15. The Cute Neighbor

47 5 0
                                    

huaaaa udah hari kamis aja gaes!

siapa yang kangen bujang bujang ganteng?

siapa yang kangen mas dendi? 🤭

jangan lupa vote dan comment yaa

happy reading ❤️

.

.

"Tiati dijalan Han."

Aku melangkah gontai keluar rumah, karena Hafiz kuliah siang dan bang Mahdy tidak kuliah jadi aku berangkat sendiri naik bis. Sedih rasanya kalau berangkat sendirian, mau minta dianter mas Dendi pun gengsi karena akhir-akhir ini dia sibuk bahkan kita tidak berbalas chat satu sama lain.

"Cewe, kiw kiw!! mau kemana?!"

Aku menoleh malas ke sumber suara yaitu pria tinggi bersuara lantang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menoleh malas ke sumber suara yaitu pria tinggi bersuara lantang. Ia terlihat sedang olahraga di teras rumah.

"kuliah!!" jawabku sebal.

"Bareng adekku aja~~!! Dia kuliah di Universitas dekat sini sejalur sama kamu!!" jawab bang Luky seraya masuk kedalam rumah.

"terserah aja lah~~!!" ujarku ikut berteriak.

Beberapa saat kemudian muncul laki-laki berwajah manis keluar dari rumah bang Luky, ia menyapaku dengan ramah, "em.... Pagi tetangga, Kamu kuliah dimana?"

 Pagi tetangga, Kamu kuliah dimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi." Jawabku canggung, "Anu.... Universitas T."

"oh aku di Universitas A, sejalur berarti." Jawabnya ramah. "Kita naik bus bareng aja ya?"

Aku mengangguk seraya ia tersenyum simpul kemudian bang Luky keluar dari rumah dan menyahut, "Ati ati dijalan ya Fi!! Tolong jagain dia!"

Ia tersenyum seraya kami meninggalkan komplek rumah menuju halte. "maaf ya kakak saya kadang ngga sopan tapi sebenernya dia baik." Ucapnya, "Oia kita belom kenalan, aku Lutfi."

"Aku Hana, selamat datang di komplek sini." Jawabku tersenyum sekilas, akhirnya aku punya teman seumuran yang tinggal satu wilayah.

"em... denger denger bapakmu dirawat?" tanya Lutfi berhati hati.

Aku mengangguk, "Gapapa emang begitu kenyataannya. udah sebulan belum ada kemajuan, oh iya kenapa keluargamu pindah kesini?"

"Ibu kami baru jadi single parent." Ucap Lutfi. "Jarak rumah yang sekarang dengan kampus lebih dekat jadi kami bisa quality time sama Ibu lebih banyak."

Aku manggut manggut, Lutfi berbeda jauh dengan bang Luky yang berisik, ia begitu kalem dan sopan.

"Udah berapa lama tinggal di komplek?" tanya Lutfi.

"Dari abangku lahir sih kayaknya." Jawabku mengira ngira, "Aku anak kedua dari tiga bersaudara dan punya kembaran beda jenis kelamin."

Selama perjalanan banyak sekali yang kami ceritakan, Lutfi ternyata sosok yang mudah bergaul, aku senang sekali bisa pergi ke kampus bersamanya hari ini.

"Aku duluan ya, kampusku dekat sini." Ucapku berpamitan seraya turun dari bus menuju gerbang kampus namun tak sengaja aku menjatuhkan buku kuliah yang tebal.

"Sepertinya kamu kesulitan."

Aku menengok ke sumber suara dan menemukan sosok dengan kulit bening dan pandangan teduh membantuku dengan sigap, "Waduh sampulnya jadi kotor nih,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menengok ke sumber suara dan menemukan sosok dengan kulit bening dan pandangan teduh membantuku dengan sigap, "Waduh sampulnya jadi kotor nih,"

"Gapapa kak, makasih ya." Jawabku grogi.

"Santai aja, saya lagi nungguin adek saya dandan di mobil." Ucap pria itu, "Dia lama banget kalo dandan."

"Enak aje lu nuduh gue lama." Celetuk seorang perempuan di belakangnya, "Lebih lama elu kalo man... loh Hana?"

"I... ini abang kamu?" ucapku sedikit tertegun.

asli ganteng banget abangnya Hilda. 

.

.

.

Yang bilang abangnya Hilda ngga ganteng....

Yaudah gapapa ganteng itu relatif lol

Chapter ini banyak cameo nya ya wkwkwk dan mungkin di chapter selanjutnya bakal banyak cameo~

Thursday, 21th Jan 2021

From Home no.127 • NCT AU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang