Tasya P.O.V
"Hallo, Mas Chandra. Saya Tasya dan ini ibu dan adik calon suami saya. Kita sekarang bisa kan yah menuju ke akmil dulu? Saya mau jemput calon saya." Kata ku seraya tersenyum.
"Oalah bisa kok mbak. Kalau boleh tau, hari ini mau kemana saja ya mbak?" Tanya Mas Chandra. "Ke Gardu Pandang Silancur, Sendang Mudal, Candi Borobudur. Kalo mas ga keberatan, kami mau makan di Rumah Makan Bale Kambang. Bagaimana?" Tanya ku.
"Boleh mbak. Disana tempatnya bagus kok. Eduwisata juga bisa kalau disana. Cocok untuk liburan keluarga." Kata Mas Chandra yang ku jawab anggukan.
Aku duduk di sebelah Anya di kursi penumpang tengah. Mobil pun berjalan membelah jalan raya yang sudah mulai ramai.
SKIP
Ketika kami sudah sampai di depan Akmil, aku melihat seseorang yang ku kenal. Dia yang kutunggu berbulan-bulan sudah memakai baju akmil nya yang berwarna coklat muda. Baju khusus pesiar. Aku segera mwmbuka lintu mobil dan loncat keluar mobil.
"Tasya!!" Sapanya seraya berlari memeluk ku. Aku memeluk dia juga. "By, Tasya kangen!" Kataku di pelukannya. "By, kamu gimana keadaannya? Baik kan? Udah makan belum? Kamu kurusan sayang!" Kata ku seraya meraba rahang nya yang tegas.
"Hey babe, I'm okay. Aku disini makan ya makan hehehehe walau ga seenak makanan kamu sama bunda sih." Kata Dhika seraya tersenyum. "Kamu diapain aja saat pelatihan?" Tanya ku.
"Ga diapa-apain kok. Ya inilah pelatihan untuk seorang militer sayang. I'm okay." Kata Dhika seraya tersenyum. "Yaudah yuk! Bunda udah nunggu di mobil." Kata ku seraya menarik tangan Dhika. "Ekhem. Kayak kenal nih sama cincin nya." Katanya yang membuat ku tertawa. "Iyalah yang ngasih kan situ." Kata ku seraya tersenyum.
Mas Chandra membantu Dhika meletakan tas nya di bagasi mobil dan kami masuk ke mobil juga. "Assalamualaikum, bunda!" Sapa Dhika. "Ya allah ieu jajaka na bunda. Jadi gagah pisan pakai baju ini. Gimana kabar kamu, Dhika?" Tanya bunda. "Alhamdulillah, baik bunda." Kata Dhika seraya tersenyum.
"Adik a'a kenapa jadi makin cantik yah?" Tanya Dhika seraya tersenyum ke Anya. "Iya dong kan ada Ka Tasya yang bikin Anya jadi cantik." Kata Anya yang membuat ku tersenyum.
"Gimana kabar kamu sayang?" Tanyanya ke aku. "I'm fine. Cuman ya gitu, capek ngajar hehehehe." Kata ku seraya tersenyum. "It's okay. Kamu udah jalanin tanggung jawab kamu." Katanya yang membuat ku tersenyum. "Okay Mas Taruna!" Kata ku seraya tersenyum.
"Dua tahun lagi sayang. Abis itu do'ain semoga aku dapet tugas di Bandung atau di Jakarta ya." Kata Dhika yang ku jawab anggukan. "Selalu, By. Tasya selalu berdoa dimanapun itu kamu ditugaskan semoga dalam keadaan sehat wal afiyat." Kata ku seraya tersenyum.
Kamipun sampai ke Sendal Mudal karna kan cuaca panas jadi enak banget kalo mau berenang. Kami juga udah stand by kok.
Selepas kami puas berenang, kami memilih menyudahi acara renang kami. Setelah mengganti baju kami, kita memilih untuk makan siang dulu. "Kita ke Rumah Makan Bale Kambang ya mas. Nanti Mas Chandra ikut aja." Kata bunda. "Iya bu baik." Kata Mas Chandra.
