Cerpen pad (End)

05# Amin berbeda

Skenarionya, sangat sulit walau hanya aku, kamu dan Takdir.

***

"Jadi kenapa Je, jauh-jauh dari Jogja ke sini cuman pengen Meet sama aku, padahal aku bisa kesana?" Kekeh Johan menatap mata Ajeng Lekat.

Tadi malam Ajeng berpesan agar dia bisa menemui nya di taman dekat sekolah nya. Jo sendiri lumayan bingung Aneh yang jauh-jauh dari Jogyakarta ke Jakarta hanya untuk menemuinya. Jika biasanya setiap Johan libur dia akan pergi ke Jogja untuk menemui gadisnya.

"Aku bingung sama pilihan aku?" Lirih Ajeng, terlihat jelas matanya berkaca, dengan berat hati.

Johan menarik Ajeng merangkul nya sesekali mengelus pucuk kepala Ajeng sayang. "bukannya kita udah bilang jangan bahas ini lagi ya?"

Seolah sudah paham apa maksud dan tujuan Ajeng, ini yang di takutkan Johan.

"Kan kita udah bisa jalanin sampe 6 tahun belakangan ini, dan semua nya baik-baik aja kan?"

Yaps, begitu lah semenjak Ajeng lulus SMA dan dia pindah ke Jogja pun. Hubungan mereka masih bertahan lama, sampai saat ini. Bukan waktu yang cepat?
Tanpa restu, tak banyak orang tau, tapi sebisa mungkin mereka untuk merahasiakan hubungan ini.

"Kita udah semakin dewasa Jo,ga bisa punya hubungan yang sekedar jalani aja-jalani aja, Semua nya harus punya planning. Apalagi aku cewe yang sudah pas kriteria untuk menikah, aku ga bisa kalo terus menjalani sesuatu yang ga pasti. Selama 6 tahun ini, membuat aku banyak berfikir bahwa kita sudah salah sejak awal memutuskan untuk bersama."

Tangis Ajeng pecah, sebenernya ingin sejak dulu dia ingin menceritakan hal ini namun sulit, lidahnya keluh untuk berucap . Dia terlalu sayang dan tak ingin meninggalkan. Pada akhirnya kenyataan salah, takdir mereka untuk bersama tidak bisa. Ini sulit tapi semua nya sudah konsekuensi yang mereka tau kalo mereka tidak bisa bersama.

"Ajeng,sabar akan ada waktunya." Johan mencoba memberi ketenangan bagi Ajeng. Ini pertama kali dia melihat Ajeng menangis. Dan itu karena nya.

"Jo , sorry kayanya kita sampe sini aja. Maaf aku banyak salah sama kamu, kita jalani aja semuanya masing-masing. Semakin lama terjebak pasti bakal semakin sakit, kita sudahi sebelum semuanya terlambat. Kita masih bisa berhubungan ko, sebagai teman, aku masih mau dengerin curhatan kamu. Semoga bisa dapat yang lebih baik ya. Aamiin kita ga akan sama meski kita satu tujuan. Paham kan maksud aku."

Ajeng memeluk Johan erat air mata nya semakin deras mengalir di punggung Johan, begitupun juga dengan Johan, laki-laki bertubuh atletis terus saja menangis .

Lirih Johan memeluk Ajeng semakin Erat, seolah tidak ingin di tinggalkan. "Aku ga tau, harus ngomong apa lagi."

Ajeng melepas pelukan namun Johan memeluk nya sangat Erat, berat rasanya melepas orang spesial yang mau nememani dari Nol, Ajeng gadis sederhana itu. Membuat hati nya berdenyut setiap kali bertemu, selama 6 tahun ini kenangan nya sangat menumpuk, Gadis itu selalu mensupport apapun tanpa di minta.

Mereka berdua berpaut dalam pelukan, air mata yang berderai. Berat memang sangat malah, tapi semua ini memang harus di kenang, tidak ingin menambah kenangan yang banyak lagi, skenario nya sangat sulit walaupun hanya aku , kamu dan Takdir.

Takdir nya sudah tidak bisa bersama, emang ini sudah ending dari kisah cinta nya.
Melepas mungkin jalan terbaik , mengenang mungkin hal terindah.

