19

210 43 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



19 : Sweden






Jaehyun melarikan diri dari kejaran Eunwoo yang sudah kembali dari Swedia. Taeyong yang asli juga sudah kembali dari pertempurannya dengan Minhyun di area hutan sekitar rumahku. Mereka berdua muncul secara tiba-tiba dan juga bersamaan.



Aku memandangi keduanya yang masih berdiskusi mengenai rencana pemusnahan sekte yang dipimpin langsung oleh Lucifer, iblis yang selama ini disembah oleh Jaehyun dan Minhyun.



Ku dengar skenario balas dendam yang disiapkan oleh Eunwoo telah memakan waktu yang sangat panjang. Aku tak bisa membayangkan betapa menderitanya Eunwoo ketika harus kehilangan sahabat karibnya yang bernama Jungkook.



Insiden pengkhianatan antar persahabatan itu sudah terjadi dari tiga puluh tujuh tahun yang lalu. Jaehyun merenggut nyawa Jungkook yang merupakan sahabatnya sendiri.



"Tapi, pasti gak gampang buat ngebunuh Jaehyun." Pendapatku disetujui oleh suamiku.



"Eunwoo udah siapin semua ini dari lama, jadi dia tau gimana jalan pikiran Jaehyun."



"Kak Taeyong bener. Kalau aku gak serius, aku gak bakalan sampai bikin proyek itu."



"Tapi kalau sekarang bukan waktunya. Karena tiruan kak Taeyong masih harus dirawat dulu di sini." Sambung Eunwoo sembari melirik ke arah suamiku.



"Emang aku sakit apa, Woo?"



"Inti kamu mulai melemah. Jadi, jangan terlalu banyak gerak." Eunwoo membantu suamiku untuk bangkit.



"Kalau gitu aku balik dulu, ya." Sahut Taeyong asli.



"Ayah mau ketemu ibu?" Tanya suamiku.



"Iya. Ada urusan mendadak." Taeyong asli melirik ke arahku sembari tersenyum. Aku tahu dengan maksudnya. Dia hendak berdamai dengan bu Josephine sesuai dengan saran yang ku berikan.



"Ya udah semoga lancar." Perpisahan mereka ku saksikan dengan penuh haru, Taeyong asli memeluk suamiku sebelum dia pergi. Entah mengapa aku sangat tak ingin keduanya terpisah begitu saja.



Kami bertiga sudah berada di kamarku. Suamiku sudah terbaring di ranjang. Eunwoo tak berhenti melihat ke sekitar kamar yang dipenuhi nuansa gelap ini. Ku rasa Eunwoo tak menyukai kamarku.



"Beda banget ya sama rumah Eunwoo yang cerah." Ujarku pada Eunwoo.



"Hm, gak buruk kok." Sanggahnya.



"Diam dulu di sini, ya. Aku mau ngurus AI yang ada di rumah ini." Eunwoo beranjak dari ranjang dan pergi menemui Karina.



"Jis..." Suamiku memanggil namaku.



ParadoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang