Tiba-tiba

76 10 3
                                    

"Si Raka ngapain ngomong begitu?" Aku kembali mendekat ke kasur dan tak jadi ke kamar mandi.

"Mana gw tahu," jawab Anne sekenanya. Anne menepuk-nepuk lengannya. "Gw besok ada job ke Jakarta Kir. Hmm.. Harus berangkat jam 5 pagi."

Aku menangkap apa yang dimaksudnya. "Oh yaudah gapapa." Kenyatannya aku merasa sedikit kecewa.

Anne menggigit bibir merasa tak enak, "Beneran?"

Aku mengangguk mantap. "Go. Peluang punya lu masa gak diambil?" Ucapku mencoba untuk terlihat senang. "Mobil lu gimana?"

"Udah gw cuci tadi. Ternyata gak permanen, kir," kata Anne. Wajahnya begitu sumringah. Aku turut senang akan hal itu. Tapi, lagi-lagi aku harus sendirian di rumah.

Anne pun izin untuk siap-siap dan membereskan barangnya. Notif handphoneku tiba-tiba berbunyi.

Aku melihat Dimas mengirim pesan kepadaku. Aku langsung membukanya.

 Aku langsung membukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mendengus sebal. Tak lama, Dimas mengirimkan sebuah foto padaku. Hatiku mencelos.

Aku tidak membalasnya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku tidak membalasnya lagi. Dengan cepat aku langsung mengganti nomor ponselku dengan kartu yang satunya lagi. Aku tidak berniat untuk memblock Dimas karena situasi sedang tidak mendukung untuk lost contact. Aku masih berada dalam teror ini dan buktinya Dimas mengirimkan sesuatu kepadaku. Aku percaya tidak percaya. Darimana dia dapat foto itu?

Aku berhasil mengganti nomor teleponku. Kontak pertama yang aku hubungi adalah Raka.

 Kontak pertama yang aku hubungi adalah Raka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RULE #1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang