*Present*
"Kurasa kau sudah lebih baik dari sebelumnya. Aku akan mengurangi dosis obat penenang yang harus kau minum," ujar Yuto di akhir sesi konsultasiku.
Ngomong-ngomong dia juga termasuk salah satu teman yang masih kumiliki, jadi kadang aku hanya memanggilnya dengan nama depan.
"Terimakasih."
Aku mengambil resep yang dia berikan. Setelah itu aku beranjak dari tempatku. Namun sebelum itu aku meninggalkan salah satu 'telur' untuknya.
"Untukku?"
Aku mengangguk.
"Astaga aku bukan anak kecil," katanya sembari melirik benda itu.
"Tidak ada larangan bagi orang dewasa untuk mengkonsumsinya."
Aku langsung pergi tanpa repot-repot menunggu responnya. Setelah itu aku berkeliling di sekitar rumah sakit untuk mencari siapapun yang bisa aku beri makanan cokelat dengan kemasan lucu ini.
"Somi!"
Ah kebetulan sekali aku bertemu anak itu sedang berjalan-jalan. Ia menoleh dan mendongak menatapku.
"Panda Oppa!"
Aku hanya terkekeh mendengar panggilan itu. Entah sejak kapan pastinya ia jadi sering memanggilku panda. Katanya ia setuju dengan Changgu yang bilang aku mirip panda.
Aku lalu mengambil dua butir telur mainan itu untukku sendiri dan memberikan sisanya pada Somi.
"I-ini… ini kesukaan Changgu!" Katanya dengan mata yang berkaca-kaca.
Aku mengangguk. "Kesukaan kita semua."
"Tapi Changgu yang lebih menyukainya. Dia selalu sulit disuruh makan, kecuali ini," katanya lagi.
"Ya, aku akan memberinya juga nanti. Ini… adikku membelinya terlalu banyak, kau bagikan dengan teman-temanmu yang lain, oke?"
Somi mengangguk tapi tatapannya sedih. Aku pun menunduk dan menggusak pelan rambut keritingnya yang mulai menipis.
"Kenapa? Hmmm?"
"Aku jadi ingat Changgu. Dulu kadang kami kemoterapi bersama. Sekarang aku sendirian. Kuharap aku juga bisa secepatnya keluar dari sini seperti dia!"
"Kau harus sembuh. Ngomong-ngomong Youngjae kemana? Bukankah kalian sering terlihat bersama?"
"Dia dipindahkan ke rumah sakit lain karena sakitnya tidak kunjung membaik di rumah sakit biasa seperti ini."
"Jadi kau benar-benar sendirian sekarang?"
Somi mendongak sembari tersenyum paksa. Matanya tampak berkaca-kaca.
"Tidak juga. Banyak anak kecil di rumah sakit ini, aku mengenal beberapa dari mereka. Akan kubagikan ini pada meraka. Terimakasih, ya" katanya.
"Baiklah. Kau jangan menyerah ya, Somi? Kau harus sembuh," kataku sembari mengusap kepalanya sekali lagi.
"Aku tidak yakin…"
Aku tersenyum kecut. Bagaimana pun aku tahu Somi hampir mencapai stadium akhir. Apapun bisa terjadi.
"Yah, aku hanya bisa berharap kau bahagia nantinya."
"Apa kau berpikir Changgu juga bahagia setelah melewati penyakit sepertiku ini?"
"Tentu. Dia selalu dalam keadaan tersenyum setiap aku datang untuk melihatnya."
🍬🍬🍬
A/n.
Chap kali ini pendek banget dan gatau ga ada feel nya keknya :"
Tapi aku udah bikin dl buat diriku sendiri, jadi ya tetep aku post
Sampe jumpa besok~ Semoga bisa bagus~
😚😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Happiness
Romance"Aku tahu ini salah, tapi pertemuan denganmu tidak akan pernah kusesali" WARN! BxB GS Kok bisa? bisa dong, infinifty gitu loh 😎