Pengakuan

97 12 1
                                        

Aku menepuk dahiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menepuk dahiku. Raka.. Raka. Aku masih tak menyangka hubungan persahabatan kami kini telah melanggar perjanjian bertahun-tahun yang lalu. Aku melirik kertas di sebelahku. Kertas buku tulis bagian tengah yang disobek dan ditulis dengan tulisan berantakan khas Raka. Ada tanda tanganku yang bersanding dengan tanda tangannya di akhir paragraf.

Aku membuka WhatsApp dan hendak mengirimkan surat yang kacau itu kepada Raka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku membuka WhatsApp dan hendak mengirimkan surat yang kacau itu kepada Raka. Namun, baru saja aku akan menekan kontak Raka, nomor tak dikenal memberiku pesan secara spam.

Aku duduk dan menatap foto yang tadi Gilang tunjukkan padaku di kafe Delicioso.  Nomor tak dikenal itu kemudian mengetik.

Aku merasakan sesak, seperti ada yang memukul dadaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku merasakan sesak, seperti ada yang memukul dadaku. Aku menghela nafas dan mencoba menjernihkan pikiran. Lalu aku membalas.

 Lalu aku membalas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RULE #1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang