Twins GG #04 Pengakuan

22 3 0
                                    

kalian itu di takdirkan sama sejak lahir, mungkin termasuk cowo yang kalian suka juga sama." Imbuhnya menceramahi gadis bermata coklat terang di hadapannya.

Grey memikirkan ucapan Shila barusan ada benar nya juga, kalo Tio mencintai Grey karena mereka mirip kenapa?
Bukannya dari lahir wajah mereka sama, hanya mungkin kepribadian Green dan Grey yang berbeda. Jelas jika Tio tidak menyukai Grey dia tidak akan memaksa perasaan nya untuk terus bersama Grey. Perihal Green apa dirinya sakit hati setiap melihat dirinya dan Tio yang selalu bersama?

Entah memikirkan hal itu hanya membuat Grey pusing merasa bersalah, dia juga tidak ingin melepas Tio Hati nya sudah terikat dengan Tio. Untuk itu Grey hanya perlu penjelasan dari Green. jikalau Perasaan Green masih untuk Tio Grey akan melepaskan dengan lapang Toh Grey tau Tio dan Green bersama dengan orang yang tepat, mereka sama-sama cocok.

"Udah Grey jangan menduga-duga, cari tau kebenaranya sendiri. Dengan Ngomong 4 mata sama Green. Gue yakin Tio sayang sama lu cinta sama lu karena diri lu sendiri bukan orang lain, lu istimewa di matanya tanpa harus di samakan atau di bedakan oleh orang lain paham kan?"

Grey mengangguk paham, setelah itu dia kembali meminum Coklat yang sudah dingin mungkin, 1 jam sudah Shila berdakwah. Untungnya hati Grey sudah memulih semua yang di katakan Shila ada benarnya tidak pantas juga kalo Grey hanya menduga-duga itu sama nya dia berburuk sangka.

***
Waktu sudah jam 7 malam, dia ingat dengan perkataan Tio yang akan menjemput Grey jam 8 malam, segeralah Grey mengambil Es batu di dapur Shila kebetulan gadis itu juga sedang memasak mie.

Di kompres nya dengan es batu di kantongi sapu tangan di bawah matanya agar mata sembab nya tidak terlihat. Grey tidak ingin Tio bertanya seperti guru Sejarah yang sedang bercerita masa lampau.

Mereka berdua menikmati Mie Instan dengan Khidmat, orang tua Shila sedang tidak ada rumah. Jadi Shila hanya seorang diri tinggal di rumah nya yang sebesar ini. Asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Shila pun sama seperti Asisten rumah tangga Grey hanya bekerja separuh waktu. keadaan rumah Shila sangat sepi.

"Shila, aku nginep ya."

"Gue si Ok aja, seneng malah kalo lu disini. tapi gue kasian sama nyokap lu Grey lu kan tau gimana Green." Nasehat Shila mengingatkan kan Grey akan sosok Kaka nya yang sering pulang malam.

"Iya deh, kamu ga apa sendiri?"

"Nanti ada Tam-Tam sama Emilly yang kesini jam 9 nan mereka sampai jangan khawatir in gue."

"Hati-hati ya di rumah kalo ada apa-apa Telpon Tio aja, Tio hafal nomor telepon yang Urgent-urgent."

"Iya Grey, lu mandi dulu sana pakai baju gue dulu, biar Segeran."

Grey melihat wajahnya di pantulan cermin memoles sedikit bedak di wajahnya dengan Blush On tipis menghiasi tulang pipi nya, tidak lupa pula dengan Liptin kesayangan nya yang selalu dia bawa kemana-mana. Rambutnya dia sisir rapih penampilan nya perpeck di tambah dengan baju Shila yang pas dengan postur tubuh Grey.

Rok biru Span ala-ala Korean Style dan Baju Sabrina dengan Corak biru seperti warna rok yang ia kenakan. Tentu saja baju ini yang memilihkan Shila gadis itu sangat modis fashionable juga.

"Ga terlalu ribet ga si?" Tanya Grey mulai Insecure.

"No no dari pada lu pake baju sekolah ga pantes dilihat orang jam segini anak sekolah kelayaban."

"Iya juga si."

Drt Drt Drt.

Handphone Grey bergetar pertanda pesan masuk

Tio❤️
Aku di depan, kmu keluar ya.

Tanpa membalas nya kembali Grey langsung menuruti perintah Tio, membawa tas sekolah nya.diikuti dengan Shila di belakang nya.

"Shila Grey pamit dulu ya hati-hati di rumah."

***

Di dalam Mobil tadi Tio dengan Grey tidak ada berucap sepatah katapun mereka Grey membuang pandangannya di kaca mobil tidak ingin melihat Tio entah kenapa Grey sangat kesal melihat Tio padahal Laki-laki itu tidak salah sama sekali mungkin ini Efek menstruasi hari pertamanya emosi nya semakin melonjak.

Sampai akhirnya mereka tiba di depan Rumah Grey, Grey berkesiap untuk turun dari mobil Tio. Namun ketika Grey ingin membuka mobil di cegah tangannya,

"Marah nya jangan lama-lama." Ucap nya pelan kemudian membukakan sabuk pengaman yang tadi Grey kenakan.

Jarak wajah mereka sudah tidak berjarak jantung Grey berpacu lebih cepat pandangan Tio sangat membuat Grey jantungan,Tio sangat terlihat tampan jika di lihat sedekat ini hidung nya uang lancip matanya yang jernih di tambah dengan bibir tipisnya.

Cup satu ciuman berhasil mendarat di pipi nya, saat itu juga rona wajah Grey berubah menjadi kepiting rebus bisa-bisa nya Tio mencium pipi nya di saat waktu yang tidak tepat. Tio hanya tersenyum melihat Grey dengan ekspresi kikuknya, Tio sengaja agar Grey tidak cemberut lagi.

"Makasih." Buru-buru Grey langsung mengambil Tas kemudian membuka pintu mobil Tio.

Tio mengawasi gadisnya sampai benar-benar masuk Gerbang setelah itu dia pergi.

***

Grey menatap bayang nya di cermin mengelus pipinya bibir nya terus mengulas senyum yang tak luntur tadi ciuman pertama mereka.

"Grey, Green tidur sini ya kamar Green acak-acakan banget males beresin nya."

Gadis mirip dengan nya datang dari pintu membawa selimut di kepalanya dan Popo boneka lusuh dekil kotor kesayangan nya. Popo tidak di cuci dari Grey dan Green lahir Green bilang kasian Popo nanti dingin. ya Imajinasinya mengada-ada.

"Grey, sini Popo tidur di bawah aja ya kotor." Pendapat Grey di beri tatapan tajam oleh pemilik nya.

"No, kalo Popo tidur di bawah Green ikut."

Grey menghela nafas panjang kenapa bisa di harus tidur dengan boneka kesayangan Green yang begitu lusuh itu. Boneka berbentuk kelinci yang awalnya berwarna putih itu berubah menjadi coklat karena terlalu kotor mungkin.

"Iya Iya."

"Green mantannya Tio kah?" Tanya Grey hati-hati.

Setengah kaget dengan apa yang di ucapkan Grey , gadis itu memberi jawaban nya refleks "iya Grey."

"Apa Green masih suka Tio."

"Oh ngga lah gue kan dulu selingkuh sama Asen jadi udah ga ada perasaan lagi. Lagian masa sama Tio yang cupu begitu dia mah terlalu nurut sama Guru. Bisa-bisa gue ketularan baik lagi ."

Bohong apa yang di katakan Grey 100 persen bohong hati dan mulutnya tidak sinkron, Green sangat mencintai menyayangi dan menyukai semua hal tentang Tio. Namun untuk sekarang kebahagiaan Tio dan Grey yang paling berati. Toh mereka saling cinta jadi buat apa gadis itu mengambil kebahagiaan mereka berdua.Kini waktunya mengubur dalam-dalam semuanya kisah yang udah pernah terjadi antara dirinya dan Tio sudah usai tidak bisa di perbaiki lagi.

Green menutup badannya dengan selimut halus nan lembut bergambar Popo hadiah ulang tahun dari Grey. "Green ngantuk pertanyaan Grey gabut."

"Good night Green."

"Night Too Grey."

Akhirnya hati Grey sudah lega di antara mereka Green dan Tio memang sudah usai, jadi tugas Grey hanya meminta maaf kepada Tio karena tadi seharian nyuekin Tio dengan bertingkah kaya anak kecil.

Haii semua makasih yang udah baca cerita aku jangan lupa Vote Komen.

Subang, 28 sept 2020



Cerpen pad (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang