-Kabar Duka-

1.8K 92 2
                                    

Tasya P.O.V

Sudah seminggu ini aku tidak mendengar kabar dari suami ku. Aku berusaha positive thinking mungkin karna dia sibuk di tempat penugasannya.

Aku bersiap dengan PSL ku, aku merapihkan kerudung hijau ku. Aku bercermin dan menatap perut ku.

'Hallo kesayangan mama! Nanti kita ketemu ayah ya nak. Nanti sore ayah pulang lho.' Batin ku.

Saat aku sedang memakai lipstick ku, aku melihat ada telfon masuk. Ternyata dari Ka Naya.

"Assalamualaikum, kak. Kenapa?" Tanya ku. "Sya, suami kakak baru ngabari kakak. Katanya ada beberapa prajurit yang dinyatakan hilang." Kata Ka Naya yang membuat ku cemas.

"Jangan bilang, suami aku termasuk kak." Kata ku seraya meremas seragam ku. "Maaf, Sya. Tapi salah satunya suami kamu." Kata Ka Naya yang berhasil membuatku menangis.

"Lanjutkan pencarian kak. Temuin suami Tasya." Ucapku seraya menangis. "Maaf, Sya. Tapi menurut teman-teman suami kakak, kemungkinan besar prajurit yang hilang di karnakan jatuh ke jurang." Kata Ka Naya.

"Ga mungkin kak. Suami aku pasti ga akan semudah itu jatuh kak. Ga mungkin!!" Kata ku histeris.

Aku memilih duduk dan menenangkan diriku. Semua ini ga mungkin! Dhika ga akan mungkin pergi ninggalin aku!!

Tiba-tiba semua kenangan ku dan Dhika kembali terputar. Ketika kami bersama, ketika kami makan bersama, ketika kami menikah, dan kenangan kami lainnya.

Aku mengelus perut ku dan mulai menangis.

"DHIKA!! WHY YOU LEAVE ME ALONE BABE?!! PLEASE CAME BACK TO ME!!" Teriak ku histeris.

Aku mulai menangis tapi saat aku mengingat perkataan Dhika untuk menjaga anak ku, aku mulai menenangkan diriku.

Tok!! Tok!! Tok!!

Aku menghapus air mata ku lalu membuka pintu, ternyata ketiga sahabat ku dan Ka Vhiya. Aku melihat mereka menangis lalu mereka memeluk ku.

"Kalian kenapa?" Tanya ku. "Haikam bilang dek, katanya suami lo hilang saat penugasan." Kata Ka Vhiya yang membuatku lemas.

Aku menundukan kepalaku dan menganggukan kepala. Aku mulai menahan tangis ku.

"Gimana anak gw kak?" Kata ku seraya mengelus perut ku. Aku mulai menangis menyadari kemungkinan anak ku lahir tanpa ayah.

"Sabar kak. Sekarang gw tanya sama lo. Lo yakin suami lo hilang dan udah meninggal??" Tanya Waffa yang ku jawab gelengan. "Ga tau kenapa, gw yakin dia masih hidup, Waf." Kata ku.

"Kalau begitu, lo harus yakin kak. Jangan sedih." Kata Waffa yang ku jawab anggukan.

Aku mengelus perut ku, dan aku melihat ada beberapa ibu persit mendatangiku.

"Dek Tasya, maaf kami telat. Kami baru mendengar kabar kalau salah satu prajurit yang menghilang adalah Lettu Dhika. Maaf sebelumnya tapi jika dek Tasya berkenan, nanti sore kami tunggu di kantor Persit." kata Bu Ani.

"Baik bu, saya bersedia." jawab ku seraya menundukan kepala ku. "Untuk hari ini, kamu jangan ikut kegiatan persit dulu ya, Sya. Kamu dan beberapa istri prajurit akan istirahat dirumah dulu. Adik-adik ini temannya dek Tasya kan?" Tanya Bu Ani yang membuat keempat sahabat ku menganggukan kepala.

"Saya titip Tasya yah. Dia butuh kalian disaat-saat seperti ini." kata Bu Ani. "Siap bu!" Kata Waffa.

Bu Ani, Bu Masya, dan Mbak Citra menghampiriku lalu memeluk ku. "Ingat, Sya. Inilah konsekuensi menikah dengan prajurit. Selama kamu yakin suami kamu masih bernafas maka disaat itulah kamu harus mempertahankan keyakinan kamu. Jaga janin kamu ya. Dia butuh perhatian ibunya." kata Mbak Citra yang ku jawab anggukan.

******
Sengaja bikin nya part pendek guys. Abis ini langsung loncat ke Masanya Tasya melahirkan yah.. jadi udah beberapa bulan kemudian..

Vote and comment ya guys

Love You All

Persit Untuk KaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang