Chapter 12: Strange Cave

1.6K 286 74
                                    

Cairan di dalam wastafel mulai bereaksi, buih-buih mulai muncul dari dalam sana. Sasuke segera mendorong kasur bertingkat itu kembali ke tempatnya. Sasuke mengambil sesuatu yang bisa menyumbat telinga lalu memberikannya pada Sakura. Mereka pun memakainya secara bersamaan.

"Pergilah ke bawah dan bungkus kepalamu," ucap Sasuke memberikan kasur yang tadi Sakura rusak pada Sakura. Sakura pun mengangguk lalu bersembunyi di kolong ranjang bersama kasur tipis yang ia rusak.

Tak lama berselang Sasuke menyusulnya, berbagi tempat dengan Sakura dan melakukan hal yang sama, menutupi tubuhnya dengan kasur tipis.

Tekanan udara meningkat sekitar dua derajat. Hidrogen yang lebih ringan dari udara membuat hindenburg tetap di langit. Dengan ventilasi udara yang ditutupi oleh koran, hidrogen telah terkumpul di langit-langit. Dan karena setiap galon air, saat dipecah menghasilkan sekitar 4000 liter gas hidrogen maka ini akan sangat menyakitkan.

Sasuke menarik tali membuat percikan api muncul di antara tali dan kabel. Sekian detik kemudian terdengar sebuah ledakan yang mampu membuat pintu besi itu lepas.

Sasuke dan Sakura keluar dari sana bersamaan dengan suara alarm berbunyi. Sasuke menarik tangan Sakura masuk ke dalam sebuah ruangan dan beruntungnya mereka malah masuk ke dalam ruangan berganti pakaian para penjaga.

Sasuke dan Sakura melapisi pakaian mereka dengan pakaian penjaga, mereka keluar dari sana dalam penyamaran. Salah seorang penjaga menghampiri mereka, menepuk pundak Sasuke membuat Sasuke menoleh.

"As ta vroúme grígora," ucap penjaga itu yang mengajak Sasuke untuk mencari 'mereka'. Mereka yang dimaksud sang penjaga adalah Sasuke dan Sakura.

"Entáxei," ucap Sasuke mengatakan 'oke' pada penjaga itu. Faktanya Sasuke menguasai beberapa bahasa dan Yunani adalah salah satunya.

"Pigaínete éxo," ucap penjaga itu menyuruh Sasuke untuk mencari di luar. Sasuke hanya mengangguk lalu pergi bersama Sakura.

Dengan mudahnya mereka keluar dari penjara itu. Benar-benar sebuah keberuntungan, dibantu dengan otak cerdik Sasuke. Tak salah ia sering terlibat banyak masalah, setidaknya itu membantu ia untuk keluar dari situasi paling rumit sekalipun.

Sasuke dan Sakura meninggalkan pakaian penjaga mereka di hutan. Lama berjalan membuat keduanya kelelahan, mereka pun memutuskan untuk beristirahat.

'Arggg... dadaku, sakit sekali,' batin Sasuke menyentuh dadanya, menahan rasa sakit di sana agar Sakura tak tahu.

Lama mereka beristirahat hingga hari mulai beranjak sore, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka. Usai berjalan selama satu jam lamanya, mereka menemukan sebuah tempat yang aneh, lebih tepatnya sebuah goa namun goa itu nampak tertutup.

"Aku yakin ini bisa di masukin," ucap Sakura mengelilingi pintu masuk goa yang tertutup itu. Tanpa sengaja Sakura melihat sesuatu yang aneh di balik tumbuhan liar di goa itu, ketika Sakura mengusapnya maka terlihat sebuah kotak berpassword.

"Eh ini apa?" tanya Sakura membuat Sasuke menghampirinya. Sasuke memasukkan tangannya ke dalam saku jaketnya hingga ia mendapati kertas dan pena yang sebelumnya ada di villa, di dalam sana juga terdapat ponsel lama ayah Sakura.

"Kau membawa itu?" tanya Sakura ketika Sasuke mengeluarkan kertas dan pena dari saku jaketnya.

"Mau coba menggosoknya?" tanya Sasuke membuat Sakura mengangguk. Dengan semangat Sakura menggosok kertas itu hingga ia melihat tulisan 'Lemnos, tanggal yang membahagiakanku'.

"Lemnos? Kita berada di Lemnos, kenapa begitu kebetulan?" ucap Sasuke bertanya-tanya, ia tak percaya dengan hal yang terjadi.

"Jangan-jangan goa ini," ucap Sakura sambil menunjuk goa dihadapan mereka. Jika benar maka lebih tidak masuk akal lagi.

"Tak ada yang salah dari mencoba bukan?" tanya Sasuke menghampiri kotak berpassword yang Sakura temukan tadi.

"Tanggal yang membahagiakan?" guman Sasuke penuh tanya.

"Tanggal pernikahan?" tanya Sakura membuat Sasuke menatapnya. Mungkin saja itu benar karena tanggal pernikahan adalah tanggal yang membahagiakan.

Sakura maju, mencoba memasukan tanggal pernikahan orang tuanya namun tak terjadi apa-apa, sepertinya bukan tanggal itu yang dimaksud.

Sasuke akhirnya maju, mencoba memasukan tanggal lahir Sakura dan berhasil, pintu goa itu nampak bergeser hingga terbuka sepenuhnya. Sakura terdiam melihatnya, ragu untuk masuk ke dalam sana.

"Ada aku," ucap Sasuke menyentuh tangan Sakura lalu menggenggamnya. Sasuke menatap Sakura dengan tatapan lembutnya, berusaha meyakinkan Sakura.

Akhirnya mereka memasuki goa itu, ketika mereka masuk pintu goa itu segera tertutup. Sakura semakin ketakutan hingga tiba-tiba goa itu menjadi terang. Ternyata goa itu merupakan sebuah laboratorium.

"Hahahaha....!!!!" Suara tawa menggelegar pun terdengar, bersamaan dengan seorang laki-laki paruh baya berambut putih yang muncul. Sakura semakin takut melihatnya namun Sasuke malah meremas tangan mungil Sakura dengan gemas, berusaha memberi tahu agar ia tak perlu risau.

"Heh?! Anaknya Kizashi?! Hahahaha....!!" ucap laki-laki paruh bayar itu kembali dengan tawanya. Melihat tawanya saja sudah membuat Sasuke berpikir bahwa laki-laki kolot itu adalah orang gila.

"Kau kenal?" tanya Sakura ketika mendengar laki-laki paruh baya yang menurut Sasuke gila itu menyebutkan nama ayahnya.

"Hahahahah....!!" Bukannya menjawab justru laki-laki itu malah tertawa kembali. Melihat kelakuannya membuat Sasuke malah membayangkan Naruto yang sudah tua. Wajah layaknya orang gila dan mesum itu benar-benar seperti menggambarkan sosok Naruto 20 tahun lagi.

"Kau anaknya Kizashi kan? Bunga bunga musim semi bermekaran....," ucap laki-laki paruh baya itu sambil berputar-putar seolah tengah menari.

"Dia gila?" tanya Sakura setengah berbisik pada Sasuke sambil menatap laki-laki paruh baya itu dengan tatapan ngeri.

"Dia terlihat seperti Naruto," sahut Sasuke membuat Sakura mengerutkan keningnya. Sakura pun menatap wajah Sasuke yang fokus melihat laki-laki paruh baya itu menari.

"Kau mengatai Naruto gila?" tanya Sakura setengah berbisik, menatap Sasuke tak percaya. Sasuke pun menoleh dan menatapnya.

"Bukannya dia memang gila sayang?" tanya balik Sasuke membuat Sakura berpikir. Jika dipikirkan dan dilihat dari kelakuannya, secara garis besar Naruto memang gila.

"Ohh oke," sahut Sakura pada akhirnya, kembali menatap laki-laki paruh baya itu.

"Eh sebentar sebentar!! Kenapa ada kepala bokong ayam hitam di sini? Hahahah!!! Kepala bokong ayam hitam lalalala kepala bokong ayam hitam lalalala," ucap laki-laki paruh baya itu bernyanyi sambil menunjuk kepala Sasuke, menimbulkan perempatan siku di kening Sasuke.

"Bokong bokong bokong...!!" teriak laki-laki paruh baya itu sambil menggoyangkan pinggulnya, memamerkan bokongnya pada Sasuke dan Sakura.

"Awww...!! Bokongku sakit!!" teriaknya ketika ia menampar bokongnya sendiri. Sasuke dan Sakura hanya bisa tersenyum canggung melihatnya.

"Gilanya sudah kelewatan," komentar Sakura canggung.

"Aku tarik kata-kataku, Naruto tak segila ini," ucap Sasuke.

"Heh?! Siapa gila? Siapa? Siapa?" tanya laki-laki paruh baya itu sambil melihat ke kiri dan ke kanan.

"Mana? Mana? Hahahahahah!!!" teriaknya dengan tawa yang semakin besar.

"Aku?" ucapnya menunjuk dirinya sendiri. Dengan sedikit kaku Sasuke dan Sakura pun menganggukkan kepala mereka.

"Hahahaha...!! Kalian tidak tahu? Aku Jiraya!! Professor paling cerdas dan berbakat seantero dunia!!" teriaknya dengan kedua tangan yang terangkat ke atas.

"Dunia semut tapi hahahaha!!!" lanjutnya kembali tertawa. Pada akhirnya Sasuke memukulnya hingga laki-laki bernama Jiraya itu tak sadarkan diri.

Secret FileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang