16. Black heart

222 23 2
                                    

Tidak ada yang tau seperti apa rasanya hidup tanpa memiliki tujuan, kecuali si penderita itu sendiri. Kebahagiaannya terenggut begitu saja, hal yang ia sukai sirna dalam sekejap.

Dulu, ia hanya punya satu tujuan dalam hidupnya, yaitu melihat wajah orang tuanya tersenyum. Namun semuanya kembali hilang saat akhirnya ia menemukan bahwa dirinya tidak berarti apa-apa. Bahkan dimata orang tuanya sendiri.

Kebenciannya tertanam semakin dalam. Menumbuhkan sisi kelamnya yang seharusnya tidak pernah ada. Baginya, kebahagiaan hanyalah kata-kata klise yang ditujukan untuk orang-orang bodoh.

Kebahagiaan itu tidak ada jika bukan kalian sendiri yang menciptakannya. Menurutnya, kebahagiaan itu adalah hal yang mampu membuatmu merasa puas saat melakukan sesuatu.

Awalnya ia mengira bahwa mendapatkan Alana adalah bentuk dari rasa kepuasaannya karena pada akhirnya ia bisa mendapatkan apa yang ia mau. Bersama Alana mampu membuatnya merasa lebih hidup, perlahan namun pasti, wanita itu berhasil menutup sisi gelapnya.

Ia sebisa mungkin untuk tidak menunjukkan kepada Alana bahwa sebenarnya ia adalah lelaki kejam tanpa perasaan sedikitpun. Dirinya tumbuh dengan menyenangkan hatinya sendiri. Memuaskan nafsunya untuk menghancurkan orang lain.

Devon adalah seorang lelaki yang buta akan rasa kasihan. Selain Daddy tuanya dan Steve. Tidak ada lagi yang ia kasihani. Sebelum akhirnya Alana datang dan menebar perasaan hangat dihatinya. Melihat wanita itu terduduk sembari memeluk dirinya sendiri dibawah toko aksesoris, mampu membuatnya berdebar. Awalnya ia mengasihani Alana, namun lambat laun ia semakin tertarik dan ingin menjadikan Alana sebagai miliknya.

Yang akan selalu ia jaga, ia kasihi dan lindungi. Entah apa yang sebenarnya Devon rasakan. Ia sampai sekarang belum pernah mengatakan bahwa ia mencintai Alana. Cinta? Seperti apa bentuk cinta itu? Devon tidak tau.

Menurutnya, menunjukkan bahwa dirinya peduli adalah bentuk yang lebih besar dari pada mengatakan bahwa ia mencintainya.

Hari ini, setelah membawa Sarah kerumah sakit. Karena sebelumnya mereka menganggap bahwa Sarah telah meninggal. Devon yang memang mengerti sepenuhnya kepada orang yang telah mati. Akhirnya segera membopong tubuh Sarah dengan cepat tanpa memperdulikan panggilan dari Alana dan juga Ratih.

"Devon... Kita harus memberitahu keluarga Sarah"

"Untuk apa?"

"Untuk melakukan acara penyemayaman Sarah" Devon mengingat ucapan itu, sebelum dengan tegas ia mengatakan bahwa

"Dia masih hidup"

Saat itu Alana hanya menggeleng dan menangis. Alana tau bahwa kondisi Sarah memang sudah tidak bernyawa lagi. Ia sudah memastikannya terlebih dahulu. Tidak ada deru nafas yang keluar dari tubuh Sarah. Bahkan, Alana juga dapat merasakan bahwa tubuhnya sedikit menegang. Yang mengartikan bahwa sahabatnya itu telah berpulang.

"Devon tunggu! Bagaimana kalau kita ke rumah sakit untuk mengotopsi Sarah? Aku dan Alana Sungguh-"

"DIA MASIH HIDUP! KAU TIDAK MENDENGAR KU?"

Setelahnya Devon pergi dengan membawa Sarah kerumah sakit dan disusul oleh Alana, Steve dan juga Ratih.

Sesampainya dirumah sakit, Devon dengan cepat memberi perintah kepada dokter dan perawat untuk memeriksa keadaan Sarah. Alana hanya diam dan memeluk tubuh Ratih. Ia tau ini percuma, tapi ia berharap bahwa dugaan Devon benar.

Dan terbukti, walaupun sedikit harapan, ternyata Sarah memang masih hidup. Hanya saja, luka disekujur tubuhnya dan juga pukulan yang keras di kepalanya membuatnya dinyatakan koma.

MY PSYCHO MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang