9. Because

209 21 4
                                    

Kebanyakan seseorang pasti tidak menyukai kegelapan.
Tapi...
ada sebagian jiwa yang sangat menyukai senyapnya kegelapan.
Taukah kenapa? Karena gelap itu hening, diam dan juga damai.

--

"Apa?"

"Aku ingin kau menikah denganku Alana"

Bagaikan bisu. Alana bahkan tak mampu berkata apa-apa lagi. Disatu sisi ia merasa begitu senang. Tapi disisi lain ia merasa aneh. Bagaimana mungkin lelaki yang kelewat tampan ini mengajaknya untuk menikah? Pertemuan mereka juga belum cukup lama. Bahkan perkenalan mereka bisa dikatakan sangat singkat.

Menikah? Apa sebenarnya arti pernikahan itu? Yang Alana tau adalah, mempersatukan dua orang yang saling mencintai dalam ikatan yang suci dan sakral di mata Tuhan dan dunia. Membangun bahtera rumah tangga yang akan bertahan sampai maut yang akan memisahkan mereka berdua.

Namun ini? Alana bahkan tidak dapat mendeskripsikan tentang perasaannya kepada Devon. Bahkan lelaki yang sedang melamarnya ini tidak pernah mengatakan bahwa ia mencintai Alana. Jangankan mencintai, ia bahkan tidak pernah berkata bahwa ia menyukai Alana.

Oh... Ini sungguh membingungkan

"Kenapa?" Dengan susah payah Alana berusaha untuk berbicara kepada Devon. Meskipun debaran jantungnya masih berdetak sangat kencang.

Devon tersenyum dan membelai wajah cantik wanita yang ia puja ini. Devon mengerti dan ia paham apa yang Alana fikirkan. Hanya saja, ia belum bisa untuk mengatakannya.

"Karena aku ingin membahagiakan mu. Melindungi mu dan menjagamu" Devon mengambil tangan Alana dan menggenggamnya erat.

"Aku berjanji akan menjadi suami yang setia. Yang tidak bisa di goda oleh wanita manapun. Aku berjanji akan menjadikanmu satu-satunya wanitaku"

Devon merogoh kantung bajunya dan mengeluarkan sebuah cincin. Ia lalu memasangkannya di jari manis Alana. Sedangkan Alana? Jangan tanya dia. Ia hanya bisa mematung dan kembali membisu. Tubuhnya seolah enggan untuk menolak Devon.

"Ini adalah buktiku mengikatmu dalam hubungan ini. Aku menjadikan mu milikku. Dan cincin ini adalah tandaku untuk mu" air mata Alana jatuh tepat di tangannya yang sedang di pegang Devon. Dan langsung saja lelaki itu langsung mengecupnya dan menghapus air mata Alana dengan ibu jarinya.

"Cincin ini memang tidak terlalu cantik. Tapi percayalah, aku pasti akan menggantikannya dengan yang lebih bagus saat kita menikah nanti. Sekarang, aku hanya perlu memasang cincin ini untuk menyadarkan mu bahwa kau adalah milikku"

Alana menoleh kearah Devon dengan bingung. Sebenarnya apa maksud lelaki ini? Kenapa perkataanya terasa sangat mengintimidasi dan terkesan egois?

"Aku? Adalah milikmu?" Tanya Alana

"Iya Alana. Bersediakah kau menerimaku? Aku tidak ingin menjalin hubungan yang tidak jelas denganmu. Maka dari itu, aku ingin menikahimu"

"Bagaimana jika aku menolak?"

Bagaikan disambar petir. Devon merasa jatuh saat mendengar ucapan Alana. Berarti Alana tidak menginginkannya sama seperti dirinya, bukan?

"Aku... Aku..." Devon merasa kelu. Ia bingung harus berkata apa. Amarahnya seakan memuncak dan ia ingin segera membunuh siapapun saat ini. Ia merasa sangat sakit mendengar ucapan Alana yang seperti akan menolaknya. Dan sakitnya tepat menembus jantungnya.

MY PSYCHO MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang