🏠 30 🏠

61.4K 3.5K 291
                                    

Hari ini tepat tiga bulan setelah Arven dan Manda resmi berpacaran. Dan pada hari ini pula mereka  sudah berada di kelas 12. Yang berarti mereka sudah akan disibukkan oleh beragam mata pelajaran untuk persiapan masuk ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Setiap pulang sekolah Arven dan Manda juga sering belajar bersama. Ya maklum saja otak Manda pas-pasan tidak seperti Arven. Kalau tidak sering-sering di asah bagaimana nasibnya ke depan.

"Man," Panggil Arven. Sekarang mereka sedang berada di parkiran sekolah dan bersiap untuk pulang ke rumah setelah berjam-jam belajar di sekolah.

"Hm?" Sahut Manda.

"Papah nyuruh gue ke rumah oma." Ya, Arven masih menggunakan 'lo-gue' saat bicara sama Manda. Menurutnya masih sangat aneh kalau bicara dengan 'aku-kamu' atau panggil dengan nama masing-masing.

"Emangnya kenapa?"

"Gak tau, udah lah gak usah kesana." Arven kembali memasukkan ponselnya ke kantong celana abu nya.

"Loh kenapa? Arven juga udah jarang ketemu kan? siapa tau ada yang penting." Ucap Manda.

"Gak lah, kita balik aja." Arven memakai helm full facenya.

"Gak, gak mau. Arven jangan kayak gini terus dong, mungkin papanya Arven pengen ngobrol sama anaknya aja emang salah? coba deh sekali-kali di pikirin dulu."

"Ya udah gue anter lo pulang dulu." Ucap Arven.

"Gak usah, nanti Arven malah muter-muter jadinya kalo anterin Manda dulu. Udah sana, Manda bareng Freya aja mobilnya juga masih disini tuh." Manda menunjuk mobil Freya yang terparkir tak jauh dari mereka.

"Yakin?"

"Iya, udah sana."

"Ayo gue anter dulu ke mobilnya Freya." Arven menarik tangan Manda membawanya ke mobil Freya.

"Astaga ke mobil doang. Kayak ada yang mau culik Manda aja."

Arven mengetuk kaca mobil Freya.

"Ada apa pasangan baru?" Tanya Freya dari dalam mobil.

"Anterin Manda bisa gak?"

"Lah tumben, emang kenapa?" Freya mengkerutkan keningnya bingung, pasalnya setelah resmi berpacaran dua manusia ini sangat lengket dan tak pernah lepas sama sekali kecuali ke toilet. Masa iya ke toilet juga berdua kan gak mungkin.

"Gue ada urusan." Sahut Arven.

"Ya udah, sini man masuk." Freya mempersilahkan masuk Manda ke mobilnya.

"Hati-hati, kalo udah sampe rumah kabarin gue. Inget langsung pulang jangan keluyuran kemana-mana." Peringat Arven.

"Iya, ya ampun. Arven juga hati-hati ya?" Ucap Manda.

"Iya,"

"Haduh, nyamuk lagi nyamuk lagi."

Setelah mobil Freya keluar dari parkiran barulah Arven menyalakan motornya dan pergi menuju rumah omanya. Entah ada maksud apa papahnya menyuruhnya untuk datang. Sudah berbulan-bulan juga Arven tidak bertemu papahnya. Maklum lah keluarga barunya lebih penting mungkin?

Tak lama kemudian Arven sampai di rumah mewah omanya. Dan benar saja Arven dapat melihat mobil mewah papahnya terparkir disana.

"Assalamualaikum," Ucap Arven saat memasuki rumah.

"Waalaikumsalam, di ruang makan ven." Sahut Edwin.

Arven pun melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Benar saja firsatnya, papahnya datang dengan ibu tiri dan juga saudara tirinya siapa lagi kalau bukan Galen. Seharusnya ia tidak mendengarkan ucapan Manda. Ya, Arven sangat menyesal sekarang. Tapi tunggu, disana ada satu perempuan yang mungkin seumuran dengannya. Tapi Arven tidak mengenalnya, entahlah mungkin sepupu jauhnya. Ia tidak mau peduli.

My Craziest Neighbor [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang