Suara cekatan nafas terdengar begitu jelas di dalam kelas tersebut. Bahkan mereka yakin jika suara detak jantung mereka sendiri bisa terdengar dari luar.
Mereka saling tatap satu sama lain, sebulir keringat pun turut terlihat di pelipis mereka. Tatapan terkejut serta tak percaya begitu jelas terlihat dari raut wajah mereka.
Shimizu yang merupakan perempuan satu-satunya pun sampai menutup mulutnya sendiri karena terlalu terkejut akan fakta yang baru saja ia dengar.
Seolah tak menyangka jika apa yang baru saja keluar dari mulut sang adik kelas adalah kebenaran yang ia sembunyikan selama ini.
"Hi-Hinata.."
Bahkan untuk memanggil nama tersebut saja rasanya cukup susah bagi Sugawara. Dia tak tahu harus berbuat apa, dia masih benar-benar shock atas apa yang ia dengar tadi.
Derrtt
"Oi Hinata boke, kenapa kau meni-"
Ucapan Kageyama terputus saat melihat para senpainya serta Hinata yang berada di dalam kelas.
Dia segera membungkukkan badannya, "Ohayou gozaimashu senpai"
Sugawara memaksakan senyumnya, jantungnya serasa copot tadi saat mendengar suara pintu terbuka seperti tadi. Dia mengira itu adalah teman sekelas Hinata.
"Ohayou Kageyama, kau ingin bertemu Hinata kah? Silakan. Kebetulan kami juga sudah selesai berbicara" Sugawara segera menggeret Daichi serta Asahi yang masih shock, dia memberi kode mata pada Shimizu untuk mengikutinya.
Sama halnya dengan para anak kelas 3, Hinata juga terkejut akan kedatangan Kageyama yang tiba-tiba seperti itu. Dia mengelus dadanya seraya mengatur nafasnya yang sempat tertahan.
"Hinata, nanti datang lah ke kantin ya"
Tubuhnya kembali berjengkit, raut terkejut terlihat jelas dari wajahnya yang masih basah oleh keringat dingin.
"H-Ha'i!!"
Sugawara memberikan senyumnya di ambang pintu, pemuda dengan surai abu-abu itu lantas kembali berjalan pergi bersama para sahabatnya kembali ke kelas mereka.
Kageyama segera masuk ke dalam kelas Hinata, dia mengerutkan dahinya heran saat melihat wajah pucat serta basah Hinata.
Salah satu tangannya merogoh sakunya mengambil sapu tangan yang kebetulan tadi ia bawa dari rumah.
"Chotto"
Dagu di tarik perlahan, mendekatkan wajah mungil itu ke hadapannya. Dengan lembut mengusapkan kain tersebut ke permukaan wajah Hinata.
"Ka-Kageyama-kun??"
Raut terkejut sepertinya tak bisa hilang dari Hinata, dia sedari tadi terus memasang wajah kaget yang mana itu menjadi hiburan tersendiri bagi Kageyama yang melihatnya.
Wajah Kageyama begitu dekat dengan wajah Hinata, bahkan pemuda itu bisa merasakan samar-samar hembusan nafas si surai orange tersebut di wajahnya.
Tanpa sadar wajahnya kembali mendekat membuat Hinata tentu saja kaget bukan main. Jarak di antara sangat tipis, salah pergerakan saja mereka akan berciuman.
Bola mata cokelat madunya melebar karena kaget, di tatapnya manik mata Kageyama yang ada di hadapannya.
Alis yang menukik itu menarik perhatian Hinata, dia bertanya-tanya kenapa raut wajah Kageyama selalu nampak garang setiap saat sampai orang-orang pun kadang salah paham dengan dirinya.
"Apa yang kau lihat boke!!" Sapu tangan yang masih di wajah Hinata dia tekan kuat menutupi wajah pemuda itu.
Kageyama segera menjauhkan dirinya, mengatur ulang nafasnya yang tiba-tiba tertahan karena terus-menerus menatap wajah manis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refleksi {KageHina} COMPLETE ✔
RomanceKarena kecelakaan tahun lalu hidupnya berubah. Kenyataan pahit harus ia dapatkan hanya karena kejadian tersebut. Kejadian yang mungkin saja sangat membekas di ingatan setiap anggota keluarganya. Mereka dua tubuh namun terpaksa menjadi satu. Dia h...