🏠 44 🏠

39.5K 2.9K 282
                                    

"Sen, kamu bercanda kan?" Tanya Manda yang tidak percaya Sena menyatakan perasaannya pada dirinya.

"Kamu anggap bercanda? aku serius Amanda, aku jatuh cinta sama kamu dari 12 tahun yang lalu." Ujar Sena sungguh-sungguh.

Manda menggelengkan kepalanya. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Manda sudah punya Arven, dan ia hanya menganggap Sena sebagai sahabat sekaligus kakaknya sendiri. Tidak lebih dari itu. Rasa sayang yang ia berikan untuk Sena hanya sebatas kasih sayang seorang sahabat.

"Aku bener-bener gak berharap sama sekali kamu nyatain perasaan kamu dipertemuan pertama kita setelah sekian lama kita gak ketemu. Aku cuma anggap kamu sebagai sahabat dan gak lebih dari itu. Maaf kalo ini kesannya aku jahat atau gimana, tapi aku bener-bener gak bisa sen." Ujar Manda berterus terang.

"Aku bikin kamu gak nyaman ya?"

"Kamu itu sahabat pertama di hidup aku dan aku harap, kamu juga jadi sahabat terakhir aku. Aku mohon sama kamu buat gak hancurin persahabatan kita. Sama satu lagi, aku juga udah punya pacar." Jujur Manda.

Sena tersenyum getir. Mau tidak mau, suka tidak suka, inilah kenyataan yang harus ia hadapi. Penantiannya selama 12 tahun seperti sia-sia begitu saja. Mungkin ini juga salahnya karena menghilang tanpa memberitahu Manda saat itu. Sena akan berusaha untuk mengikhlaskan perempuan dihadapannya ini.

"Boleh aku jujur sesuatu lagi sama kamu? karena mungkin setelah ini kita gak akan ketemu. Aku yakin kamu akan benci aku." Ujar Sena. Ia tampak sangat serius.

"Kok kamu ngomong gitu? ada apa?"

"Sebenarnya, alasan aku menghilang dari kamu bukan sepenuhnya karena kak Silla." Sena menundukkan kepalanya.

"Maksud kamu?" Tanya Manda bingung.

Sena tampak menarik nafas dalam-dalam lalu menghebuskannya berat. "Aku buat seseorang hamil, Amanda. Hamil anak aku."

Manda membulatkan matanya dan mulutnya pun terbuka lebar sempurna. Seperti ada batu besar yang menghantam dadanya. Entah rasanya seperti sesak, kecewa, dan kaget tentunya. Sena yang selama ini ia pikir adalah lelaki paling baik yang ia kenal, namun ternyata ia sangat mengecewakannya.

"Sen, are you kidding me?"

Sena menggeleng. "Aku serius,"

"Gimana bisa sih? kamu yang selama ini aku kenal cowok baik-baik, tapi ternyata ini sifat asli kamu? aku kecewa sama kamu sen, kecewa."

"Malam itu, aku udah gak kuat ada dirumah. Papa sama mama selalu salahin aku kalo kak Silla kenapa-napa. Padahal aku selalu jagain dia, ada disamping dia setiap saat. Aku selalu dibilang gak becus jaga kak Silla. Papa gak sekali dua kali tampar aku dan aku udah muak sama semua itu kalo boleh jujur. Aku cuma jadi bahan sasaran pelampiasan ketakutan mereka atas kehilangan kak Silla."

"Sampai saat itu aku memutuskan untuk keluar rumah. Aku pergi ke klub malam. Aku mabuk berat, sampai akhirnya karena aku udah gak sadar sama sekali ada salah satu cewek teman sekolah aku disana. Dia bantu aku buat pergi dan bawa ke apartemennya karena dia gak tau rumah aku dimana. Dan malam itu aku khilaf." Tutur Sena panjang lebar.

"Anak kamu dimana sekarang?" Tanya Manda.

"5 bulan sebelum aku memutuskan pindah dan cari kamu ke Indo, ibu dari anak aku udah gak mau urus dia lagi karena katanya masa depannya gak bakal cerah kalo dia sambil urus anak kita. Jadi, sekarang anak aku ada sama aku." Sahut Sena.

"Berapa umurnya sekarang?"

"Tepat satu tahun." Sahut Sena sambil tersenyum.

"Dia cewek atau cowok?" Tanya Manda lagi.

My Craziest Neighbor [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang