1

2.6K 180 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


01 : Blue Ivy






Berlari, hanya itu yang bisa ku lakukan saat ini. Malam yang kelam terpaksa harus ku lalui. Masa bodoh dengan penampilanku yang sudah compang-camping, aku harus segera pergi dari tempat biadab ini. Aku tak berhenti menengok ke arah belakang, berharap sesuatu yang membuatku merasa takut selama ini segera sirna dari kehidupanku.



Namun, alih-alih menemukan jalan keluar dari hutan, aku malah terjerembab ke tanah yang curam. Kelalaian ini membuat tubuhku berguling-guling di atas tanah yang basah akibat hujan lebat yang mengguyur semalam suntuk.



Bersamaan dengan itu, rasa sakit pada tubuhku semakin terasa nyata ketika aku terjatuh dari ranjangku sendiri. Mataku sedikit terbuka dan aku mengaduh kesakitan. Namun di sisi lain, aku merasa beruntung bahwa semua itu hanyalah mimpi. Aku sangat bersyukur ketika menyadarinya. Setelah terduduk, pikiranku mulai memutar ulang memori mimpi buruk tadi. Ku pikir ini sangat aneh, karena mimpi buruk yang ku alami tadi itu selalu terulang setiap aku merasa sangat kelelahan.



"Nona Kim? Apa nona Kim sudah bangun?" Suara asisten Artificial Intelligence-ku menginterupsi kegiatan melamunku. Sensor suara tubuhku yang terjatuh ke permadani kamar rupanya bisa terdeteksi juga. Konyolnya, aku baru mengingat hal itu.



"Ya, Karina. Aku udah bangun kok."



"Baiklah, nona Kim. Sarapan sudah disiapkan di bawah."



"Terimakasih, Karina." Aku beranjak untuk membersihkan diri dari kekacauan ini. Bagaimana tidak, aku hampir tak mengenali diriku sendiri ketika tak sengaja menghadap cermin. Berantakan sekali, rambut panjangku kini menyerupai seekor singa.



Setelah semuanya selesai, aku melihat Karina berjalan mendekatiku saat aku sudah tiba di ruang makan. Seperti biasa, dia selalu menyiapkan semuanya dengan sangat baik. Sama sekali tak ada kesalahan, programnya dirancang dengan sempurna.



"Apa jadwal aku hari ini?" Tanyaku pada Karina di tengah kegiatan memotong daging steak sebelum masuk ke dalam mulutku. Karina yang berada tepat di belakang kursi makan langsung berpindah ke samping. Dia membawa sebuah tab yang berisikan semua tugas-tugasnya.



"Jadwal pagi ini nona seperti biasa akan melakukan kegiatan rutin mingguan nona, yaitu berkuda. Siang nanti nona kembali ke ruang kerja, saya sudah siapkan pertemuannya atas persetujuan nona kemarin."



"Oke bagus, kalau sore?"



"Tidak ada jadwal untuk sore, nona." Aku tersenyum, akhirnya aku bisa mendapatkan waktu senggang setelah sekian lama.



"Karina..." aku berhenti dari makan lalu melihat ke arah Karina yang selalu berdiri dengan kaku.



"Ada yang mau ditambahkan lagi, nona Kim?" Aku memandangi Karina, dia AI tercerdas sekaligus tercantik yang pernah ada.



ParadoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang