6. The hands

300 26 4
                                    

Saat terluka, hal apa yang harus kau lakukan pertama sekali?
Tentu saja membersihkan lukamu dan mengobatinya kan?
Sama seperti hati. Jika sudah terluka, yang kau perlukan hanya pergi mencari obatnya.
Bukan meratapinya...

--

Malam itu semua tampak sempurna. Rafaela terlihat sangat cantik dengan balutan gaun pengantin yang melebar panjang kebelakang dengan bagian dada yang rendah serta sisi belakang punggungnya dibiarkan kosong. Setiap lekuk tubuhnya terlihat sangat pas. Meskipun wanita itu tengah hamil besar, namun hal itu tidak mengurangi sedikitpun kecantikannya. Ia bahkan terlihat sangat seksi.

Sesekali, Ia mendapatkan kecupan hangat dari Gio. Sedari tadi lelaki itu hanya menatapnya dengan takjud. Ia tidak menyangka bahwa Rafaela bisa secantik ini. Bisa ia katakan sekarang ia mulai menyesal telah meninggalkan gadis itu kemarin.

Setelah semuanya berjalan lancar. Rafaela telah sah menjadi istri dari, Sergio Antoni. Orang tuanya terlihat sangat bahagia melihat pernikahan mereka. Ya meskipun sedari awal mereka sedikit kecewa karena sifat Gio. Namun hal itu kini tergantikan, karena pada akhirnya Gio sendiri yang telah datang menyerah kerumahnya, meminta maaf kepada orang tuanya dan ia ingin bertanggung jawab atas kehamilan Rafaela.

Yah... Itu berita yang bagus bagi mereka semua tentunya.

Gio terus merangkul mesra pinggang Rafaela. Sampai akhirnya matanya tertuju kearah seorang wanita yang bertubuh sangat mungil. Yang menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa Gio artikan.

Gio hanya tersenyum miring dan membawa Rafaela berjalan kearah wanita itu.

"Well. akhirnya kau datang juga Lana. Perkenalkan, ini istriku" Rafaela tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Rafaela. Kau bisa memanggilku Ella" Alana melihat tangan cantik yang telah bersemayam cincin di jari manis itu. Ia kemudia meringis sedih dan memaksakan senyum palsunya.

Sedikit lagi Lan. Bertahanlah sedikit lagi.

"Alana" Alana menerima uluran tangan itu dan menjabatnya secepat yang ia bisa.

"Ini..." Alana memberikan kado yang ia bawa, dan langsung disambut oleh Gio dengan tawanya yang mengejek.

"Apa ini? Kondom?" Gio tertawa keras dan hal itu membuat Alana menunduk sedikit malu. Tidak bisakah mantan kekasihnya ini sedikit berbaik hati padanya?

"Jangan seperti itu Gio. Tidak baik" Rafaela mengelus tangan Gio dan berusaha menghentikan tawa suaminya itu.

"Tidak sayang. Aku hanya heran saja. Alana ini gadis miskin yang tinggal di panti asuhan. Kau pasti sudah tau kan? Selama ini aku yang membiayai hidupnya. Baik dalam segi apapun. Ia tidak memiliki uang sama sekali. Dan sekarang ia malah memberikan ku sebuah kado?"

Rafaela mengangguk. Tentu saja ia tau siapa Alana. Mertuanya sudah cerita tentang dirinya. Namun hal itu tidak membuat Rafaela menjadi benci kepada Alana. Ia justru merasa kasihan kepada gadis itu yang kini harus menanggung kembali kehidupannya mulai dari nol.

Selama ini, Alana selalu dimanjakan oleh Gio. Bahkan lelaki itu tidak mengijinkannya untuk bekerja. Rafaela memang sedikit cemburu kepada Alana. Tapi sekarang cemburu itu berubah menjadi bentuk kasihan kepada Alana.

MY PSYCHO MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang