Hari itu Rio dan Fen menghabiskan waktu dengan berjalan di kota Silverion sambil sesekali berhenti untuk melihat pemandangan
"Tidak aku sangka kota ini memiliki pemandangan yang cukup indah dan masih asri" Ucap Fen
"Sepertinya mereka merawat kota ini dengan sangat baik" Ucap Rio
"Oh ya Rio aku merasa sedikit aneh denganmu, aku merasa kau sedikit berbeda, berbeda dari kau yang biasanya" Ucap Fen
"Aku sendiri juga seperti itu, aku malah berpikir kalau aku saat ini sedang tidak berada pada diriku sendiri dan juga entah kenapa aku merasa sangat rindu kepada Airin" Ucap Rio
Rio menitikkan air matanya
"Aku yakin dia pasti sangat kesepian tanpa diriku" Ucap Rio
"Sudahlah, jangan khawatir, kau pasti bisa bertemu dengannya, lagipula dia itu kan istrimu, jujur aku sangat iri kepadamu, keluargamu sangat Harmonis, sedangkan aku masih saja bertengkar dengan vi, walaupun kami sudah menikah" Ucap Fen
"Tetap saja aku sangat merindukan airin" Ucap Rio
"Tenang saja, dia akan baik-baik saja di sana" Ucap Fen
Matahari pun terbenam, hari yang awalnya siang kini berubah menjadi malam dan pada malam itu Fen berangkat menuju kota Giald menggunakan pesawat
Setelah mengantarkan Fen, Rio kembali ke penginapan
"Untuk pertama kalinya aku bosan sendirian" Ucap Rio
Rio berbaring di kasur yang berada di dalam kamar penginapan
Dia membayangkan masa-masa yang di laluinya bersama dengan Airin, suka dan duka mereka lalui bersama
Di saat Rio sedang melamun sebuah anak panah berwarna hitam meluncur dengan cepat ke arahnya
Dengan cepat Rio bangun dan menangkap anak panah itu
"Bukannya anak panah ini milik Gin?, tapi bagaimana dia bisa ada di sini?" Tanya Rio
Rio melompat keluar dari jendela dan langsung mengejar orang yang barusan menembakkan anak panah ke arahnya
Rio terus mengejar pria yang menggunakan jaket hitam dan membawa sebuah panah mekanik di tangannya
Pria itu terus berlari menghindari kejaran Rio
Walaupun begitu Rio Tidak pernah berhenti mengejarnya
Hingga suatu ketika pria itu terpojok Karna menemui jalan buntu sedangkan Rio sudah berada di hadapannya
"Kali ini kau mau lari kemana lagi hah?" Tanya Rio
Pria berjaket hitam itu membelah panahnya menjadi sepasang belati
"Katakan padaku, kau itu Gin atau bukan?" Tanya Rio
Bukannya menjawab pria itu malah menyerang rio
"Cih tidak bisa di ajak bicara ya" Ucap Rio
Rio menangkap tangan kanan pria itu dan memukul perutnya
Alhasil pria itu langsung terlempar dan menghantam dinding
"Aku tanya sekali lagi, kau itu siapa?" Tanya Rio
Pria itu kembali berdiri dan langsung bersiap untuk menyerang Rio lagi
Rio juga sudah dalam posisi siap untuk menyerang
"Aku sudah muak denganmu, aku tidak akan menahan diri lagi" Ucap Rio
Pria berjaket hitam itu melompat dan mengayunkan belatinya ke arah kepala Rio
Kepala Rio putus terkena ayunan belati, tapi tubuh Rio masih bergerak dan malah membanting pria itu ke tanah
Belum selesai sampai di situ, Rio memegang tangan kanan pria itu dan melemparnya ke udara
Ketika si pria sudah di udara, Rio mengarahkan telapak tangannya ke tubuh pria itu
"Phantom eye: Weapon type: Gun of Crusher" Ucap Rio
Tangan Rio berubah menjadi sebuah meriam dan sebuah peluru langsung di muntahkan dari dalam meriam itu
Pria berjaket hitam yang sedang ada di udara terkena peluru meriam milik Rio
Ledakan besar terjadi di udara, cahaya ledakan itu menerangi seluruh kota selama beberapa saat hingga akhirnya cahaya itu menghilang
Tubuh pria berjaket hitam tadi jatuh kembali ke tanah dalam keadaan yang sangat mengenaskan, hampir sebagian tubuhnya gosong, tubuh bagian kirinya hancur, dan beberapa luka yang cukup parah
Tangan Rio kembali seperti semula dan mengeluarkan asap berwarna putih
Rio mengambil kepalanya yang tergeletak di tanah lalu menyambungkannya kembali
"Menyebalkan" Ucap Rio
Rio berjalan kembali ke penginapannya sambil membawa panah mekanik milik pria yang baru saja di kalahkannya
"Kalau dia memang Gin, pasti dia akan sulit untuk di kalahkan, tapi bukannya cuma Gin yang memiliki panah seperti ini?, jadi kesimpulannya dia itu siapa?" Tanya Rio dalam hati
Rio menghabiskan malam itu di penginapan sambil menatap bintang yang ada di langit
-Bersambung-