"Tadaima"
Pintu tergeser dan sosok Kageyama muncul dari balik pintu, dia kemudian duduk di undakan lantai dan melepas sepatunya.
Tak seberapa lama suara langkah kaki terdengar dari belakang tubuhnya, kepalanya segera ia tolehkan ke belakang guna melihat siapa orang tersebut.
"Bagimana harimu Tobio? Oh ya Sho-chan bagaimana?" Tanya sang Ibu.
"Baik, kami tadi latih tanding dengan sekolah lain" Jawab Kageyama singkat, dia membuka tasnya dan memberikan kotak bekal makan siangnya yang telah kosong pada Ibunya.
"Hee begitu. Nah sekarang kau cepatlah mandi dan turun, Ibu menunggu untuk makan malam" Sosoknya berbalik kembali menuju dapur terlebih dahulu.
Iris blueberry Kageyama menatap sosok Ibunya sejenak sebelum kemudian beranjak menuju kamarnya.
****
"Terima kasih makanannya" Sumpit di letakkan di atas mangkok, Kageyama baru saja akan beranjak pergi jika saja Ibunya tak menghentikannya terlebih dahulu.
"Tobio"
Kepalanya menoleh, menatap rupa Ibunya yang ada di hadapannya saat ini.
Entah ia sadari atau tidak, Ibunya nampak sedikit gelagapan dan juga gugup kala Iris yang sewarna itu menatap dirinya heran.
"Ba-bagaimana Sho-chan?"
Kageyama mengerutkan keningnya heran, "Dia baik-baik saja"
Tampak helaan nafas lirih terdengar, ruangan itu entah mengapa menjadi sepi untuk sementara sampai suara bel pintu terdengar.
Wanita paruh baya itu segera mengelap tangannya dan berjalan menuju pintu depan tanpa sadar dirinya menghindari kontak mata dengan sang anak.
"Kaa-san"
Tubuhnya terdiam kaku, getaran ketakutan dapat ia rasakan timbul dalam dirinya. Setetes demi setetes keringat dingin membasahi pelipisnya kala suara berat sang anak berbicara.
"Ada apa dengan Hinata?"
Bagai di sambar petir, Iris matanya melebar terkejut. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat karena pertanyaan tersebut.
Sebuah senyum nampak sangat ia paksakan, walau sebenarnya Kageyama tak akan bisa melihatnya.
"T-tak apa, sudah lah sekarang kau ke kamarmu sendiri. Biar Kaa-san yang menyambut tamu kita" Dan setelah itu langkah kakinya kembali ia bawa menuju pintu depan.
Kageyama sendiri bersikap acuh, dia segera berjalan menuju lantai atas dimana kamarnya berada.
Pintu kamar tertutup secara perlahan, Kageyama menghembuskan nafasnya sejenak sebelum menjatuhkan dirinya sendiri ke kasur miliknya.
Kelopak matanya terbuka sedikit dan menatap ke arah benda pipih yang saat ini tercharger di nakas meja.
Tangannya terulur mengambil ponselnya serta mencabut kabel pengisi daya yang tersambung. Suara rintik air yang turun menjadi melodinya malam ini.
Kolom chat dirinya dengan Hinata di pilih, keyboard ponsel muncul saat itu juga guna membuat sebuah percakapan muncul.
Terakhir mereka saling ngobrol lewat chat adalah lusa kemarin, itu pun hanya seputar team lawan latih tanding mereka dan juga rotasi yang akan mereka gunakan jika melawan musuh nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Refleksi {KageHina} COMPLETE ✔
RomanceKarena kecelakaan tahun lalu hidupnya berubah. Kenyataan pahit harus ia dapatkan hanya karena kejadian tersebut. Kejadian yang mungkin saja sangat membekas di ingatan setiap anggota keluarganya. Mereka dua tubuh namun terpaksa menjadi satu. Dia h...