~~~~~~Padahal ini hari sabtu, Aluna cuma mau tidur seharian. Hari kemarin dia capek banget, tapi ternyata nggak semudah itu buat Aluna istirahat. Karena Jeremy sudah membangunkan dirinya di pagi hari. Nggak pagi hari juga sih udah jam 10.
"Ada yang dateng tuh, kalau janjian tuh bangun pagi!"
"Janjian apaan sih? Gue nggak ada janji sama siapa-siapa!"
"Temen lo itu, si Mika sama pacarnya. Dia bilang udah janjian."
Saat itu juga Aluna langsung membuka matanya lebar-lebar, dia benar-benar lupa. Dia udah janjian sebulan lalu. Gara-gara sebulan ini banyak banget hal yang buat Aluna pusing, dia jadi lupa sama janjinya itu.
"Bilangin mereka tunggu sebentar, gue mandi dulu." Aluna langsung berlari ke dalam kamar mandi.
"Cepetan."
Singkatnya setelah kehebohan yang Aluna buat di pagi hari, dia pergi bersama kedua teman kuliahnya itu, dulu pas masa kuliah mereka deket banget, karena Universitas tempat Aluna, berbeda dengan teman-teman SMA nya.
"Udah gue duga, lo pasti lupa."
"Lupa banget gue anjir, harus tadi malem lo chat gue kek, biar gue nggak lupa banget."
"Udah ih nggak apa-apa Lun, lagian kita cuma jalan bertiga aja. Mau berangkat jam berapapun nggak masalah."
Aluna menoleh ke arah Mina, cewek keturunan Jepang itu adalah orang yang selalu menemani Aluna ke mana pun saat mereka kuliah, walau kadang Mika juga ikut, mereka berdua nggak sibuk pacaran, karena tahu Aluna akan canggung.
"Makasih Mina ku! Sayang banget sama Mina."
Mika mendelik, kayaknya saingan dia bukan cowok-cowok yang suka Mina tapi Aluna. "Eh nggak usah sayang-sayangan, pacar gue tuh."
"Ck, sama cewek aja lo cemburu, posesif banget."
"Eh diem lo bocil."
"Jangan ribut ih, kita kan mau seneng-seneng."
"Abis pacar lo ngeselin sin Min, pengen gue cekek sekali aja."
"Heleh mana nyampe."
"Udah ih, malah makin ribut nanti. Kita mau makan apa nih? Lagian film nya mulai jam satu."
"Apa ya? Lo nggak ada saran Min? Gue kan kalau nggak ada temen nggak mungkin pergi, jadi gue nggak tau."
"Nggak ada perubahan banget lo, masa mau ke mana-mana masih nunggu ada yang ngajak."
"Ya udah nanti kita liat aja ada apa di sana, baru deh mutusin mau makan apa."
Aluna menghela napas. "Gue lagi patah hati lo nggak mau hibur gue apa?"
"Hah? Patah hati? Sama apaan?"
Mina menepuk bahu pacarnya itu. "Sama siapa kali, bukan sama apaan! Kamu mah seneng banget buat Aluna marah-marah."
Mika tertawa kecil. "Udah lama nggak buat si bocil kesel."
Mina kembali menoleh ke arah Aluna. "Kamu kenapa Na? Kamu belum ada cerita apa-apa sama kita."
"Gue pernah bilang kan lagi deket sama seseorang?"
Mina menganggukkan kepala. Dia ingat Aluna pernah mengatakan hal itu, tapi tidak pernah bilang siapa orangnya.
"Gue ditolak."
.
.
."Itu orangnya?" Tanya Mika.
Aluna menganggukkan kepalanya, cowok itu sedang berjalan ke arah mereka yang saat itu sedang menunggu Mina yang sedang pergi ke toilet.
"Hai, Na."
Cewek itu bingung harus menjawab bagaimana dan lagi Sania tetap ada bersama Justin, dia jadi semakin tidak tahu harus bilang apa. Sania masih menatap Aluna seperti kemarin, tapi cewek itu nggak mau terlalu ambil pusing.
"Jadi ini gebetan baru lo? Beda ya?"
Alun mengerutkan dahinya. "Beda? Beda apaan?"
"Ya, jauh aja gitu dari Justin."
"San! Lo kok ngomong nya gitu?"
Sania merubah raut wajahnya, seolah dia memang mengatakan apa adanya. "Ya aku cuma bilang apa adanya, dia beda banget sama lo Justin. Lagian Aluna cepet banget ya? Udah dapet yang baru aja, jangan-jangan selama ini lo cuma drama aja sok-sok sedih. Sekarang lo lu nurunin selera lo, turus deket sama cowok ini? Cocok sih."
"Sania! …."
"Eh, kalau punya mulut tuh dijaga! Percuma lo sekolah tinggi-tinggi, tapi mulut lo kayak orang nggak di sekolah in."
Aluna kaget karena tiba-tiba Mika berbicara dengan nada membentak, sampai cewek itu tidak jadi mengatakan apa pun.
"Mika, tenang Mik."
Cewek itu menahan lengan Mika yang sebenarnya udah mau maju, Mika bukan tipe yang kasar sebenarnya, apa lagi sama cewek. Cuma kalau temennya di usik kayak gini Mika ya kesel juga.
"Mika? Luna? Kenapa kok teriak-teriak."
"Ah, itu Min …."
"Yang, dia bilang selera Aluna jadi rendah karena deket sama aku."
Mina mengerutkan dahinya tidak mengerti, tapi kayaknya dia yang paling netral dan paling waras. "Mba nya ada masalah apa sama pacar dan teman saya?"
"Loh pacar lo? Kirain pacar Aluna."
"Iya dia pacar saya, mba nya ada masalah apa?"
"Nggak ada, gue kasih tau, jangan biarin Aluna terlalu dekat tuh sama cowok lo. Nanti diambil lagi."
"Saya kenal Aluna dengan baik, mba nya nggak usah sok tahu. Lagian mba nya ngurusin amat kalau Aluna emang mau ngambil pacar saya. Mba nya siapa? Emang Aluna pernah ngambil pacar mba? Jangan fitnah mba, nggak baik."
Justin menahan Sania saat cewek itu kembali mau menjawab ucapan Mina. "Sorry, dia cuma ngomong asal aja. Aluna maaf."
"Ini yang namanya Justin? Gue doain semoga lo cepet sadar, biar nggak lama-lama terperangkap sama cewek kayak nenek sihir kayak dia." Mika langsung menarik lengan Mina dan Aluna, untuk pergi.
.
.
.
.
~~~~~~~~
Mika a.k.a Mingyu Seventeen
Pacar Mina, salah satu hobby nya adalah membuat Aluna kesal. Dia awet banget sama Mina, soalnya Mina udah kayak mamanya.Mina a.k.a Mina Twice
Mamanya Aluna sama Mika kalau di kampus dulu, paling tenang. Suka pusing kalau mereka berdua ribut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑷𝒆𝒓𝒈𝒊 0.3 [𝑬𝑼𝑵𝑲𝑶𝑶𝑲 𝒇𝒕 𝑩𝑨𝑵𝑮𝑪𝑯𝑰𝑵] ✔
Fanfiction[𝑬𝒏𝒅] [Romance/Drama] [Bisa dibaca terpisah dari Series sebelumnya, tapi lebih baik dibaca dari awal Series, biar lebih paham] Aluna menyukai laki-laki itu, entah sejak kapan perasaan kagumnya selama ini berubah jadi perasaan Cinta. S...