-Dhika's Family-

2.1K 104 2
                                    

Dhika P.O.V

Aku dan Tasya sudah ada di dalam kereta. Kami bahkan hampir sampai di Bandung. Setelah tadi aku ngasih kejutan ke Tasya, dia jadi nempel gitu sama aku. Katanya kangen hehehehehe.

"Cie! Ada Bu Guru disini." Kata ku seraya mengecup kening nya. "Apaan sih, By. Jangan gitu dong, nanti Tasya malu." Kata nya seraya tersenyum. "Jangan malu dong sayang. Kamu hebat." Kata ku.

"Makasih, By." Kata Tasya seraya menatapku. "Untuk apa hmm?" Tanya ku. "Kamu selalu ada saat Tasya ga ada ide untuk kuliah. Kamu yang selalu bikin Tasya semangat. Kamu ngasih aku kehidupan lagi. Kamu ngasih aku keluarga yang baru lagi. Kamu ngasih aku adik kayak Anya dan ibu kayak bunda. Makasih sayang." Kata Tasya seraya memeluk ku.

Aku langsung memeluknya dan tersenyum. "Keluarga aku, keluarga kamu juga sayang." Kata ku seraya tersenyum. "Tahun depan, kamu jadi mau masuk akmil?" Tanya Tasya yang ku jawab anggukan. "Aku usahain seminggu sekali ke Bandung." Kata Tasya yang ku jawab anggukan. "Jangan paksain okay. Kalo kamu ga bisa juga gapapa kok." Kata ku seraya mengelus rambutnya. "Iya, sayang." Kata nya seraya menenggelamkan wajahnya di dekat leher ku.

SKIP

Aku sekarang sedang membawa tas jinjing Tasya. Kami sedang menunggu taksi online yang aku pesan. "By, sini tasnya biar aku aja yang bawa ya. Berat lho." Kata Tasya yang ku jawab gelengan.

"Udah tanggung jawab aku sayang. Sekarang kamu tunggu taksi okay." Kata ku seraya tersenyum. Saat taksi datang, Tasya langsung naik di kursi tengah sedangkan aku meletakan barang di bagasi dan duduk di sebelah Tasya.

"Kamu siap-siap ya. Ayah di rumah." Kata ku seraya tersenyum. "Emang ayah kamu kerja apa sih?" Tanya Tasya. "Cuman karyawan swasta doang kok. Tapi kerja nya emang di luar kota. Palingan pulangnya dua minggu sekali." Kata ku menjelaskan.

Aku menggenggam tangan Tasya dan tersenyum. "Kamu mau mulai ngajar kapan?" Tanya ku. "Aku kayaknya sih ya, tahun depan baru mulai. Karna ya aku mau istirahat dulu." Kata Tasya seraya tersenyum.

Aku mengelus rambutnya dan merangkulnya. "Apapun keputusan kamu, aku dukung sayang." Kata ku. Dia tersenyum menatap ku. "Aku harap kamu bisa masuk akmil, sayang. Ini impian yang selalu kamu omongin dari dulu. Menjadi seorang abdi negara. Menjadi seseorang yang menjaga bangsa ini." Kata Tasya yang membuat ku menatapnya seraya tersenyum. "Iya sayang. Pasti aku lakuin. Semoga aja aku lulus. Do'ain aku okay." Kata ku seraya mengecup keningnya.

Saat kami sampai di rumah, aku melihat bunda, Anya, dan ayah yang sudah menunggu di teras. "Assalamualaikum!" Ucap kami. Aku langsung menurunkan barang dan membayar taksi pesanan kami. Tasya menyalimi tangan ayah dan bunda lalu memeluk bunda. "Bunda, Assalamualaikum!" Ucapnya yang membuat ku tersenyum.

"Wa'alaikumsalam, sayang. Akhirnya kamu balik ke rumah ini lagi. Bunda kangen sama kamu! Yah, kenalin ini namanya Tasya. Calon mantu kita." Kata bunda.

"Assalamualaikum, om." Kata Tasya yang membuat ayah tertawa. "Kamu masa manggil istri saya bunda, manggil saya om. Panggil saya, ayah juga ya kayak Dhika manggil saya." Kata ayah yang membuat kami tersenyum. "Iya eeuumm ayah." Kata Tasya seraya tersenyum.

"Ka Tasya!" Teriak Anya seraya berlari. "Hallo, anak manis!!" Kata Tasya seraya memeluk Anya. "Ka, Anya kangen kakak!" Kata Anya seraya menangis di pelukan Tasya.

Ya harus aku akui kalo kedekatan Anya dan Tasya sangatlah erat. Bahkan lebih kayak kakak adik. Wajar sih, Tasya penyuka anak-anak. Jadinya dia gampang mendekati diri sama Anya.

"Kan ada boneka dari kakak sayang." Kata Tasya seraya tersenyum menghapus air mata Anya. "Tetep aja beda kak. Kakak lebih spesial kalo kata a'a kakak tuh spesial kayak martabak." Kata Anya yang membuat ku terlonjak kaget.

Persit Untuk KaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang