🎶Now playing, -Kunci hati, Afgan🎶
- Ketika garis takdir berubah -
_________________
_________Metta melihat kebelakang, mendapati Langit yang berdiri dibelakang-nya sambil memasukan tangan-nya ke dalam saku celana abu-abu milik-nya.
"Total nya sepuluh juta mas" Sahut Resepsionis itu sambil tersenyum manis. Mungkin karena Langit memiliki wajah di atas rata-rata.
Langit segera meraih dompet-nya yang ada di dalam kantong-nya lalu mengeluarkan black card milik-nya
"Ini pakai kartu saya aja mbak" Langit menyerahkan kartu tersebut kepada resepsionis tersebut, Resepsionis tersebut pun langsung mengambil kartu tersebut dan segera menggesek-nya."Makasih ya" Ujar Mbak tersebut sambil menyerahkan dan Langit pun menyambut-nya.
"Yuk" Ajak Langit yang sudah berjalan mendahului Metta.
"Kok lo sih yang bayar, kan gue yang tanggung jawab" Gerutu Metta kepada Langit.
"Udah gak papa" Sahut Langit.
"Lah kok gitu, emm gini aja, nanti kalau gue punya uang gue ganti deh, gimana? Kalau gitu gue minta nomor telpon sama nomor rekening lo deh" Ujar gadis itu.
"Em.. sebenarnya gue gak mau di ganti sih, tapi yaudah lah gak papa kalau itu mau lo.
Terserah mau bayar apa gak. Tapi gue lebih senang kalau lo gak bayar" Ucap Langit. Mereka berdua berbicara sambil berjalan dikoridor rumah sakit."Pokoknya nanti gue bayar, Emm lo gak pulang? Orang tua lo gak nyari gitu?" Gadis itu menggaruk kepala-nya yang tidak gatal.
"Tenang aja" Sahut cowok itu dengan santai.
Metta menghembuskan nafas panjang-nya "Gue ada satu pertanyaan, tapi lo harus jawab jujur".
Langit mengerutkan alis-nya "Apa".
Lalu mereka berdua mendaratkan bokong mereka ke bangku rumah sakit sambil berbicara "Kenapa lo peduli sama gue?".
"Gu...gu....gue kagum sama lo" Ujar Langit secara terang-terangan, membuat Metta langsung kikuk. Sial, suasan menjadu canggung.
Jantung Metta berpacu lebih cepat dari biasa-nya. Sudah lama dia tidak merasakan apa yang dirasakan-nya saat ini. Metta langsung menepis pikiran-nya.
Metta tertawa miris lalu bangkit untuk berdiri "Mending lo pulang sekarang" ketus gadis itu.
"Gue salah ngomong ya?" Cowok tersebut bertanya dengan ragu.
Metta menggelengkan kepala-nya "Udah mau malam, lo harus pulang" Sahut-nya ketus.
"Yaudah, lo mau pulang bareng?" Tanya Cowok itu dan ditanggapi gelengan oleh gadis itu "Gue bisa sendiri" Sahut gadis itu.
"Yaudah gue pulang dulu ya. Lo pulang hati-hati, udah malam. Kalo lo kenapa napa, lo bisa telpon gue. Dah" Ujar cowok itu lalu langsung melangkahkan kakinya untuk menuju ke parkiran.
Metta memandang punggung tegap cowok itu yang semakin lama semakin menjauh dari pandangan-nya "Kenapa lo sama nenek itu baik banget sama gue?" Gumannya dengan tatapan sendu.
Setelah punggung cowok itu sudah menghilang dari pandangan-nya.Gadis itu langsung memasuki ruangan nenek yang ditolong-nya tadi.
Metta membuka pintu, mendapati nenek yang terbaring lemah karena-nya. Gadis itu tidak menyangka masih ada orang baik di dunia ini. Masih ada orang yang peduli meski dia tidak menunjukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSIS
Fiksi Remaja- Ketika garis takdir berubah - Cerita ini menceritakan tentang Awan Ameta Hujan yang bertemu dengan seorang most wanted bernama Langit Fosisdipa yang memiliki sifat humoris. Namun siapa sangka pertemuan mereka yang klise bisa membuat Langit jatuh c...