5. Fever

87 11 0
                                    

Hari Senin, saatnya AU NCT!

banyak banyak vomment gaes untuk support akuuu

1 vote = 1 support~

Final word, happy reading! ❤️

.

.

"Mbak bangun mbak."

Aku mengucek mata dan sontak mendorong Jihad karena wajahnya terlalu dekat hingga ia terperosok di tumpukkan baju kotor

"Astaghfirullah dek maaf aku pikir siapa." Ucapku membatunya bangkit. "Ko bukan Hafiz yang bangunin?"

"Kakak demam." Jawab Jihad.

"Kok ngga bilang ke Umi malah ke mbak?" tanyaku bingung.

"Umi juga tepar mbak gegara flu." Ucap Jihad,

" Ucap Jihad,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Duh Mi tumben banget kamu sampe tepar begini." Komentar Abi memeriksa suhu tubuh Umi dan Hafiz.

"Maaf Abi, Umi pusing banget belom sempet masak." Ucap Umi menarik selimutnya.

"yasudah abang sama mbak masak, Abi sama Jihad nyuci mobil. Bagaimana?" tanya Abi kemudian kami mengangguk setuju.

"Han tolong cincang dagingnya, gue yang bentuk dumpling." Ucap bang Mahdy yang sudah siap di dapur.

"Bikin dumpling pagi-pagi bang? Emang ga repot?" tanyaku namun bang Mahdy terlanjur sibuk dengan perlengkapan dapur sehingga pembicaraan kami berakhir singkat.

"Em

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Em... aku ngga tau kalo abang suka nyanyi." Ucapku memulai percakapan, bang Mahdy yang awalnya sibuk kemudian menengok dengan tatapan was was.

"Gue ngga pernah nyanyi dirumah kok lu bisa bilang gitu?" tanya bang Mahdy curiga.

bagaimana ini? Kok kesannya dia marah ya? "Gu... gue tau dari kak Jun kok." Jawabku gugup. "Ada yang salah?"

"Ngga sih." Jawab bang Mahdy. "Cuman gue takut ketauan Umi".

"Masak sih? Umi mah gapernah larang-larang apa yang kita suka." Timpalku, kemudian suasana kembali hening.

"Tolong siapkan nasinya." Ucap bang Mahdy. "Buat yang sakit gue sisipin wasabi dalem dumpling nya. Biar cepet meler cepet sembuh."

Sesuai dengan perintah bang Mahdy aku menyiapkan nasi dan memanggil Jihad untuk membawakannya ke ruangan Hafiz dan Umi. Setelah urusan dapur selesai aku mandi dan segera berangkat ke kampus.

.

.

"Hafiz mana Han?" tanya Hilda setelah selesai perkuliahan.

"Sakit." Jawabku singkat.

"dia memang udah bersin bersin dari kemaren." Timpal Hilda. "Tapi si Jihad baik baik aja kaaaaaan? Dia kan sekamar bareng Hafiz."

Aku mengangguk sambil mendengus, kalau Hilda nanyain Jihad otomatis Wanda pasti bakal nanyain bang Mahdy. "Aku lagi ngga akur sama si abang jadi jangan ditanyain ya Nda." Ucapku mengantisipasi.

"Ngga akur kenapa deh?" tanya Wanda.

"Biasa lah sodaraan kan beda pola pikir, gitu aja sih." Ucapku kemudian menyentuh dahi yang perlahan terasa hangat.

"Eh kenapa Han?" tanya Hilda yang ikutan memegang dahiku, "Astaga... kok badanmu juga anget??"

.

.

.

Hmmm ternyata lumayan singkat

How is it? semoga ngga membosankan ya

See you tomorrow~

Monday, 14th Dec 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Monday, 14th Dec 2020

From Home no.127 • NCT AU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang