07 : Fjord
Mendengar destinasiku kali ini, aku tak bisa berkata-kata lagi. Perasaan senang ini membuatku menjadi lebih bersemangat. Aku diantar Karina sampai bandara, Karina tak pernah ikut bersamaku ke luar negeri. Setiap aku bepergian ke sebuah negara, di sana telah disiapkan AI lain untukku.
Saat aku sudah memasuki bandara, tiba-tiba saja seorang anak laki-laki menghampiriku. Ku lihat tadi ia sedikit berlari sembari membawa sebuah gulungan kertas dengan pita berwarna hitam dan emas. Aku berhenti sejenak untuk berjongkok di hadapannya. Anak itu terlihat sangat menggemaskan.
"Ini buat kakak cantik."
"Eh? Ini buat aku? Siapa yang ngasih ini ke kamu?" Anak itu menunjuk ke arah belakangnya. Aku mengikuti arah jari telunjuk kecil itu dan dibuat bingung karena terlalu banyak orang yang sibuk berlalu-lalang di bandara.
"Yang mana?" Anak itu ikut menengok ke belakang, dan ia juga sama bingungnya denganku.
"Tadi di kursi itu ada kakak keren pakai jaket hitam, tapi sekarang udah gak ada." Jelasnya terdengar merasa bersalah. Aku pun mengelus rambutnya.
"Ya udah gak apa-apa. Di mana mama sama papa kamu? Biar kakak anterin."
"Euh... di... oh itu di sana!" Anak itu menunjuk ke arah toko suvenir, dan aku bisa melihat dua orang sedang berbincang dengan serius. Mungkin mereka mencari anak ini.
"Kalau gitu ayo kita ke sana." Aku beranjak kemudian menuntun tangan kanannya. Kami berjalan bersama menuju toko itu hingga kedua orangtua sang anak melihat kami. Keduanya yang sempat panik itu akhirnya terlihat lega karena sang anak telah kembali. Aku menjelaskan semuanya, dan mereka berterimakasih padaku. Setelah itu aku pamit dari mereka.
Waktu keberangkatan tinggal sebentar lagi, aku memanfaatkan waktu ini untuk melihat gulungan yang ku pegang. Aneh sekali, akhir-akhir ini aku selalu mendapat kertas berisi petunjuk yang membingungkan.
'Takdir rupanya sudah memihak kepada kita. Bahkan nanti kita akan berada dalam naungan awan yang sama. Ku rasa kita semakin dekat. Kamu tidak menyadarinya, bukan? Datanglah ke sebuah tempat yang ku tulis di ujung gulungan. Itu adalah tempatku. Kamu boleh datang kapan saja. Pintunya akan selalu terbuka untukmu.'
Jadi, dia juga akan pergi ke Norwegia? Atau selama ini dia sudah berada di sana? Aku sungguh tak menyangka hal ini. Bagaimana bisa? Aku semakin dibuat penasaran dengan sosoknya. Bahkan anak kecil itu memanggilnya dengan sebutan kakak keren. Aku sempat tertawa mendengarnya. Anak kecil yang polos.
Singkatnya, aku tiba di Norwegia dan aku sudah disambut oleh AI lain yang ku kenal dari Karina, bernama Winter. Parasnya tak kalah cantik. Sesuai dengan namanya, ia sangat merepresentasikan musim salju. Terlihat dingin di luar, namun nyatanya ia begitu ramah ketika mengantarku ke mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradox
FanfictionHubungan kita layaknya sebuah paradoks, selalu dipenuhi kontradiksi ketika kita mencoba untuk menggunakan intuisi. Start 12-12-2020 End 17-12-2020 © _gzbae_