Gulungan perkamen dalam genggaman Pangeran Aran menggagalkan perang yang sudah lama ia tunggu-tunggu. Kegeraman memenuhi dirinya.
Kerajaan Luraxia yang terkenal angkuh bisa secara tidak langsung mengakui kekalahan mereka pada kerajaan Gondvana. Ketika Raja Gallien dari Luraxia masih berjaya, mereka akan berperang hingga mati. Ternyata pangeran-pangeran penerusnya hanya pengecut.
Dendam Aran untuk Luraxia bermula sepuluh tahun yang lalu, di akhir perang delapan tahun dengan Gondvana. Ayah Aran memutuskan untuk membuang harga diri untuk menyelamatkan rakyatnya.
Keluarga kerajaan Gondvana dipaksa untuk bertekuk lutut di depan Gallien, memujanya. Aran masih kecil saat itu, tapi ia ingat jelas akan semua penghinaan yang harus ia lewati. Raja Gallien dan ketiga pangeran anaknya duduk di singgasana tinggi, kulit mereka pucat dan rambut mereka pirang, kontras dengan kulit gelap yang dimiliki keluarga Aran.
Kemudian kakak perempuan Aran, Alnilam Celbalrai, berjalan ke samping Gallien. Selain emas dan intan, Nilam adalah upeti terpenting, tanda pertalian kedua kerajaan. Pemasti bahwa penyerahan kekalahan Gondvana adalah asli. Aran mendongak mencari wajah ayahandanya saat itu. Yang ia lihat hanya katupan mata pasrah dan tundukan tidak rela.
Saat itu Aran menggertakkan giginya, mengepalkan tangannya geram. Ia menahan luapan emosinya hingga mereka kembali ke Gondvana. Ia meraung dan memukul, tapi ayahnya tidak memedulikannya. Nilam tidak pernah kembali dari Luraxia. Satu tahun di Luraxia, ia kemudian meninggal karena penyakit. Kenyataan yang sebenarnya mungkin lebih kejam daripada penyakit, mereka tidak memberitahukannya pada Aran yang saat itu masih kecil. Namun Aran tidak peduli — baginya itu tidak merubah kenyataan bahwa Nilam telah tiada.
Hubungan Aran merenggang dengan ayahandanya sejak saat itu. Ia pindah ke pusat timur Gondvana di Kitala dan dilatih Jenderal Antares, menerima pendidikan perang terbaik sejak ia kecil. Pertanyaannya setiap hari, mengapa hari itu ayahandanya harus memilih untuk menyerah? Kenapa harus menyerah jika masih bisa diperjuangkan?
Kini Gallien sudah tiada: Luraxia bertambah lemah setiap tahunnya. Di sisi lain, pasukan Gondvana di bawah Aran lebih kuat dari kapanpun juga. Aran ingin menyerang balik dan menarik penghinaan yang dulu didapatnya. Namun ketiga pangeran Luraxia tampak tahu akan pikirannya.
"Kau sudah baca sendiri," raja berkata. "Dengan menawarkan upeti pada kita, mereka menginginkan perdamaian. Mereka mengakui mereka lebih lemah."
"Dan Ayahanda bisa menerimanya begitu saja?" Aran berkata, melempar gulungan perkamen di tangannya. "Satu persetujuan. Hanya itu yang kuperlukan dari Ayahanda, dan pasukan terbaik Gondvana akan menyerang ibukota mereka. Ketiga pangeran itu digabung tidak sekuat seperempat Gallien dulu. Kita akan menang; kita pasti menang."
Ayahandanya memunggungi Aran. Rambutnya yang telah memutih menyadarkan Aran berapa lama mereka tidak bersua. Pandangan ayahandanya tertuju ke luar jendela, mengamati matahari terbenam Birdaun. Setelah desahan napas, ia berkata, "Kau tidak berubah. Kukira bimbingan Antares di Kitala sudah membuatmu dewasa. Aran, kau tahu, berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk menyiapkan pasukan? Berapa banyak jiwa yang harus dikorbankan untuk sebuah penyerangan? Apa kau pernah berpikir bagaimana perasaan keluarga yang ditinggal, ketika suami dan ayah mereka harus pergi berperang?"
"Karena pikiran seperti itulah mengapa kita dulu kalah dalam perang!" Aran berseru. "Ketiga pangeran itu—"
"Para Pangeran Luraxia tidak selemah yang kaupikirkan," raja memotong cepat, suaranya tajam. Ia berjalan ke sudut ruangan, masih memunggungi Aran. Kini nadanya meninggi, "Hugues Demares, yang tertua, menguasai pertukaran intan di utara. Uangnya adalah yang terbanyak, dan kau tahu apa yang mereka bisa lakukan dengan uang.
![](https://img.wattpad.com/cover/250350329-288-k245405.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lapis Lazuli (COMPLETE STORY)
FantasyCOMPLETE STORY Silakan menikmati cerita ini dari awal hingga tamat! Arleth Blancia, seorang putri dari Luraxia, hanya ingin hari-hari yang damai bersama kakaknya. Aldebaran, seorang putra mahkota dari Gondvana, ingin membuktikan dirinya layak dengan...