"Makasih juga semuanya, temani aku dari Nol, mengerti semua keadaan aku, mau membuat cerita selama 6 tahun ini. Bukan hal yang sulit tapi memang kita harus melupakan. Jalani apa yang kamu jalani sekarang , mungkin nanti sangat sulit untuk melupakan, apalagi perasaan kita masih tertinggal tapi kamu yakinin kalo pilihan ini sangat tepat buat kita. "

Jo menghapus air mata Ajeng dengan jempol nya, menatap lekat mata Ajeng yang sembab. Mungkin sama dengan keadaan matanya, air mata itu terus mengalir di pipinya, Jo menarik kepala Ajeng hingga lebih dekat dengan nya.

Cup,kecupan di bibir tanpa menuntut itu menjadi saksi berakhir nya hubungan keduanya.

***

Setelah mereka putus tidak ada yang berubah,Jo dan Ajeng masih sama-sama memberi dukungan juga, keduanya sudah menerima kenyataan dan memilih untuk bersahabat.

Kini baik Ajeng maupun Jo, sudah memiliki kekasih. Lima tahun setelah mereka putus akhirnya bisa melupakan sepenuhnya, dan bisa meng ikhlas kan. 

Johan sekarang bertunangan dengan Tasya aktris cantik nan terkenal, mereka terlibat dalam Cinlok. Ajeng juga kenal baik bagaimana sosok gadis itu.Sedangkan Jo memilih Tasya karena dia selalu sabar menghadapi sikap nya yang angkuh kepada Tasya. Perjuangannya Tasya membuat Hati Johan luluh.

Sedangkan Ajeng sendiri, dia menjalin kasih dengan seorang Dosen pembimbing nya. Dan menunggu selesai wisuda mungkin akan ada acara lamaran seperti yang sudah di bicarakan oleh kedua belah pihak.

Keluarga Mas Deka sudah membicarakan prihal pernikahan kita, tentu saja setelah selesai Wisuda kami berdua sudah memulai untuk menyiapkan Foto Prewedding, untuk Bridal , Fitting baju pengantin. Dan semua kesibukan pernikahan lainnya.

Rachel selalu memberi wejangan prihal bagaimana menjadi seorang Istri, Ajeng ini sangat cuek jadi harus di simulasi dulu. Ajeng sangat ingin menjadi istri se Perfect Rachel.

Ga nyangka, perkenalan singkat bisa berakhir di Pelaminan nanti, 3 bulan kita saling mengenal sebelum akhirnya Mas Deka melamar ku sekaligus mengikat ku.

Drt.Drt.Drt

Aku membuka Handphone ku menarik Tanda Hijau disana.

'Hallo Dek, ko belum tidur?'

Tanya di sebrang sana, perbedaan Usia kita 7 tahun jadi wajar jika Mas Deka memanggil ku Dek, terlebih memang harus nya begitu.

'Belum Mas, lagi siapin Skripsi.'

'semangat sayang, besok aku liat hasil nya biar kamu cepet wisuda.'

Katanya gemas, Mas Deka ini jarang sekali memanggil ku dengan sebutan sayang, jadi membuat hati ku bergejolak.

'Iya Mas siap, aku juga ga sabar rasanya pengen punya gelar kaya mas.'

'Iya, Jeje. Ayo sekarang Tidur besok ada kuliah pagi kan?'

Jeje adalah nama panggilan spesial dari nya untuk ku, aneh memang tapi aku suka.

'Iya Ajeng tidur dulu Mas, sampe ketemu besok. Jemput aku jam 8 ya. Mobil ku masih ngadat.'

'tanpa di minta Cah Ayu.Dah Assalamualaikum.'

'walaikumsalam.'

Tidak serumit itu ternyata melepaskan, jawaban dan keraguan sudah terjawab oleh sholat di sepertiga malam, dari mulai menyudahi hubungan ini sampai berada di dalam Titik ini, memilih mas Deka seorang dosen berusia 35 tahun, yang akan resmi menjadi suami ku nanti nya, sungguh ga di sangka. 6 Tahun kalah dengan 3 bulan, kalo kita yakin dalam menjalin Hubungan disitu keseriusan akan ada.

Terimakasih yang sudah membaca cerita nya maaf sedikit Absurt. Tunggu cerita lainnya , jangan lupa Voment Terimakasih.