Setahun Kemudian..
Dhika P.O.V
Hari ini adalah hari kelulusan ku. Aku sengaja ga ngasih tau Tasya karna aku mau surprise ke dia. Dia tau sih kalo tahun ini aku lulus. Tapi setiap dia nanya kapan wisuda nya, selalu aku jawab rahasia. Alhasil, hari inilah aku akan wisuda dan langsung ke Depok untuk jemput Tasya.
"Gimana, Dhika? Udah siap?" Tanya bunda yang ku jawab anggukan. "Siap, sudah bun." Kata ku seraya tersenyum.
Aku membenarkan letak dasi ku. Bunda membantu ku. "Nanti beberapa tahun lagi, bukan bunda yang bantu kamu tapi Tasya. Kamu udah dapat gelar S1 lho. Kamu juga udah dewasa. Kamu udah punya seseorang yang harus kamu jaga. Tasya. Jaga dia. Awas kamu sakitin dia. Bunda lempar kamu ke benua antartika." Kata bunda yang membuat ku tertawa. "Siap, bunda!" Kata ku seraya tersenyum.
"A'a nanti Ka Tasya kesini kan a? Atau besok?" Tanya Anya. "Besok kayaknya sayang. Kan a'a mau ketemu keluarganya Ka Tasya. Anya gapapa kan ketemu Ka Tasya nya besok?" Tanya ku. "Iya, a!" Kata Anya seraya tersenyum. Aku memasukan tas baju ku ke dalam bagasi mobil dan kami sekeluarga menuju ke gedung universitas ku.
SKIP
"Andhika Amartha Raja! Putra dari bapak Ryan Akbar. Prestasi, siswa tercerdas dalam angkatan. Predikat, A!" Kata MC. Aku maju ke depan dan bersalaman dengan beberapa dosen. Setelah selesai, aku memeluk bunda dan ayah.
"Selamat untuk a'a ya! Semoga selalu sukses. Dimudahkan jalannya untuk menjadi seorang abdi negara. Dan semoga selalu menjadi kebanggaan kami." Kata bunda yang membuatku tersenyum.
"Congratulation putra ayah! Semoga kamu selalu sukses. Semoga tuhan selalu mendengar do'a kamu untuk berbakti pada negara. Ayah selalu bangga sama kamu." Kata ayah yang ku jawab anggukan. Kami berpelukan seperti pria.
Dan aku memeluk Anya. "Selamat a'a!" Kata Anya yang membuat ku tersenyum dan mencium kening Anya. "Makasih adik a'a yang cantik!" Kata ku seraya memeluknya.
"Yuk! Kita foto formal dulu. Kamu sih ga mau Tasya dateng. Kan bagus kalo dia ada. Nanti ada foto kalian berdua." Kata Bunda yang membuatku tersenyum. "Gapapa bun. Kalo Dhika kan ga mau ngeberatin dia juga. Dia masih baru kerja. Kasian kalo keseringan pergi ke Bandung. Walau emangsih dia pergi nya hari sabtu pas libur tapi kasian aja nanti dia kecapean." Kata ku seraya tersenyum membayangkan wajah Tasya.
Hubungan kami sudah setahun 3 bulan. Tapi kalo kata orang kan biasanya rasa cinta akan mulai memudar, kalo aku sih enggak. Justru makin besar.
Setelah foto formal selesai, kami langsung menuju ke stasiun. Aku akan langsung berangkat ke Depok. Aku udah chat Ka Clay untuk di jemput dan dia dengan bahagia langsung mau jemput.
SKIP
Saat ini aku udah di kereta. Aku masih aja chat sama Tasya dan bilang kalo aku lagi ngerjain tugas. Tugas percintaan maksudnya hehehehe.
Aku menatap pemandangan disekeliling kereta yang terlihat menyejukan. Bandung memang masih asri. Dengan banyak sawah dan pepohonan membuat banyak orang merasa enggan untuk kembali ke kotanya karna terlalu betah di kota Bandung. Kereta sudah sampai di beberapa stasiun.
Tiba-tiba ada tanda darurat yang membuat kami yang berada di gerbong 9 kaget. Para pekerja di kereta mulai berlari kesana kemari. "Ada apa ya mas?" Tanya ku. "Ada orang aneh yang masuk ke kereta. Dia kayak membawa sesuatu yang mencurigakan. Tadi ada satu laki-laki yang dia buat pingsan." Kata pekerja yang ku tanya.
"Di gerbong berapa?" Tanya ku. "Gerbong 7!" Kata pekerja itu. Aku langsung berdiri dan menuju ke pintu gerbong. "Semuanya harap tenang! Sekarang tolong kalian semua amankan barang berharga kalian. Handphone, identitas dan apapun yang penting. Kalian harap segera ke gerbong belakang! Beberapa laki-laki tolong ikut dengan saya. Kita harus amankan penumpang yang lain!" Kata ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persit Untuk Kapten
RomanceAnastasya Violetta, seorang wanita yang kerap disapa Tasya memiliki kehidupan yang indah namun mendadak kebahagiaan nya mulai berkurang tatkala sumber kebahagiaan itu sendiri pergi. Rasa sedih itu mulai berganti ketika dia berkenalan dengan seorang...