SKIP
Setelah kami makan, kami memilih ke Candi Borobudur. Karna mumpung cuaca masih cerah. "A, gendong Anya dong. Capek." Kata Anya. "Siap bu!" Kata Dhika seraya tersenyum. Dia langsung menggendong Anya hingga akhirnya kami sampai di tingkat teratas.
Dhika membiarkan Anya berdiri seraya tersenyum menatap pemandangan sekitar. Dia menghampiri ku dan memeluk ku.
"Gimana? Bagus kan?" Tanya Dhika yang ku jawab anggukan. "Ini tempat yang dulu selalu Tasya datangin sama bapak." Jawab ku seraya tersenyum menatap Dhika.
"Don't be sad babe. I'm here with you." Kata Dhika yang membuatku merasakan ketenangan. Aku tersenyum dan menatap nya. "Anastasya Violetta. Saya mau menanyakan satu hal untuk kamu. Walau saya tau saya masih dalam masa pendidikan, dan saya masih harus menjalankan masa dinas selama dua tahun. Tapi ada satu hal yang harus saya tanyakan. Anastasya Violetta, Siapkah kamu menjadi seseorang yang sangat penting bagi saya? Yang selalu menjadi sumber kerinduan dalam hati ini. Yang selalu siap menjadi tempat saya berpulang selain dengan bunda dan Anya? Siapkah kamu?" Tanya Dhika yang membuat ku tersenyum.
Aku merasakan mata ku memanas dan aku memeluk nya. "I'm ready By! I do!!" Jawab ku seraya memeluk nya.
"Kamu tau ga, Sya? Banyak perempuan disini yang selalu ngegodain aku. Tapi kamu tau ga apa yang buat aku ga pernah sekalipun berpaling ke mereka?" Tanya Dhika yang ku jawab gelengan.
"Karna kamu sayang. Kamu dan semua sifat kamu itu mencerminkan wanita yang selalu aku idamkan. Sifat kamu yang ga centil, selalu ceria, dan setia. Itu yang ga pernah aku temuin di cewek lain." Kata Dhika seraya tersenyum. Kami berpelukan lagi.
"Kamu selalu ada di hati ini sayang." Kata Dhika yang membuat ku menangis terharu. "Sssttt! Jangan nangis dong. Masa disini cuaca cerah malah muka kamu yang mendung." Katanya yang membuat ku tertawa. "Iya enggak nangis kok." Kata ku seraya tersenyum.
SKIP
Sudah jam 3 sore, kami menuju ke Gardu Pandang Silancur. Walau track ke wisata ini memang cukup sulit, tapi pemandangan yang disuguhi alam itu bagussssss banget.
"Bagus kan?" Ucapnya meminta pendapat ku. "Iya heeh bagus kok." Jawab ku seraya tersenyum. Dia memeluk ku dan kami tersenyum menatap pemandangan dihadapan kami.
Dan pada akhirnya, selesailah liburan kami bersama Dhika. Kami mengantarkan dia lagi ke Akmilnya.
Aku memeluk nya dan mencium Pipinya. "Good bye sayang! Belajar yang rajin okay. Segera pulang ke Bandung. Miss You and still love you." Kata ku seraya memeluk nya. "Iya sayang. Yaudah aku duluan ya. Bunda, Anya. Dhika duluan ya. Assalamualaikum!" Kata Dhika seraya meninggalkan kami.
"By!!" Panggil ku. Dia menengok dan berdiam di tempatnya berdiri. Aku memegang tangannya dan mencium telapak tangannya. "Love you calon imam." Ucap ku seraya tersenyum. Dhika mencium kening ku dan mengelus wajah ku. Setelah itu kami berpisah.
*******
Yeay! Finally selesai juga. Mereka berpisah sementara guys.Vote and comment jangan lupa ya.
Love you all❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Persit Untuk Kapten
RomanceAnastasya Violetta, seorang wanita yang kerap disapa Tasya memiliki kehidupan yang indah namun mendadak kebahagiaan nya mulai berkurang tatkala sumber kebahagiaan itu sendiri pergi. Rasa sedih itu mulai berganti ketika dia berkenalan dengan seorang...