13

212 51 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



13 : Luxor








Eunwoo meminta penjelasan padaku mengenai password yang baru saja ku ketik. Ia mengajakku untuk duduk pada sebuah kursi di dekat komputer.



Aku menjelaskan padanya tentang sebuah sobekan kertas yang ku temukan di rumah. Tentu saja aku masih ingat dengan pola sobekan itu yang sama persis dengan sobekan kertas dari Eunwoo.



Bedanya hanya terletak pada deretan angkanya saja. Eunwoo memiliki bagian depan yang tak lengkap. Bila seluruh angka disatukan, maka itu akan menjadi sebuah password untuk file yang akan Eunwoo akses. Angka itu terdiri dari deretan angka yang acak, yaitu '1 1 3 7 9 5'.



Setelah Eunwoo paham dengan penjelasanku, akhirnya ia kembali membuka file tersebut. Kami kembali berbincang meskipun Eunwoo sedang fokus pada komputernya.



"Untung aja ada angka dari bu Jisoo."



"Kalau gak ada saya, kamu gak bisa akses filenya." Ku lihat Eunwoo menyeringai.



"Sebenernya apa sih arti dari angka-angka itu?" Tanyaku yang sedikit penasaran. Eunwoo menghela nafas.



"Maaf bu Jisoo, saya juga gak tau. Mungkin ada hubungannya sama pemilik data yang sebelumnya."



"Jadi, ini bukan data punya kamu?"



"Bukan."



"Terus, punya siapa?"



"Saya kurang tau, bu. Pak direktur cuma nitipin flashdisk ini ke saya." Aku menoleh ke arah lain, tiba-tiba saja sebuah ide muncul di otakku.



"Eunwoo, saya boleh minta tolong?" Eunwoo berbalik menghadapku.



"Boleh." Ku lihat wajahnya yang menegang.



"Jadwalkan pertemuan saya sama direktur kamu."



"Kalau itu... saya gak yakin bu."



"Kenapa?"



"Saya aja yang jadi bawahannya jarang bertemu sama beliau. Terakhir saya bertemu itu waktu bu Jisoo mengirimkan persetujuan sponsor lain."



"Waktu itu kamu lagi di Norway?" Eunwoo menggeleng.



"Saya udah di Swedia, bu." Aku mengangguk mengerti.



Kami melanjutkan perbincangan mengenai proyek ini. Setelah itu kami menuju ruang rapat yang berada tepat di sebelah ruang data.



Eunwoo memanggil semua karyawan dan ilmuwan yang hendak melangsungkan proyek ini. Aku terduduk di kursi utama, sedangkan Eunwoo berada di sebelahku. Ia menjelaskan semua prosedurnya. Akan tetapi, pada saat masuk ke inti pembicaraan, Eunwoo tiba-tiba berhenti.



ParadoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang