🏠 11 🏠

68.3K 4.4K 116
                                    

Arven tengah berkumpul bersama anak Vergiss di markas. Mereka tengah membahas tentang ketua dari Regrad, Galen Sanjaya  yang dengan terang-terangan datang ke sekolah mereka untuk mengajak seluruh anak Vergiss tanding basket sore ini.

Regrad adalah sebuah komplotan dari SMA Pelita yang selalu mencari masalah dengan Vergiss. Entah apa alasan mereka selalu mencari ulah, tapi hal itu sudah mendarah daging. Sampai waktu itu, Vergiss dan Regrad terlibat tawuran yang menyebabkan banyak anggota dari mereka luka-luka. Itu terjadi sekitar 3 tahun yang lalu.

"Anjir emang si galen baru jadi ketua aja sok banget bangsat." Ujar ditto dengan emosinya. Ia ingat sekali bagaimana tampang angkuhnya galen saat datang ke sekolah mereka bersama pasukannya.

"Dia gak tau aja kita punya kapten basket disini." Lanjut aldo membanggakan arven si calon ketua mereka nanti.

"Gue mau lo yang pimpin ven." Ucap rei yang tiba-tiba datang.

Arven menaikkan sebelah alisnya bingung. "Kan lo masih ketua Vergiss."

"Anggap aja ini tes buat lo jadi pengganti gue. Nanti gue juga bakal ada disana. Tapi dateng telat." Ucap rei.

Arven hanya menganggukkan kepalanya.

Drrttt Drrttt

Ponsel rei berbunyi. Tertera nama 'Galen' di layar ponsel pipih berwarna hitam itu. Rei memencet opsi hijau yang ada di ponselnya dan me-loudspeaker nya.

"Selamat sore boss Vergiss." Sapa galen di seberang telfon sana.

"Apa?"

"Gue tunggu anggota lo di lapangan basket tempat biasa kita tanding. Kalo lo semua gak dateng, gue anggap lo kalah sebelum pertandingan." Ujar galen dan langsung memutuskan panggilannya sepihak.

"Ayo berangkat." Ucap arven mengambil alih pimpinan. Jujur saja, arven sedikit muak atas keangkuhan galen.

Mereka semua pergi beriringan menuju lapangan basket menggunakan motor besar mereka. Hari ini, tidak semua anak Vergiss ikut. Ada beberapa dari mereka yang tidak bisa hadir dan kebanyakan itu dari kelas 12. Mereka sudah mulai serius untuk perguruan tinggi.

Tak butuh waktu lama, mereka sampai di lapangan basket yang dibilang galen. Mereka kaget ternyata yang datang ke lapangan itu banyak dari alumni Regrad. Dan arven tahu beberapa.

"Anjir ven gila! mereka sama seniornya." Ucap ditto bergidik ngeri.

"Gak ada si rei lagi. Ngeri ini mah." Sahut aldo.

Arven berjalan menghadap seluruh anak Vergiss.

"Lo pada takut?" Tanya arven dengan nada dinginnya.

"Kalo takut ngapain masih disini? gue gak butuh pecundang."

Sekarang mereka berjalan mendekat ke arah Regrad yang tengah memandang rendah mereka. Namun arven tak memusingkan hal itu. Ekspresinya masih tetap datar.

"Mana ketua lo?"

"Gue yang wakilin." Ucap arven dengan nadanya yang masih tetap dingin.

"Yakin pasukan lo segini doang? disini banyak alumni Regrad yang siap bantu. Lo gak takut?" Ucap galen dengan angkuhnya.

"Tujuan kesini buat tanding basket bukan adu bacot kayak banci." Jawab arven tanpa ekspresi dan datar sedatar-datarnya.

Galen tersenyum miring, "Oke, kita mulai."

Pertandigan pun dimulai. Arven membuka seluruh kancing seragamnya dan memperlihatkan kaos hitam ia pakai. Kalau ada kaum hawa disini, sudah dipastikan lapangan penuh akan teriakan mereka menyuarakan nama arven.

My Craziest Neighbor [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang