Darkside mengangkat pedangnya ke udara
"Phantom eye: Phantom cracker" Ucap Darkside
Sebuah aura naga hitam muncul di sekitar tubuh Darkside
Darkside mengayunkan pedangnya
Naga itu langsung meluncur ke arah Meteor yang di lemparkan oleh Rio dan langsung menelannya
Bukan Meteor saja, seluruh batuan angkasa yang di lemparkan oleh Rio juga di telan oleh naga itu
"Cih hanya segitu?" Tanya Darkside
Tiba-tiba saja hari menjadi gelap
"Tunggu, bukannya sekarang masih jam 2, kenapa sudah gelap?" Tanya Fen
Penduduk bumi menjadi semakin panik setelah melihat planet Mars sedang bergerak menuju ke arah bumi
"Hoo... Tidak aku sangka kau cerdas juga, tapi asal kau tau planet seperti itu tidak akan bisa melukaiku" Ucap Darkside
"Phantom eye: Weapon type: Maximal power: Gun of crusher" Ucap Darkside
Tangan kanan Darkside berubah menjadi sebuah meriam mekanik raksasa
Sebuah peluru di muntahkan dari dalam meriam itu
Peluru itu mengenai Planet Mars dan langsung menghancurkannya menjadi berkeping-keping
"Bwahahaha.... Apakah masih ada lagi?" Tanya Darkside
Tanpa sengaja Darkside melihat Rio di balik Planet Mars yang barusan di hancurkannya
"Ciao" Ucap Rio
Rio menembakkan meriamnya langsung ke arah Darkside
Peluru meriam Rio menyerap energi yang ada di sekitarnya, akibatnya peluru meriam itu menjadi semakin besar
"Bagaimana ini, kita tidak akan bisa mengelak" Ucap Kai
"Tidak ada pilihan lain" Ucap Gin
Gin menggunakan sayap di punggungnya untuk melindungi orang-orang yang ada di sekitarnya
"Kalian semua bersiap untuk ledakan" Ucap Gin
Gin menutup matanya
Terdengarlah ledakan yang cukup kencang, lalu dua detik kemudian suara ledakan itu menghilang
Gin membuka matanya
Dia melihat bahwa dia dan yang lain sudah berada di padang rumput yang sangat luas
"Di mana ini?" Tanya Gin
"Aku juga tidak tau, tiba-tiba saja kita berada di sini" Ucap Vi
Airin sadar dari pingsannya
"Untung saja... Aku masih... Sempat memindahkan... Kalian" Ucap Airin
Airin memuntahkan darah dari mulutnya
"Itu adalah... Kekuatan terakhirku.." Ucap Airin
"Airin sebaiknya kau beristirahat, tidak perlu memaksakan diri seperti ini" Ucap Kai
"Aku akan berjuang, aku akan berjuang seperti yang dia lakukan" Ucap Airin
"Saura, tolong pulihkan airin" Ucap Gin
"Baik" Ucap Saura
Saura memulai kembali proses pemulihan Airin
Ard keluar dari dalam rerumputan dan langsung berteriak
"AKU DIMANAAAA..." Teriak Ard
"Hey berisik" Ucap Shin
"Tapi aku heran, kenapa tiba-tiba saja kita ada di padang rumput ini?, bukannya tadi kita berada di kota Giald?" Tanya Gray
"Itu tidak penting, sebaiknya kita mencari anggota kita yang lain" Ucap Roga
"Tidak perlu" Ucap Ard
"Memangnya kenapa, bukannya mereka itu juga penting?" Tanya Grey
"Mereka semua ada di sana" Ucap Ard sambil menunjuk Mizu, Raa, Hana, dan Yume yang sedang pingsan
"Sepertinya ini pertama kalinya matamu berguna Ard" Ucap Grey
"Diam kau dasar Oven" Ucap Ard
"Jangan marah begitu, aku cuma bercanda" Ucap Grey
"Sebaiknya kita beristirahat sebentar, setelah itu kita bisa menjelajahi tempat ini" Ucap Roga
"Aku setuju denganmu" Ucap Ard
Merekapun beristirahat di bawah pohon sambil menunggu anggota lain siuman
-Di bumi-
Pertarungan antara Darkside dan Rio masih berlanjut
Setengah bagian bumi sudah hancur karena tembakan meriam milik Rio
Saat ini mereka sedang beradu pedang
Pedang Rio dan Darkside sama-sama retak
"Tembakanmu tadi cukup hebat, tapi sayangnya itu belum cukup untuk membunuhku" Ucap Darkside
"Berisik, sebaiknya kau diam saja" Ucap Rio
Rio dan Darkside saling menusuk perut lawan mereka
Perur Rio di tusuk oleh Darkside, begitu juga Darkside, perutnya di tusuk oleh Rio
Kesadaran Rio sedikit demi sedikit menghilang
Matanya mulai kabur dan akhirnya gelap seluruhnya
Rio membuka matanya, kini dia berada di sebuah tenpat berwarna putih dan tidak memiliki tepian
Di hadapannya sudah berdiri seorang pria dan seorang wanita
"Akhirnya kau datang juga ke tempat ini" Ucap sang pria
"Sudah lama sekali ya kita tidak bertemu" Ucap sang wanita
Rio kaget
"Aku ada di mana sekarang? Dan siapa kalian?" Tanya Rio
Sang pria tersenyum setelah mendengar perkataan Rio
"Kau ini masih saja bodoh seperti dulu, apakah kau lupa dengan orang tuamu sendiri?" Tanya sang pria
"Orang tuaku?, jangan bilang kalau kau Azilos" Ucap Rio
"Sayangnya itu semua benar" Ucap Azilos
-Bersambung-