05. Meeting again

48 22 3
                                    

🎶Now playing, -Pandangan pertama, RAN🎶

- Ketika garis takdir berubah -

__________________
__________

Elang yang melihat muka kesal dari seorang Awan Ametta Hujan pun segera beranjak dari bangku-nya. Dia sangar kenal dengan sifat manusia satu ini, Meninggalkan kedua sahabat-nya yang masih melongo di sana.

Cowok itu mengampiri Metta dan Eke Badai yang sedang beradu mulut "Eke, udah jangan gangguin dia lagi, nanti gue beliin apa yang lo mau" Ucap Elang dengan muka datar.

"Wiuuuuuuuu" Eke Badai tersenyum ceria. "Tas branded?" Tanya Eke.

Elang mengangguk "Ya, ntar gue beliin mau merek apa?".

Eke Badai memilin rambut panjang-nya "Dwel" 'Deal' . Eke Badai mengulurkan tangan-nya ke Elang.

Elang membalas uluran tangan itu "Ya" Sahut Elang. Eke Badai pergi dari sana dengan berlari kecil dengan girang.

Elang pun langsung menoleh ke arah Metta "Kamu gak papa?" Tanya Elang dengan khawatir.

Metta menggeleng "Aku gak papa, thanks Lang" Sahut Gadis itu lembut.

Elang menarik pergelangan tangan gadis itu dengan lembut lalu menuntun gadis itu untuk berjalan ke arah meja-nya dan kedua sahabat-nya tadi.

Cowok itu menuntun gadis itu untuk duduk. Metta pun mau tidak mau harus menuruti-nya padahal dia tidak mau menuruti-nya, tetapi dia tidak enak dengan Elang karna telah menolong-nya tadi.

Metta berhadapan dengan cowok yang pernah merenung di halte dan cowok yang kemaren bertubrukan dengan-nya. Metta menoleh ke arah lain. Entah mengapa, dia tidak mau bertatapan dengan cowok di depannya ini. Sungguh tatapan yang sangat meneduhkan.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Elang sambil menarik bangku-nya.

"Neng mau makan apa? Biar Abang Ares yang bayarin" Ares memindah bangku-nya untuk duduk di sebelah Awan.

"Nama eneng siapa?" Tanya Ares.

Gadis berambut sebahu itu pun tidak mengeluarkan sepatah kata sedikit pun. Gadis itu berdiri, Metta risih karena daei tadi cowok yang pernah diberi permen guhit oleh-nya sedang memperhatikan dirinya.

"Gak usah Lang, aku gak lapar" Gadis itu beranjak, belum satu langkah pergi dari sana, ada tangan kekar yang menahan-nya.

"Please, Stay here" Pinta Elang.

" I'm Sorry, Elang Firnasa" Ujar gadis itu lalu melepaskan tangan Elang dari tangan-nya. Gadis itu beranjak pergi dari sana meninggalkan ketiga cowok itu.

Saat dia dikoridor entah mengapa banyak para siswi yang berbisik menatap ke arah-nya. Dia bingung apakah ada yang salah dengan-nya. Lalu tanpa sengaja dia mendengar kata 'Elang' dari bisikan para siswi itu. Oh jadi ternyata insiden Elang menolongnya dua kali menjadi sorotan para siswi.

Elang tersenyum getir sambil menatap gadis berambut sebahu yang perlahan-lahan menghilang dari pandangan-nya.

"Dia itu siapa lo Lang?" Tanya Langit.

METAMORFOSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang