*present*
"YANAN HYUUUUUNG! BANGUUUUUUN."
Percayalah, seumur hidup sepertinya aku tidak akan membutuhkan alarm pagi yang bertentuk elektronik. Aku sudah punya satu dan dia hidup. Yenan.
"Kau tidak lupa kan, Hyung?" Katanya yang menyembul dari pintu kamarku.
"Tidak. Hari ini jadwalku ke rumah sakit kan?"
"Yup. Bersiaplah, kita akan berangkat setelah sarapan. Sekalian aku juga mau menemui Kino."
"Ya."
Tak butuh waktu lama bagiku untuk bersiap. Setelah itu seperti biasa aku sarapan bersama Yenan memakan masakannya yang selalu enak. Lalu kami pun berangkat ke rumah sakit.
Kami berangkat dengan mobil yang kukendarai. Sepanjang perjalanan, tentu saja tidak pernah hening. Yenan adalah seorang penghidup suasana yang baik, bahkan untuk orang yang seperti kehilangan jiwa sepertiku.
"Hyung, apa kau pikir ayah menikah lagi dan membuat lebih banyak anak kembar?"
"Entahlah. Kuharap dia punya anak kembar enam yang sepertimu semua, lalu stres, botak, dan mati. Setelah itu istrinya yang kerepotan sendirian, lalu stres dan mati juga. Lalu anak-anaknya direkrut ke sebuah gank mafia di China. Tamat."
"Imajinasimu mengerikan, hih!"
Aku hanya terkekeh pelan masih sambil fokus menyetir. Jangan salahkan imajinasi mengerikanku. Pertama, sejak sakitku diperparah dengan masalah kejiwaan Yenan tidak membiarkanku bekerja dan aku yang bosan akhirnya menjadi penulis novel web dengan genre aksi dan horor. Kedua, aku memang membenci sosok yang masih Yenan sebut ayah itu. Jangan tanya kenapa, aku tidak akan cerita.
"Hyung, bisa berhenti dulu sebentar di sana?" Kata Yenan sembari menunjuk minimarket yang tak jauh di depan.
Tanpa banyak kata aku hanya mengarahkan mobil ke sana. Lalu memarkirkannya dan berhenti.
"Mau beli cokelat untuk Kino?"
"Iya. Hyung mau menitip sesuatu?"
"Boleh. Belikan aku bola wafer cokelat renyah dengan krim susu dan cokelat yang ada hadiah mainan di dalam kemasannya yang berbentuk telur, satu saja."
"Astaga Hyung, itu makanan anak kecil," katanya sembari membuka pintu mobil.
Aku hanya diam sembari menatapnya tajam.
"Baiklah baik, akan kubelikan."
Tak butuh waktu lama menunggu, Yenan kembali. Ia membawa pesananku dan beberapa kotak cokelat. Tapi tunggu…
"Aku minta satu, bukan satu kotak.""Harusnya kau bilang dengan jelas. Mana aku tahu kau maunya satu buah atau satu kotak," jawabnya acuh sembari mengenakan sabuk pengaman.
"Huh untuk apa satu kotak, konyol sekali kalau kita menyimpan semua mainannya juga," kataku sembari menyalakan mesin.
"Lagi pula kenapa kau juga tiba-tiba memintanya?"
"Hanya ingin. Ah, jadi ingat. Tak apa kan kalau beberapa aku bagikan untuk anak-anak di rumah sakit?"
Yenan tersenyum, "ide bagus."
Setelah itu aku berkendara sampai ke rumah sakit. Di sana kami berpisah. Aku ke ruangan yang biasa tempat aku menemui dokterku. Sementara Yenan mencari Kino.
🍬🍬🍬
"Dokter Adachi?" Sapaku sembari celingukan di ruangannya.
"Ah, penulis Kim? Kau sudah datang?" Sapanya juga sembari menyembul keluar dari balik gorden di ruangan kecil yang ada di sana.
"Sudah kubilang jangan panggil aku begitu. Aku juga menulis karena bosan."
Dokter berkebangsaan Jepang itu hanya terkekeh. Entah apa maksudnya. Ngomong-ngomong dia bukan spesialis paru-paru. Jadwal konsultasiku hari ini… Konsultasi kejiwaan.
"Maaf, tapi tulisan-tulisanmu sudah seperti penulis profesional. Aku masih membacanya di sela-sela waktu senggangku."
Aku tidak terlalu suka dipuji seperti ini. Aku jadi malu sampai harus menunduk.
"Itu kan karena saranmu juga. Tapi terimakasih," kataku.
"Ngomong-ngomong, telur-telur itu kau bawa untukku atau apa?"
Aku meletakkan benda yang dia sebut telur ke meja kecil yang ada di ruangan itu.
"Maaf saja tapi bukan. Aku hanya minta satu tapi Yenan malah membelikanku satu kotak. Aku berencana memberikan beberapa pada anak-anak yang ada di sini," jelasku.
"Astaga kau jadi seperti anak kecil saja," tanggapnya.
"Aku tidak peduli. Ngomong-ngomong apa kita bisa menghentikan basa-basi ini dan langsung mulai saja konsultasinya?"
🍬🍬🍬
A/n.
Serius aku tuh penasaran, kinderj*y itu emang enak ya? Aku suka penasaran tapi ga berani beli kalo liat harganya meski aku punya uang sendiri :"D
Ngehe :"D
Sampai jumpa di chap depan~ Bunga bangke mau kospei jadi panda aja ketimbang dino merah~
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Happiness
Romance"Aku tahu ini salah, tapi pertemuan denganmu tidak akan pernah kusesali" WARN! BxB GS Kok bisa? bisa dong, infinifty gitu loh 😎