2

979 140 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



02 : Savior








Samar-samar ku dengar suara seseorang yang terus memanggilku dengan sebutan aneh. Aku membuka mata, dan melihat seseorang di hadapanku dengan telapak tangan yang menampar-nampar kecil pipiku. Ia pun menghentikannya setelah bernafas lega, kemudian ia mengucap syukur atas kesadaranku yang sudah kembali.



"A-aku... kenapa?"



"Lo jatuh di tengah jalan. Untung gak ada yang luka, lo cuma pingsan aja tadi."



Aku mengingatnya. Di tengah hutan yang lembab ini aku terjatuh, tetapi setelah itu aku tak tahu apa yang terjadi. Sedetik kemudian, aku menyadari bahwa orang di hadapanku ini adalah orang asing. Aku segera terduduk dan mengecek keadaanku, begitu juga dengan keadaan di sekitar yang masih nampak sama. Aku masih berada di hutan, hanya saja orang ini membawaku ke rerumputan di sisi jalan yang sempat ku lalui.



"Chillax, gue gak ngapa-ngapain lo kok." Seolah mengerti dengan gelagatku, ia mencoba menyangkal tuduhanku. Aku mendelik tajam ke arahnya sembari melihat penampilannya. Dia berpakaian serba hitam, dan rambut pirangnya itu begitu mencolok.



"Eh, lo mau ke mana?" Aku memang sudah beranjak dan hendak melanjutkan perjalananku ke air terjun. Hingga sesaat kemudian aku tersadar bahwa aku kehilangan Blue Ivy.



"Ivy?!" Seruku.



"Siapa Ivy?" Tanya orang itu.



"Kuda g-gue! Ke mana dia?!"



"Oh... sorry to say tapi dia udah kabur dari pas lo jatuh."



"A-apa?! Ke arah mana?!" Orang itu menunjuk ke arah yang berlawanan dengan tempat tujuanku.



"Tenang aja, dia pasti balik lagi ke Knight." Dengan santainya ia berkata demikian. Sementara aku di sini masih panik.



"Kok l-lo bisa tau kalau dia balik lagi ke sana? Dan... kenapa lo tau kalau gue dari Knight?"



"Gue juga dari Knight. Dan, kuda-kuda di sana kan udah terlatih, jadi lo gak usah panik gitu."



"Enak banget ya lo tinggal ngomong begitu! Gue bisa rugi besar kalau Ivy sampai hilang. Jadi sekarang gue gak bisa buat gak panik. Gue bisa habis!" Orang itu menatapku yang tengah frustrasi.



"Emangnya kenapa kalau kuda lo sampai hilang? Lagian itu kan cuma kuda..."



"Ivy bukan cuma sekedar kuda kayak apa yang lo bilang itu ya! Ivy itu segalanya bagi gue! Kalau lo gak tau apa-apa, mendingan lo diem aja deh." Aku sedikit membentaknya, dia sudah meremehkan perasaanku terhadap Blue Ivy.



ParadoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang