🏠 17 🏠

60.5K 3.7K 71
                                    

Sejak kejadian tadi malam arven terus mengurung diri di kamar. Manda khawatir dengan keadaan arven. Lelaki itu tidak banyak bicara. Memang sih, biasanya juga irit bicara namun sekarang benar-benar tidak bicara sama sekali.

Manda dan arkha sudah bangun dari tadi pagi dan sekarang mereka ingin sarapan. Sudah tiga kali manda mengetuk pintu kamar arven namun tidak ada sahutan sama sekali. Manda sudah putus asa bagaimana cara mengembalikan mood arven.

"Bang arven gak makan kak?" Tanya arkha yang sedang mengoles selai cokelat ke rotinya.

"Kamu lihat sendiri dari tadi kakak ketuk pintunya gak di sahutin."

"Arkha aja deh yang bangunin." Usul arkha.

"Jangan kha, nanti dia ngamuk loh."

"Percaya deh, bang arven kalo sama arkha pasti gak marah." Ucapnya lalu pergi ke kamar arven. Manda jadi ketar-ketir sendiri. Kalau arven bentak arkha bagaimana? arkha kan cengeng. Kalau dimarahin bundanya saja, ia bisa nangis dua jam. Apalagi dimarahin arven? manda aja takut.

Begitu kagetnya manda ketika melihat arkha keluar dari kamar arven sambil menarik tangan arven seperti menarik anak TK. Sebenarnya yang lebih tua arven atau arkha sih?

"M-mau sarapan?" Tanya manda gugup bukan gugup sih, ia lebih ke takut.

"Boleh." Jawabnya.

Manda pun mengambil selembar roti tawar. "Mau selai apa?"

"Apa aja asal jangan kacang."

"Kenapa? gak suka kacang?" Tanya manda sambil mengoleskan selai cokelat.

"Alergi."

Manda menganggukkan kepalanya. Setelah sarapan, manda dan arkha berganti pakaian. Ya, mereka ingin jalan-jalan berdua tanpa arven.

Arven mengernyit saat melihat manda dan arkha sudah rapih. "Mau kemana?"

"Ke pantai, bang." Jawab arkha.

"Gak ajak gue?"

"Emangnya lo mau pergi berdua sama kita?" Tanya manda. Ia berpikiran kalau arven akan menolaknya untuk di ajak jalan-jalan.

"Gue ikut. Ganti baju dulu bentar." Setelah itu arven memasuki kamarnya.

"Tumben bang arven minta ikut?"

Manda hanya mengedikkan bahunya sambil tersenyum. Lucu sih, arven seperti anak kecil yang takut ditinggal ibunya sendirian di rumah.

"Kita mau kemana?" Tanya arven saat keluar dari kamarnya.

"Arkha mau ke pantai bang, boleh ya?" Pinta arkha.

"Ya udah, gue telfon supir dulu suruh jemput."

"Gak usah ven, kita jalan kaki aja. Gak jauh kok, beneran." Ucap manda.

"Iya bang, deket kok dari sini."

"Oke,"

Mereka bertiga pun meutuskan untuk berjalan kaki ke pantai. Terakhir kali arven melihat pantai ketika ia masih SMP. Saat itu ia sedang berlibur ke Australia bersama keluarganya. Ya, saat papanya masih sering pulang ke rumah dan tentu saja masih menyayangi mamanya. Yang arven ingat, saat itu ia sangat bahagia. Ia bahagia bisa melihat mamanya tersenyum dan papanya juga tesenyum saat arven foto. Tapi itu dulu.

Sekarang? ia akan melihat luasnya pantai bersama tetangga gilanya. Manusia yang tiada bosan mengganggu kehidupan arven. Lenyap sudah ketenangan hidupnya saat kedatangan Amanda Aqueela Yasmine. Terkadang ia berpikir, mengapa takdir selalu mempertemukan ia dan manda? di saat yang tidak pernah arven bayangkan sebelumnya. Seperti saat ini.

My Craziest Neighbor [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang