Chapter 15

6.1K 708 63
                                    

"Kak! Makan dulu!" teriak Nahee dari dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak! Makan dulu!" teriak Nahee dari dapur. "Manggil den Hao, non?" Tanya bi Aera.

Nahee mengangguk lalu terkekeh, "Soalnya dia gak mau dipanggil pak" ucapnya yang membuat bi Aera ikut ketawa.

"Gausah ngetawain saya" bisik Minghao tepat ditelinga Nahee membuat Nahee membeku "Kakak denger?"

"Iyalah kan saya punya telinga yang fungsinya buat dengerin setiap ucapan orang" sindir Minghao membuat Nahee mengerucutkan bibirnya. "Apa? Ngapain bibirnya maju? Mau saya cium?" sungut Minghao.

"Ih! Apaan sih!" ketus Nahee, Minghao terkekeh lalu melanjutkan makannya "Abis makan langsung ke kamar, saya mau ngomong"

Selesai nyuci piring Nahee langsung ke kamar, pas didepan pintu Nahee udah mikir yang nggak-nggak, takutnya Minghao mau ngusir dia atau nyuruh dia tidur diteras sehabis debat mereka dimobil tadi sore.

"Kak?" panggil Nahee soalnya gak ngeliat Minghao pas masuk kamar, baru mau tiduran eh suara Minghao buat Nahee kaget.

"Nahee! Tolong ambilin handuk, saya lupa!" teriak Minghao dari dalam kamar mandi, Nahee mendengus lalu ikut teriak "Kan udah dibilang jangan mandi malem! Kenapa masih mandi malem sih!"

"Ya namanya juga orang lupa" ucap Minghao yang keluar kamar mandi dengan keadaan shirtless, Nahee udah biasa untungnya.

"Jadi?" Minghao natap Nahee lalu melempar handuknya ke Nahee yang duduk sila dikasur, Nahee lagi-lagi mendengus pas banget handuknya mendarat dikepalanya.

"Minta tolong yang bener gitu loh."

Nahee sedikit berjalan dan duduk dipinggir kasur, sedangkan Minghao duduk karpet biar Nahee gampang ngeringin rambutnya.

"Saya mau kamu tetap kuliah" ucap Minghao setelah diam cukup lama. "Kita udah omongin ini tadi kak" balas Nahee.

"Belum selesai Xu Nahee."

Nahee memelankan gerakan tangannya "Aku kan udah kasih alesan kenapa aku gak mau kuliah, kenapa maksa sih?" sebalnya.

Minghao membalik tubuhnya lalu menatap Nahee yang sedikit lebih tinggi darinya "Kamu tau kenapa saya maksa kamu? Kamu pikir saya maksa kamu tanpa ada alasan? Kamu salah kalau mikir gitu Nahee."

"Saya mau kamu jadi perempuan yang dihargai walaupun kamu nikah diumur 18 tahun. Banyak diluar sana perempuan nikah muda dikira hamil atau yang lainnya. Tapi saya gak mau kamu kaya gitu. Kamu cantik, kamu baik, kamu masih muda. Mungkin kamu mikirnya karena udah nikah kamu gak bakal bebas kaya temanmu yang lain. Emang iya kaya gitu, tapi buat berteman saya kasih izin, nikmatin masa muda kamu. Kamu berhak buat kuliah. Saya maksa kamu karena saya gak mau dengar istri saya direndahin sama banyak orang diluar sana cuma karena hal sepele. Kamu ngerti Nahee?" jelas Minghao

Nahee memang menunduk daritadi, tapi Minghao juga tau kok kalo Nahee nangis, dia bisa denger suara isakan Nahee.

"Jangan nangis, saya gak suka ngeliat perempuan nangis" ucap Minghao berdiri dan memeluk tubuh Nahee, bukannya berenti Nahee malah membalas pelukan Minghao dan menangis kencang.

Pas udah tenang niatnya Minghao mau lepas pelukannya soalnya pegel meluk Nahee sambil diri sedangkan Nahee duduk.

"Kok dilepas, mau peluk" rengek Nahee membuat Minghao menghela napas, "Sebentar saya pegel berdiri"

Minghao menidurkan tubuhnya lalu menepuk lengan kanannya yang direntangkan untuk kepala Nahee, dengan cepat Nahee menaruh kepalanya dilengan Minghao lalu memeluk Minghao erat, sedangkan Minghao menepuk punggung Nahee sesekali mengelus dan mencium rambut Nahee

"Na, kamu tidur?" Tanya Minghao lembut dibalas gelengan Nahee di leher Minghao lalu mengeratkan pelukannya

Sebenernya risih kalo Nahee meluk, soalnya napasnya ke leher Minghao. Cuma kalo lagi mode manja Minghao gak bisa apa-apa.

"Kakak ngapain?" pekik Nahee tertahan karena suaranya udah abis. "Lepas bra kamu, gak baik tidur pake bra" jawab Minghao mencoba membuka pengait bra tanpa memasukkan tangannya kedalam baju Nahee.

"Ya gak bisa lah kalo tangannya gak masuk kedalam baju. Susah" ucap Nahee dengan wajah bersemu untungnya Minghao gak lihat. "Yaudah saya masukkin tangan saya nih buat buka bra kamu. Lagian demen banget pake bra sih pas malem, gak sesek apa"

Baru mau lempar bra Nahee ke sofa, suara Wendy dan Irene udah kedengeran.

"YAAMPUN MAAF GANGGU! GAK TAU KALO LAGI MAKE A BABY! LANJUTIN AJA YA, KITA KEBAWAH NIH!"

Nahee kaget begitupun Minghao, Cuma mereka saling tatap dan akhirnya Minghao dan Nahee sadar. "Make a wish kali ah" gerutu Nahee 

 "Make a wish kali ah" gerutu Nahee 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Husband || Xu Minghao [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang