Chapter 22

5.8K 623 20
                                    


"Mama!" pekik Heejin keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama!" pekik Heejin keras. Nahee yang didapur langsung berlari kearah kamar anaknya itu dan saat sampai kamar anaknya, ternyata Minghao lebih dulu sampai.

Ya, sudah 4 tahun, Heejin anaknya dan Minghao lahir didunia. Kyulkyung yang benar-benar pergi setelah kejadian itu dan Nahee yang memutuskan untuk cuti satu semester sampai Myunghee lahir.

Sampai sekarang, orang kampus gak ada yang tahu kalau Nahee udah nikah dan punya anak. Juyeon? Dia mundur, nikah sama perempuan yang dia gak cinta. Emang benar apa kata dia waktu di cafe, dia dijodohin.

Siapa sangka sekarang Nahee udah disemester akhir. Bahkan sekarang dia lagi nyelesaiin skripsinya. Nahee bangga pada dirinya sendiri karena bisa mengurus rumah, kuliah, dan anak. Walaupun, Heejin masih sering dititipkan kerumah orang tuanya.

"Mama! Heejin mimpi!" Nahee berjalan kearah kasur anaknya dan duduk disamping Minghao, "Oh, ya? Heejin mimpi apa?" tanyanya.

"Mimpi kalau Heejin punya adik." Ucap Heejin polos, sedangkan Minghao terkekeh pelan sambil melirik Nahee yang diam melongo. Minghao mencolek pinggang Nahee agar sadar, "Gausah colek-colek!—,"

"—,emang Heejin mau punya adik?" tanya Nahee pelan, Heejin segera menggeleng membuat Nahee tersenyum menang, sedangkan Minghao mendengus.

"Kenapa?" tanya Minghao kali ini, Heejij menggeleng bertanda menolak mentah-mentah, "Nanti Papa gak sayang Heejin lagi."

"Papa kan sayangnya sama mama."

Nahee menyeringai kecil, "Tapi mama sayangnya Cuma sama Heejin."

👉🖤👈

"Huh, cape banget gue sialan." Gerutu Taewoo yang langsung mendapat pukulan dibibirnya dari Yeri, "Mulut lo!" Taewoo mengerucutkan bibirnya.

"Jalanin aja lah, tinggal skripsi terus sidang, abis itu selesai." Ucap Jihoon. Mark mendengus.

"Pengen ketemu Heejin deh gue." Ucapnya sambil cemberut. Nahee yang dengar nama anaknya disebut langsung noleh.

"Main aja kerumah. Heejin juga sekarang lebih sering ikut kak Hao."

Mata Mark berbinar, "Serius? Wah, ntar malem dah kita kesana ayo."

"Anakku, papimu ini datang, darling." Ucap Hendery sambil merentangkan tangannya lebar sampai kena muka Somi. "Biasa aja nyet. Muka gue nih." Sungutnya kesal

"Anj—," Xiaojun dengan wajah kesal langsung melempar ponselnya ke Nahee membuat Nahee melotot. "Apaan sih?"

"Laki lo tuh! Ganggu gue aja." Lucas tiba-tiba teriak. "DEJUN! KOK LO DIBUNUH DIEM AJA! TOLOL AH BEGO! MATI KAN LO! KALAH AH DEJ—,"

"BERISIK KANG KOPI!" teriak Yeri sebal

Sedangkan Nahee yang habis telfonan langsung melempar ponsel Xiaojun dan berdiri dari duduknya, "Gue balik ya. Kak Hao ada didepan."

"Nanti malem kita kesana Na!" Nahee hanya mengacungkan jempolnya.

Nahee yang berlari mendadak berhenti saat mendengar teriakkan perempuan cempreng. "MAMA!"

Nahee menoleh kearah kanan dan mendapatkan suaminya yang menggendong anaknya. Jangan lupakan Minghao yang menggendong Heejin dengan setelan jas dan kacamata yang bertengger dihidungnya.

Pasang mata langsung menoleh kearah Nahee yang berjalan kearah dua orang prioritasnya. Bahkan ada yang menatap Nahee sinis.

"Ih, kok Heejin ikut. Panas tau, kak. Nanti kalau sakit gimana?" Minghao terkekeh lalu menggenggam tangan Nahee.

"HEEJIN/ UNCLE, UNTY!" teriak Heejin dan teman-teman Nahee bareng.

Mark langsung merentangkan tangannya dan berlari kearah Heejin yang juga merentangkan tangannya. Mark dengan cepat membawa Heejin kegendongannya.

Sedangkan Somi, Hangyul, Taewoo, Jihoon, Lucas, Hendery, Dino, dan Xiaojun menatap orang sekitar mereka dengan tatapan datar. Sampai Somi mendengar omongan yang gak enak didenger.

"Nahee udah nikah, pantes dong kalo orang nikah punya anak? Situ iri punya pacar modelan kaya tukang parkir sedangkan Nahee punya suami modelan boyband." Tohoknya.

"Gausah macem-macem atau ini tangan masukkin lo ke tong sampah disana." Ucap Hangyul sambil menunjuk tong sampah yang gak jauh.

Sedangkan anak-anak yang melihat itu Cuma memasang wajah tak percaya, bahkan sangat tidak percaya.

👉🖤👈

"Besok lanjut lagi, ayo tidur." Suruh Minghao. Nahee mengangguk kecil lalu mematikan laptopnya dan berbalik memeluk Minghao erat. "Cape ya? Sabar ya. Sebentar lagi lulus kok."

"Huh, iya. Aku pengen cepet-cepet lulus. Kuliah gak seenak yang aku kira." Gumam Nahee

"Tapi temen kamu nambah kan? Gapapa, seenggaknya kamu punya pengalaman yang beda."

"Oh, iya! Kak, aku mau cerita." Ucap Nahee lalu menarik tangan Minghao untuk duduk.

"Apa? Duduk sini." Nahee menurut untuk duduk dipangkuan Minghao. Jangan tanya dimana Heejin, dia udah tidur dikamarnya.

"Sebenernya sih udah dari sebulan yang lalu aku mau cerita, Cuma karena kita sama-sama cape jadi aku baru bisa cerita sekarang—,"

"—ada yang kayanya coba deketin aku, kak. Dia dari fakultas hukum." Minghao tersenyum simpuul. "It's okay. Aku gak marah, sayang."

"Aku harus gimana?" tanya Nahee polos, Minghao yang gemas langsung mengecup bibir Nahee, "Biarin aja, nanti kalau emang dia masih ngejar kamu dan kamu risih. Kamu bisa ngasih tau dia kok, kalau kamu udah nikah bahkan udah punya anak. Apalagi tadi difakultas kamu rame karena Heejin teriak manggil kamu mama. Aku yakin, berita kamu udah nikah bakal kesebar."

Nahee tersenyum hangat lalu memeluk leher Minghao sambil sesekali mengecupi leher Minghao membuat Minghao menggeram. "Jangan banyak tingkah, kalau gak mau tanggung jawab."

"Siapa bilang? Aku mau tanggung jawab kok." Mendengar ucapan Nahee, Minghao langsung berancang-ancang mencium bibir Nahee. Namun lagi-lagi gagal. Siapa orangnya? Xu Heejin.

Minghao mendengus, "Kamu kerjasama sama Heejin ya." Nahee terkekeh pelan lalu turun dari pangkuan Minghao. "Besok deh ya. Kayanya sekarang Heejin mau nginep disini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Husband || Xu Minghao [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang