"Haihh.. Jatuh lagi"
Gumaman itu terus keluar dari mulutnya. Kaki rampingnya berjalan mengikuti arah bola yang terpantul menjauh darinya.
Surai panjangnya ia ikat ponytail secara acak, wajah manisnya kadang merengut sebal kala bola yang ia mainkan menjauh darinya.
Dia adalah Hinata, dia lah yang memainkan bola volly di taman sore itu. Hal itu sudah menjadi aktivitasnya semenjak seminggu setelah dirinya menjadi manager di klub volly sekolahnya.
Awalnya dia memang tak berniat atau mungkin harus memendam minatnya untuk bermain volly. Dia hanya bisa memandang teman serta para senpainya bermain dari sisi pinggir lapangan bersama Kiyoko.
Tapi semakin lama ia melihat mereka semua, entah mengapa gejolak yang dulu pernah ia rasakan kembali muncul.
Rasa saat ia melihat untuk pertama kalinya sang Raksasa Kecil bermain di tingkat Nasional bersama rekan setimnya.
Ah, Hinata ingat itu. Rasanya seperti gwaahh dan boomm.
Bola kembali ia lambungkan, lalu melakukan received atau hanya sekedar memutar bola itu saja.
Dia menghela nafas, berlatih sendiri tanpa patner itu membosankan. Ditambah dia masih awam untuk memainkan bola tersebut. Pergelangan tangannya sudah sakit sejak tadi, namun ia masih saja memaksakan untuk bermain.
Jam taman sudah menunjukkan pukul 5 sore. Hinata bersiap pulang ke rumahnya, dia tak mau menerima konsekuensi akan diperlakukan buruk lagi jika sampai terlambat pulang.
Bola volly tadi ia masukkan ke tas khusus bola volly nya. Setelah memastikan semua barangnya telah ia rapikan, dia kemudian melangkahkan kakinya keluar dari area taman.
Berjalan sejenak ke arah barat menuju salah satu rumah yang lebih besar dari yang lain.
Wajahnya berbinar kala melihat sosok teman SMP-nya kebetulan ada di luar, dengan langkah cepat Hinata menyusul pemuda itu seraya berseru memanggil.
"KOJI!!!!!"
Pemuda itu menoleh, sebuah senyum terulas di wajahnya saat tahu siapa yang memanggilnya. Langkah yang tadi hendak ia lanjutkan untuk masuk ke halaman rumah ia hentikan berniat menunggu temannya tersebut.
"Hinata? Bagaimana latihanmu?" Koji menerima tas bola milik Hinata.
Karena orang tua Hinata melarang keras dirinya untuk bermain volly maka ia menitipkan bola miliknya itu ke Koji, lagipula hanya Koji yang mengerti kondisinya saat ini.
"Yaa.. Seperti biasa. Aku masih berada dalam level paling bawah dalam bola volly" Ungkapnya lalu terkikik kecil, Koji yang ada di hadapannya hanya menggelengkan kepalanya.
Antara kagum dan heran dengan tingkah sahabat SMP-nya tersebut.
"Kalau begitu aku duluan ya Koji, jaa mata" Pamit Hinata sebelum akhirnya berlari menuju arah dia datang tadi. Samar-samar Hinata dapat mendengar balasan Koji sebelum dirinya menjauh.
Langkah kakinya yang cepat dan ringan memudahkan dirinya untuk lebih cepat sampai di rumah. Dia bahkan sampai tak memperdulikan sekitar dan hanya terus berlari menuju arah rumahnya.
Tap
Lengannya di tahan, hal itu sontak membuat Hinata terkejut dan lantas segera menoleh ke belakang.
Iris sewarna madu terbelalak saat melihat sosok pemuda yang lebih tinggi darinya dengan tampang mengerikannya menatap tajam ke arahnya.
Wajah Hinata pucat, irisnya bergerak kesana kemari guna mengalihkan pandangannya dari sosok di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refleksi {KageHina} COMPLETE ✔
RomanceKarena kecelakaan tahun lalu hidupnya berubah. Kenyataan pahit harus ia dapatkan hanya karena kejadian tersebut. Kejadian yang mungkin saja sangat membekas di ingatan setiap anggota keluarganya. Mereka dua tubuh namun terpaksa menjadi satu. Dia h...