Rule #1

133 15 3
                                        

"Ca elahhh model papan atas kalo begini jadinyaa!" Ucapku riang, menatap hasil jepretanku yang menunjukkan Raka berpose sedemikian rupa.

Raka tersenyum senang, puas melihat dirinya sendiri di kamera. "Bagus banget ih motoinnya. Sesuai harapan."

"Hehehe syukurlah. Asal lu seneng," aku menurunkan kamera. "Sekarang mau foto dimana?" Aku mengedarkan pandangan.

Raka memegang dagunya, ikut berpikir. "Ke sana!" Raka menunjuk tumpukan bebatuan besar.

Aku mengangguk mantap. "Yodah yo!"

Kami menyeberangi sungai dengan hati-hati. Raka berdiri di tengah aliran sungai, menyodorkan tangannya padaku. Aku melompat dari batu satu ke batu lainnya dengan kamera yang digantung di leherku.

Raka memanjat, aku berpindah posisi ke sebuah batu di depannya. Raka menaiki batu dengan cepat dan lincah, seolah sudah biasa melakukannya. Lalu yang Raka lakukan adalah tiduran di sana, menatap ke bawah sungai.

"Fotoin aku Kirana!" Teriaknya. Aku langsung mengambil posisi dan membidik kamera. Ia tampak bahagia, wajahnya begitu estetik.

"Coba rada mundur dikit!" Teriakku. Raka menurut.

"Kirana cepetan sakit rusuk!" Raka berujar sambil meringis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kirana cepetan sakit rusuk!" Raka berujar sambil meringis. Aku tertawa mendengarnya. Aku mengibaskan rambutku selagi Raka turun. Ia datang dari balik batu membawa sebuah kayu besar. Aku mengerutkan dahi.

"Heh mau ngapain kamu?!" Kataku panik.

"Ngapain apaan? Kamu takut dipukul?" Tanya Raka heran. Aku hanya diam sebagai jawaban. "Parah ih Kirana. Aku gak sejahat itu kali!"

Aku nyengir, Raka mengerucutkan bibirnya tampak terfitnah. Aku pun kembali memotretnya, dengan ia membawa kayu di bahunya, dan kaus yang ia gantung di ujung.

"Gimana gimana?" Tanyanya mendekat.

"Captionnya..... mulung." Ucapku. Raka menggeram kesal dan mendorong-dorong tubuhku ke bebatuan dekat sungai. Aku berteriak dan menahan diriku sekuat tenaga. Raka hanya tertawa dengan lepas
Foto tadi memang terlihat aneh, tapi setelah melihat hasilnya, perlu kukatakan itu menakjubkan!

~~~

"Kejutannn!!!" Raka membuka sebuah kotak merah besar di sebelah lemari bajunya. Lalu ia membiarkanku terpukau dengan barang-barang yang ia miliki.

"Demi apa sebanyak ini astagaaa!" Kataku takjub. Aku terus menerus terpana melihat jajaran make up, brush dan skincare yang Raka miliki.

Raka menaiki ranjangnya dan melompat-lompat.

Aku mengambil salah satu lip gloss. Sejak dulu aku senang make up khusus untuk bibir, dan Raka memiliki berbagai shade untuk lipcream dan sejenisnya.

"Bagus--" Raka terengah-engah. "---Kan, --Kir?"

Aku mengenggam lip gloss itu erat, menutup mataku dan tanganku mengepal. Gigiku bergemerutuk kesal, ingin rasanya menyembelih Raka.

RULE #1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang