*Past*
"Changgu bilang ia sudah terlalu lama membolos, jadi dia pergi ke sekolah hari ini," kata Dokter Jo saat aku menanyakan keberadaan Changgu.
"Sekolah?"
"Iya. Dia masih pergi ke sekolah meski tidak setiap hari. Mungkin dia bosan kalau harus terus belajar dari sini," katanya lagi.
"Kalau begitu apa kau bisa memberitahuku dimana dia sekolah?"
Dokter itu menatapku curiga. "Kau bilang kau temannya? Maaf tapi sepertinya kau terlalu dewasa untuk berteman dengan anak seusianya."
Aku memutar bola mataku malas. Ya memang sih aku ini orang aneh yang dengan tidak tahu dirinya suka pada anak seperti Changgu. Tapi kalian harus ingat, aku memang tidak lurus, tapi aku bukan manusia tanpa belas kasih yang akan mencabuli anak-anak di bawah umur. Aku bahkan tidak pernah berpikir untuk menyentuhnya di luar batas wajar.
"Apa aku terlihat seperti orang jahat, Dokter? Bahkan aku juga pasien tetap di rumah sakit ini," kataku.
"Kau bisa tanyakan pada suster Kang soal ini. Aku memang teman baiknya Changgu," kataku lagi.
Kulihat dokter itu menghela napas. Lalu berkata, "baiklah. Akan kuberitahu."
🍬🍬🍬
Aku melajukan mobilku mengikuti petunjuk dokter itu. Dan ternyata sekolah tempat Changgu belajar merupakan sekolah yang letaknya tak jauh dari rumahku. Ah kalau tahu begini untuk apa aku ke rumah sakit?
Tiba di sana, kulihat area sekitar gerbang sekolah masih sepi. Aku hanya diam duduk menunggu di dalam mobil. Hingga aku mendengar suara bel pertanda berakhirnya jam pelajaran, aku keluar dari mobil.
Kuamati satu per satu anak-anak yang keluar dari gerbang sekolah itu. Hingga kutemukan dia diantara teman-teman sebayanya.
"Changgu-ya!" Panggilku.
Dia menoleh ke arahku. Lalu tanpa diduga ia langsung berlari menghampiriku.
"Yanan Hyuuuung!" Pekiknya.
"Ada apa kau kemari, Hyung?"
"Tentu saja menjemputmu. Ayo kuantar kau pulang," jawabku.
"Huh? Aku tidak mau pulang tuh," katanya.
"Mwo? Waeyo?"
Changgu mengerucutkan bibir. "Kalau aku pulang ke rumah Shinwon Hyung aku hanya akan sendirian di sana."
"Lalu mau kemana?"
Changgu tampak berpikir sebentar. Lalu menjentikkan jari seperti mendapat ide.
"Hyung mau tidak membawaku ke taman hiburan? Kita main di sana, ya?"
Aku mendongak menatap langit. Mendung. Kurasa hujan akan turun. Pergi ke taman hiburan sepertinya bukan ide yang bagus.
"Bukannya aku tidak mau. Tapi lihat, mendung. Nanti kalau hujan bagaimana?" Kataku.
"Oh ayolah. Mendung tak selalu berarti akan turun hujan. Kumohon, Hyung. Aku sangat ingin pergi sana, jarang-jarang loh dokter membolehkanku keluar rumah sakit seperti ini."
Astaga, aku tidak kuat kalau ditatap dengan tatapan memelas yang sangat menggemaskan seperti itu.
"Baiklah, ayo kita pergi…"
Ucapanku terpotong saat tiba-tiba tetesan air berjatuhan dari langit. Tetesannya yang sedikit lama-lama semakin banyak dan rapat.
"Cepat masuk ke mobil!" Perintahku.
"Menyebalkan!" Ketus Changgu sembari membuka pintu mobilku dan masuk ke dalamnya.
"Kan sudah kubilang," kataku.
"Hmmm."
"Mau kemana kita?"
"Tidak tahu!"
"Ke rumahku saja bagaimana? Tidak jauh dari sini. Kita bisa makan ramyeon dengan kuah panas saat hujan turun begini."
"Terserah!"
Aku menggusak rambutnya gemas sebelum menyalakan mesin. Astaga sedang marah saja dia tampak sangat menggemaskan. Oh tidak. Dia tampak lebih menggemaskan dari biasanya.
Menembus hujan yang semakin deras, aku membawa mobilku menuju ke rumah yang jaraknya hanya beberapa ratus meter. Sepanjang perjalanan Changgu hanya diam. Ah dia masih sangat kesal dengan hujan rupanya.
"Sudah sampai. Ayo turun," kataku.
Changgu hanya menurut tanpa banyak kata. Aku lalu mengarahkannya masuk ke dalam dan membuatnya duduk di kursi meja makan. Sementara aku memasak ramyeon.
"Hyung juga tinggal sendiri di sini?" Tanyanya tiba-tiba.
"Tidak juga. Aku tinggal bersama adikku."
"Orangtua kalian?"
"Kami tidak punya orangtua," jawabku santai.
"Ah maaf."
Aku hanya tersenyum sembari meletakkan dua mangkuk ramyeon di meja. "Tidak perlu minta maaf. Ini, makanlah selagi panas."
"Woaaah sepertinya enak!"
Kurasa Changgu sudah tidak terlalu kesal dengan hujan. Baguslah. Aku senang bisa melihatnya makan dengan lahap.
"Apakah enak?"
"Huum! Ini saaaaaaaangat enak!"
Lagi, aku menggusak rambutnya gemas sebelum mulai menyuap makananku. Bahkan mungkin rasanya melihat dia makan saja aku bisa kenyang. Tapi aku tetap harus memakan makananku. Mubazir.
Kami memutuskan fokus pada makanan kami. Aku terlalu senang melihat bagaimana ekspresinya saat memakan ramyeon buatanku. Bahagia bisa sesederhana ini ya?
"Ini sangat enak Hyung! Terimakasih," kata Changgu setelah mangkuknya kosong.
"Aku senang kalau kau suka."
"Tapi di luar masih hujan. Apa yang bisa kita lakukan selama sisa hari ini?"
"Kau suka main video game?"
"Kau punya? Ayo!"
🍬🍬🍬
A/n.
Taraaaa aku tebar tebar gula di malam minggu yang cerah ini.
Malam minggu ngapain kalian? Di rumah aja ya? Cieeee jomblo :>
Gapapa, sama kok :"
Lagian buat apa juga punya pacar? Bunga bangke masih kecil, masih seneng jalan-jalan sama papah terus beli martabak sama es krim :>
Sekian, terimachanggu
Eh jangan, nanti yanan marah
SEKIAN TERIMAKASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Happiness
Romance"Aku tahu ini salah, tapi pertemuan denganmu tidak akan pernah kusesali" WARN! BxB GS Kok bisa? bisa dong, infinifty gitu loh 😎