8. That smile

224 26 5
                                    

Sudah sepantasnya, jika yang berbeda dunia tidak bisa berjalan bersama.
Namun ada satu hal yang membuatku menentang hal itu.
Yaitu keyakinan.

--

"Brengsek! Devon memang brengsek!" Antoni melemparkan koran yang baru ia baca kedepan semua keluarga besarnya.

"Ada apa?" Rosa menggenggam tangan suaminya itu dan mengelusnya lembut.

"Kalian lihat saja sendiri. Aku sangat menyesal pernah bertemu dengan lelaki itu. Bahkan aku menyesal pernah meminta bantuan darinya"

Gio dan Rafaela mengambil koran yang sudah terjatuh dilantai itu. Mereka membacanya. Dan seketika itu pula mata mereka melebar.

"Disini tertulis bahwa perusahaan, The Cargo Group telah banyak melakukan kesalahan. Salah satunya adalah penggelapan dana dan banyak membuat para investor lain merasa dirugikan termasuk perusahaannya Devon" Gio merasa sangat marah. Rahangnya mengeras ingin segera melenyapkan lelaki itu.

"Dan ini. Disini juga tertulis bahwa papa sudah memanipulasi kerjasama antara klien papa. Mereka jelas ingin membuat perusahaan kita tutup" Rafaela menutup matanya setelah membaca koran harian tersebut.

"Apakah itu benar?" Rosa bertanya dengan sangat pelan kepada Antoni.

"Tentu saja tidak! Devon yang memanipulasi berita konyol itu"

"Tapi disini jelas tertulis bahwa kutipan ini diambil langsung dari mereka yang merasa dirugikan"

Gio yang sudah merasa sangat marah seketika mengambil koran tersebut dari tangan Rafaela dan merobek-robeknya.

"Tidak akan aku biarkan si licik Devon melenyapkan perusahaan kita. Meskipun perusahaan kita sedang berada di dalam kesulitan. Bukan berarti lelaki itu bisa menghentikannya kembali berkembang" Gio melangkahkan kakinya dan hendak pergi. Namun ia tertahan karena panggilan Rosa.

"Kau mau kemana? Apa kau ingin menemuinya dan menghajarnya? Kita tidak punya bukti untuk menuduhnya. Lagian kau tau siapa dia kan? Jangan mengambil langkah yang sama sekali tidak menguntungkan kita Gio" Rosa melangkah kearah Gio dan mengambil tangan anak semata wayangnya itu lalu menggenggamnya erat.

"Dia adalah seorang yang tidak boleh kita biarkan masuk di kehidupan kita. Dia lelaki yang jahat. Apa kau tidak ingat? Bagaimana ia dengan mudahnya melenyapkan perusahaan paman mu? Bukan hanya perusahaannya Gio. Paman mu bahkan terbunuh dengan begitu mengerikannya. Dan hasilnya apa? Tidak ada satu orang pun yang berhasil menemukan siapa pembunuhnya sampai sekarang!"

Rosa membalikan tubuhnya dan menangis mengingat kejadian dimana saat mereka mendapati tubuh adiknya telah membusuk didalam rumahnya sendiri.

"Meskipun kita tidak memiliki bukti yang kuat untuk menuduh Devon sebagai pelaku pembunuhan paman mu. Namun pengakuannya yang begitu sadis sudah kami dengar bersama papamu" Gio membalikkan badannya dan menatap ibunya dengan tidak percaya. Sama halnya seperti Rafaela.

"Apa?" Tanya Gio yang semakin membuat Rosa menangis dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ya Gio. Saat itu, saat kami hendak pulang kerumah pamanmu setelah membereskan semua kejadian mengerikan yang menimpanya. Kami mendapati Devon sedang duduk di kursi dekat perapian, tempat paman mu biasa menghabiskan hari-harinya setiap sore" Antoni menjelaskan dengan sesekali memijat kepalanya yang sudah terasa sangat sakit.

MY PSYCHO MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang