*Present*
"Yanan! Bangun, jangan tidur di situ aku tidak kuat memindahkanmu ke kamar."
Kurasa aku tertidur secara tidak sengaja. Aku terbangun saat seseorang mengguncang bahuku dan memanggil-manggil namaku. Dan saat aku membuka mata tampak seseorang sedang duduk di hadapan meja kerjaku sembari melambai-lambaikan tangannya di hadapan wajahku.
"Hui Hyung? Ada apa kemari?"
BRAAAK! Dia menggebrak mejaku hingga aku terlonjak kaget dan duduk tegak.
"Ada apa?! Kau tanya ada apa?! Tentu saja aku khawatir! Kau menelponku tapi panggilan terputus begitu saja bahkan sebelum aku menjawab oke, siapa yang tidak khawatir?!"
Astaga. Aku benar-benar kaget. Terlebih nyawaku belum kumpul semua.
"Hyung kau bisa membuatku sakit jantung. Jangan khawatir, aku hanya kehilangan inspirasi saja kok," jawabku malas.
Aku kembali dikejutkan dengan manusia mungil tapi tua ini saat tangannya tiba-tiba menyentuh keningku.
"Kau demam atau bagaimana? Idemu selalu mengalir selancar aliran arus air terjun niagara. Kau bahkan masih ingin menulis dengan mulutmu saat seluruh tubuhmu tidak bisa bergerak!"
"Hmmmm."
"Dan dimana adikmu itu di hari liburnya ini? Bagaimana bisa dia meninggalkanmu yang sedang sakit sendirian begini?" Katanya lagi.
"Aku tidak sakit, Hyung. Maksudku selain paru-paru, aku tidak sedang demam atau sakit kutu air atau apapun," sanggahku.
Hui menatapku tajam. Sementara aku mengabaikannya dan kembali meletakkan kepala di atas meja.
"Yanan, kau ini tidak bisa berbohong. Kau sedang ada masalah, hmm?" Tanyanya dengan suara yang lebih lembut.
"Masalahku hanya kau yang terlalu cerewet, Hyung."
"Yak! Aish anak ini! Benar-benar!"
Aku hanya terkekeh pelan tanpa suara. Mungkin kalian bertanya-tanya, siapa manusia yang terus ribut ini. Hui Hyung, dia adalah editor tulisan-tulisanku. Dia juga salah teman baikku, yang masih tersisa. Maksudku, dulu aku punya banyak sekali teman. Namun, yah kalian tahu, sejak orang-orang tahu kalau aku punya kelainan, semuanya menjauh. Hanya beberapa orang pengertian seperti Hui Hyung dan Yuto yang masih mau dekat-dekat denganku.
"Hyung!" Panggilku.
"Apa?"
"Novel seriku yang 'Murderer in Love' sudah hampir selesai kan?" Tanyaku lagi.
"Iya. Kenapa?"
"Kupikir aku punya ide untuk cerita baru," kataku tanpa repot-repot mengangkat wajahku.
"Katanya kau sedang kehilangan inspirasi?"
"Tadinya. Tapi aku baru saja terpikirkan sebuah ide cerita."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Happiness
Lãng mạn"Aku tahu ini salah, tapi pertemuan denganmu tidak akan pernah kusesali" WARN! BxB GS Kok bisa? bisa dong, infinifty gitu loh 😎