🏠 23 🏠

57.4K 3.7K 213
                                    

"Manda, lo seriusan di telfon sama si Galen?" Tanya Aldo. Sekarang sedang jam istirahat dan mereka sedang berada di kantin. Momen yang langka, Manda dan Freya duduk di satu meja yang sama dengan Arven, Aldo dan Ditto.

"Mau ngapain lagi sih tuh orang? gak ada kerjaan apa gimana dah ganggu kita terus." Sahut Ditto.

"Rey udah tau ven tentang ini?"

"Biarin aja, dia lagi sibuk ngurusin buat ujian. Lagian ketua Vergiss kan gue sekarang." Jawab Arven.

"Feeling gue gak enak deh," Freya bersuara.

"Kenapa frey?"

"Lo tau sendiri dari dulu sifatnya Galen kayak gimana. Dia gak bakal berhenti kalo dia belom menang. Apalagi sekarang Manda udah jadi sasarannya dia. Gue khawatir Manda bakal kenapa-napa."

"Tenang aja frey, kemarin ada yang bilang sama gue katanya mau jagain gue. Dia bilang kalo sama dia gue pasti aman." Ucap Manda sambil senyum-senyum. Ya, betul sekali Manda sedang menyindir Arven sekarang.

"Siapa yang ngomong gitu? gak mungkin Arven kan?" Tanya Ditto.

"Hmm tanya aja orangnya."

"Ven, lo mau jagain Manda?"

Arven yang di kasih pertanyaan seperti itu hanya diam dan enggan menjawab.

"Kalo diem mah biasanya bener." Timpal Aldo.

"Sok tau lo." Karena merasa dirinya sudah tidak aman, Arven bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan teman-temannya itu.

"Ven mau kemana?"

"Sebat."

🏠🏠🏠

Jam dua. Sudah waktunya untuk siswa SMA Althar pulang ke rumah masing-masing. Mengingat Galen menelfonnya kemarin, Manda memutuskan untuk turun bersama Arven. Walaupun kemarin Galen bilang ia akan menunggu Manda di depan gerbang, tapi Manda memilih untuk tetap mencari aman. Arven belum keluar dari kelasnya, mungkin ada pengumuman terlebih dahulu dari wali kelasnya. Tapi tak lama kemudian, pintu kelas Arven terbuka dan para siswa berhambur keluar.

"Arven!" Manda memanggil Arven agar cowok itu melihatnya.

"Udah?"

Manda mengangguk. Keduanya pun ke parkiran bersama.

"Nih pake helm," Arven memberikan helm untuk Manda. Ingat, keselamatan itu penting.

"Ven, gue takut."

"Gue udah bilang kan? lo sama gue bakal aman."

Dengan sedikit ragu, Manda menaiki motor besar Arven. Setelah keluar dari parkiran, benar saja Galen dan kedua temannya yang lain ada di depan gerbang. Tak persis di depan gerbang, karena  mereka menghindari bertemu satpam sekolah.

"Eittss stop-stop." Galen menghadang motor Arven. Hal yang Manda khawatirkan benar terjadi.

"Stop dulu dong, abang Arven." Galen dengan sengaja menekankan kata abang.

Arven masih tak bersuara. Ia ingin lihat dulu apa yang akan Galen lakukan.

"Kayaknya lo harus turunin cewek itu deh ven. Karena gue udah ada janji duluan sama si cantik ini. Iya kan, Amanda?" Galen berjalan mendekati Manda. Manda langsung membuang muka ke arah lain. Ia tidak ingin melihat muka Galen.

"Kalo gue gak mau?" Arven pun bersuara.

"Lo berurusan sama gue." Sahut Galen.

"Lo pikir gue takut?" Tanya Arven dengan smirknya.

My Craziest Neighbor [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang