"Kosan no 127? wah itu kosan beken banget karena penghuninya ganteng ganteng."
"betewe beneran ya... kosan no 127 isi penghuninya bening bening semua"
"kamu ngga pusing ngadepin cowo ganteng tiap hari?"
Kisah kehidupan Hana yang dikelilingi oleh buj...
btw... menimbang nimbang betapa banyak nya chapter Fanfiction ini...
Author memutuskan buat bikin season 2 From Home no.127
Supaya kalian yang baca ga keriweuh an scrolling2 hehe
tapi... rilisnya mungkin bakal bulan depan ato entahlah hehe
semoga para readers mengerti :))
.
.
"Jan ini stick Pe Es mau ditinggal ato... Jan?"
Januar menghadap jendela dengan tatapan kosong, beberapa hari setelah pertemuan dengan Wanda yang memergokinya sedang merokok perlahan mengubah perasaannya.
"Woi diem aje!" Hendry yang sedari tadi memanggil Januar menepuk punggung temannya dengan keras.
"Apaan sih nabok nabok??" Januar yang lamunannya buyar berubah gusar, "Nanya apaan tadi?"
"Pe Es lu tuh, mau ditinggal aja buat investasi kostan?" tanya Hendry, "Lumayan gue sama bang Burhan bisa mainin heheh."
"Ya boleh aja, gue udah punya yang baru juga." Jawab Januar seraya menatap kopernya dengan pandangan sendu. "... Perasaan niat gue cuman pulang bentaran tapi berasa mau ninggalin kostan, galau banget."
"Iya deh kok tumben banget, cerita lah~" Hendry kemudian melemparkan dirinya ke kasur milik Januar sambil nyengir tanpa dosa. "Liat tuh bang Dendi curhat sama gue berakhir nikahin crush nya dia kan."
"Ish emang gue mau curhat perasaan?" cetus Januar dengan telinga merah, melihat perubahan itu membuat Hendry terkekeh lagi.
"Kuping lu merah berarti lo boong." Tebak Hendry, "Gue tuh ya.... Biarpun anggota baru di kostan ini tapi udah dianggep konsultan handal, semua masalah siap gue beri solusi."
Januar menggaruk lehernya seraya menghela nafas, "Yaudah nih gue cerita." Ucapnya membuka hati, "... Gue beberapa hari ini kepikiran sama temennya Hana tuh, yang mantannya Mahdy sama bang Joni."
"Yang namanya Wanda?" Hendry mengkonfirmasi, "Kepikiran kenapa emang?"
Januar terdiam, tak mungkin ia bercerita kalo perempuan itu mengetahui rahasia kelam dirinya yang belum berhenti merokok terlebih lagi pada Hendry yang kadang kadang suka keceplosan terkait hal hal penting.
"Kenapa? Karena dia mantannya bang Joni jadi lu takut nikung?" Hendry melanjutkan konfirmasinya, "Jan... tuh cewek deket doang sama bang Joni, ga sempet jadian keburu bang Joni balik ke Amrik."
Seketika hati Januar sedikit lega mendengar pernyataan Hendry, "Jadi ternyata gitu faktanya." Komentar Januar dengan senyum melebar.
"Jie..... langsung sumringah." Ledek Hendry, "Dah chat doi langsung ajakin jalan besok, tembak, jadian!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dikira gampang njir." Cetus Januar mendorong Hendry ke dinding yang menempel dengan kasurnya. "Em... kira kira bang Joni bakalan emosi ga kalo gue deketin Wanda?"
"Hmm.... Gue rasa dia ngga punya hak buat itu." Jawab Hendry, "Ya.... Lagian yang paling deket posisinya sama Wanda saat ini kan elu Jan, udeh buruan chat."
"... Gue ngga punya nomernya, hehe." Balas Januar dengan tampang polos yang ingin ditabok (?)
"Lah.... Bigimana caranya lu tertarik ama cewe tapi ga punya akses buat deketin dia?" komentar Hendry dengan nyeleneh, "Atoga hubungin Hana aja minta nomernya gitu."
Januar menggeleng seraya tersenyum, "Gue punya cara sendiri, liat aja besok."
.
"Si Hana tumben gamasuk?" tanya Hilda memeriksa jam tangan, waktu menunjukkan pukul sebelas siang dan perkuliahan sebentar lagi mendekati akhir. Wanda pun menggeleng tak tahu apa yang terjadi pada temannya.
"Udah selesai kan kelas ini?" tanya Wanda seraya mencatat tugas yang mengacu pada kelas bimbingan yang harus ia ambil semester depan. "Kali aja Hana kesiangan, udah punya suami mah pasti sibuk dari pagi jadi mungkin molor doi."
Hilda mengangguk seraya mereka keluar kelas dengan langkah santai, "Jadi... semester depan kita udah bisa ambil matkul buat seminar proposal ya? Gile.... Bentar lagi sarjana kite! Haha~"
"Sabar... bimbingan mah ngga langsung skripsi kali Da." Balas Wanda seraya terkekeh pelan, "Elu mah pikirannya dah mau lulus aja, bosen kuliah ya lu?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wanda!" panggil seseorang dari kejauhan membuat perempuan itu terkejut, laki-laki itu berlari mendekat seraya tersenyum, "Ha.. Hai, ternyata lu kuliahnya di gedung sini ya hehe.... Intuisi gue bagus juga."
Hilda memandang pria tinggi di depannya dengan pandangan bertanya tanya, "Siapa doi?"
"Kak Januar.... Penghuni kost 127." Jawab Wanda merasakan kecanggungan sesaat kemudian ikut tersenyum, "Kok kakak tau aku disini? Bukannya.... Kita beda Universitas ya?"
"Diwilayah sini Universitasnya cuman dua jadi ya gampang nyari lu mah heheheh."Balas Januar tertawa ringan, "Oh iya... gue boleh kan nganter lo pulang?"
apakah kapal Wanda-Januar bakal berlayar/ karam?
pantengin terus AU nya guys hehe~~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.