13. For You

212 19 8
                                    

Terkadang, aku terbangun dari tidurku dan menangis dimalam hari.
Terkadang, aku menjerit memanggil namamu.
Siapa dirinya sehingga berani mengambil mu dariku?
Setelah sekian banyak waktu yang telah berlalu, selama itu kau adalah milikku.

--

"Ah! Terus sayang. Ayo jeritkan namaku"

"Gio! Aku sudah tidak tahan"

"Sebentar. Aku akan keluar"

"Ah! Gio!"

Jeritan mereka akhirnya keluar disaat sesuatu yang terasa nikmat akhirnya keluar dari dalam tubuh mereka. Membalut mereka dengan kelembapan yang sangat menyenangkan.

Sudah hampir menjelang pagi, namun rasanya masih saja tidak cukup. Setelah Rafaela melahirkan putri mereka. Tidak lama setelahnya dengan memastikan bahwa kondisi istrinya itu sudah lebih baik. Gio langsung saja melampiaskan hasrat terpendamnya kepada wanita yang telah menjadi ibu dari anaknya itu.

"Ah! Gio" desah Rafaela saat merasakan Gio kembali menarik dirinya dan berbaring disebelahnya sembari menutup matanya.

Lelaki itu tampak sangat lelah. Ia tidak menghiraukan suara Rafaela dan lebih memilih untuk memejamkan matanya. Karena rasa kantuknya telah datang beriringan dengan rasa lelahnya.

"Selamat tidur. Aku mencintaimu" Rafaela menarik selimut dan menutup setengah tubuh Gio yang tidak memakai sehelai pakaian pun. Ia lalu kembali ke posisinya dan mulai ikut memejamkan matanya. Namun hanya seperkian detik saja. Karena setelahnya ucapan Gio kembali membuatnya membuka matanya lebar-lebar.

"Aku juga mencintaimu Alana"

--

"Apa selama ini kau selalu tidak merindukanku?" Devon terlihat kesal dan memasang wajah cemberutnya. Ia dan Alana saat ini sedang berada disebuah butik milik teman Devon. Mereka berdua pergi untuk melihat-lihat baju pengantin yang cocok untuk Alana.

Sedari tadi Alana hanya sibuk dengan sejumlah karyawan yang datang kepadanya dan membuat dirinya sibuk dengan mencoba berbagai macam gaun pengantin.

Sejak kepulangan Devon. Alana selalu saja disibukkan dengan kemauan pria itu. Baik dalam hal rencana pernikahan mereka. Bahkan Alana yang melihat kebahagiaan dimata Devon sampai harus melupakan keinginannya untuk berjalan-jalan dengan lelaki itu.

Namun sekarang sebaliknya lah yang terjadi. Setelah Alana mematuhi semua permintaan Devon. Lelaki itu malah terlihat kesal karena kesibukan Alana. Padahal Alana sibuk juga demi pernikahan mereka.

"Tentu saja aku merindukanmu. Jika tidak, untuk apa aku berada disini sekarang?" Setelah mencoba seluruh gaun. Akhirnya Alana mendatangi Devon yang sedang duduk di sebuah sofa besar, ia merangkul lengan pria itu dan ikut mendudukkan dirinya sembari menyenderkan kepalanya di bahu Devon.

"Aku hanya ingin memberikan yang terbaik sebagai pasanganmu. Kau tau, aku bukanlah seseorang yang setara denganmu. Aku bahkan tidak tau menahu soal fashion. Aku hanya tidak ingin membuat mu malu saat membawaku keatas altar sana. Aku tidak ingin membuatmu menjadi bahan pembicaraan banyak orang karena kau bersanding dengan wanita biasa seperti ku" Alana merangkum wajah Devon dan tersenyum lembut kepadanya.

MY PSYCHO MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang