"Nice receive"
"Asahi-san! Nice server"
Gedung gymnasium Karasuno pagi itu sungguh ramai, selain karena para anggotanya yang selalu bersemangat ada hal lain yang membuat mereka berlatih lebih.
"Nekoma itu rival kita dulu kah?" Kiyoko menoleh ke arah si surai orange yang baru saja bertanya.
"Iya, yang kudengar mereka rival kita"
"Souka" Gumaman lirih terdengar. Iris madu miliknya memandang seluruh gymnasium. Mereka semua nampak sangat bersemangat berlatih untuk latih tanding mereka.
Diam-diam si surai orange menyunggingkan sebuah senyum tipis, "Andai aku bisa bermain" Bisiknya kecil seraya memandangi bola yang ada di tangannya dengan tatapan sendu.
"Hinata-chan mengatakan sesuatu?" Tubuh mungil tersentak dan tanpa sengaja menjatuhkan bola di tangannya.
Hinata menoleh pada kakak tingkatnya itu, "Ah, tidak kok. Mungkin Kiyoko-senpai salah dengar"
Kiyoko mengangguk, namun diam-diam dia bisa sedikit mendengar ucapan si surai orange tadi.
"Apa Hinata-chan juga ingin bermain bola volly?" Batin Kiyoko masih dengan memandangi si surai orange yang kembali aktif mengambilkan bola-bola volly.
Kepalanya menggeleng kecil, mengenyahkan pikiran bahwa Hinata ingin ikut bermain volly. Gadis yang menjadi primadona Tanaka dan Nishinoya itu kembali ke tempatnya. Papan klip di dekapannya ia lihat sejenak, memastikan angka skor belum berubah.
****
"Naa Koji" Bola volly di lambungkan ke atas, tangan yang sudah terbiasa sejak beberapa minggu itu dengan sigap menangkap kembali bola dan melambungkannya lagi.
Hal seperti itu sudah ia lakukan sejak 20 menit yang lalu dengan posisi berbaring begitu saja di atas rumput yang ada di taman.
Iris madu pemuda itu melirik sejenak ke arah sahabatnya saat SMP yang memainkan PSP di sebelahnya.
"Bagaimana kalau aku ikut klub volly?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Hinata.
Sangat asal-asalan dan terkesan seenaknya. Sang sahabat yang mendengar tentu saja terkejut bukan main. Dia menghentikan sejenak aktivitasnya dan menoleh ke arah Hinata yang mulai bersiap pergi.
Untuk sejenak pemuda itu diam, dia kemudian menghela nafas kasar.
"Masalahnya akan menjadi rumit. Kau tahu itu kan" Tutur Koji halus, dia sebenarnya tak ingin memarahi sahabatnya ini. Tapi kalau dibiarkan mungkin saja Hinata akan nekat.
Si surai orange bergumam sejenak, bola volly yang ia pakai kemudian ditaruh di tas yang ada. Sebuah senyum hangat terulas di wajah yang terlalu banyak memiliki luka.
"Baiklah, baiklah. Kalau begitu aku pulang dulu" Bagian belakang bajunya ia bersihkan sejenak sebelum berjalan ke arah pintu keluar taman. Langkah ringan dan terkesan santai melewati beberapa area taman.
Iris cokelatnya terhenti saat melihat seorang pemuda duduk sendiri di kursi taman, di sebelah pemuda itu terdapat kucing liar yang biasanya berkeliaran di sekitar taman.
Jersey merah serta celana olahraga yang serupa cukup menyita perhatian si surai orange. Apalagi surainya yang seperti puding tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refleksi {KageHina} COMPLETE ✔
RomanceKarena kecelakaan tahun lalu hidupnya berubah. Kenyataan pahit harus ia dapatkan hanya karena kejadian tersebut. Kejadian yang mungkin saja sangat membekas di ingatan setiap anggota keluarganya. Mereka dua tubuh namun terpaksa menjadi satu. Dia h...