🔫 - 21

13.7K 2.7K 777
                                    


HALLLO PARA SEBENTAR, IBU PERSIT, APA ISTRINYA DOKTER INI WKWKWK.

Gimana kabarnya kalian? Sehat terus ya, jaga kesehatan.

Lama ya gw ga update maafkeun, sok sibuk soalnya. Yaudah nih happy reading ❤️💚

Eitss absen dulu. SINI IBU PERSIT ABSEN DULU. YANG ISTRINYA DOKTER JUGA ABSEN DULU 🤣



































🔫🔫🔫





Ketika manusia terlalu takabur, terlalu berangan-angan dengan besar, sebelum Tuhan memberikan jawaban. Terkadang bukan sebuah jawaban berupa garisan, yang keluar sebagai kenyataan, melainkan rasa kekecewaan yang begitu mendalam, berselimut dengan angan, yang terbang bersamaan dengan suara tangisan.



Iya, terkadang manusia suka lupa akan kenyataan, dan lebih memilih untuk banyak berangan-angan. Padahal angan itu sendiri belum tentu menjadi sebuah kenyataan yang harus mereka emban.



Rentetan doa, harapan, bahkan keinginan selalu dipanjatkan setiap hari, jika ada sesuatu maka manusia akan sering meminta bahkan rajin untuk berdoa. Menghadap pada Tuhan.



Tapi sadarkah mereka. Sujudnya masih sering terburu-buru untuk sebuah rentetan doa yang sering mereka sebut.



Tak malu kah ketika berhadapan dan bersimpuh dengan berdoa pada Tuhan hanya jika ada maunya saja? Lantas jika tidak karena ada kemauan dan sesuatu, manusia melakukan apa saja sampai lupa akan kewajiban.



Seakan tertampar dengan sebuah kenyataan. Kamu menangis tersedu-sedu dengan duduk  masih memakai mukenah. Menangisi kebodohan diri sendiri selama ini. Merasa malu akan keagungan Tuhan, tetapi kamu malah sering lalai, dan akan ingat ketika sedang susah. Iya kesusahan seperti sekarang ini.



Andai Tuhan memiliki perasaan seperti manusia, mungkin Tuhan akan marah dan enggan untuk bertemu dengan dirimu lagi. Yang akan mendekat jika kesusahan. Dan menjauh ketika terlalu sibuk dengan hiruk-pikuk duniawi.



Kamu menutup wajah dengan kedua tangan. Menyembunyikan suara tangisan dari orang lain. Meredakan amarah yang meledak-ledak dalam hati. Kekecewaan yang merenggut kenyataan. Dan rasa berjuang yang sudah pada titik kelelahan. Adakah rasa lain yang begitu menyiksamu selain rasa itu?



Bukan hanya lelah karena memperjuangkan sebuah hubungan. Tetapi lelah karena kerasnya kehidupan yang kamu rasakan.



Kuliah yang berantakan, hubungan yang diambang ketidak jelasan. Masa depan yang bahkan kamu sendiri melihatnya hanya ada kesuraman.



Kuliah sudah sejauh ini, dan rasanya ingin menyerah, ada yang pernah merasakan seperti ini? Posisi yang sama seperti ini?



Antara melanjutkan dan menyerah. Lanjut karena kamu sudah memulainya, tetapi ketika ingin melangkahkan lagi, rasanya beribu-ribu beban hinggap dalam bahumu.



Tidak ada cara lain selain menangis sekarang. Bukan karena cengeng. Kamu hanya lelah, seakan seperti dipermainkan oleh takdir yang menjadi bagian dari kehidupan.



"Mah ... Pah ... Aku pengen nyerah, aku pengen sudahi semuanya. Tapi aku juga enggak mungkin bikin kalian kecewa. Enggak sedikit biaya yang kalian keluarkan untuk aku kuliah, tapi rasanya aku tertekan. Aku harus gimana," tuturmu masih dengan menutupi wajah dengan kedua tangan.



NCT Husband Series 💚 Lee Jeno 💚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang